Tangan bulat milik Sienna bergerak tidak sabar. Jemarinya mengetuk-ngetuk alas meja. Dua kopi hitam dingin juga sudah habis ia teguk dan berhasil membuat kakinya ikut terhentak, seirama dengan detak jantung yang seperti terpacu liar. Mata Sienna menatap kaca café dengan gugup. Kepalanya bergerak ke kanan dan kiri. Kenapa? Sienna pun bingung alasan apa yang membuatnya seperti ini.
Kopi. Iya karena kopi. Ini efek minum Americano dua gelas sekaligus hibur dirinya sendiri.
"Na."
Drop and boom. Iya gue habis hari ini Sienna memejamkan matanya sebelum menoleh kearah pemilik suara berat itu.
Teman baiknya, Gavin Maranatha.
Sienna menoleh kearah sumber suara dan menemukan Gavin berdiri tegak dengan sweater putih dan topi kupluk dengan warna senada. Kacamatanya masih melekat diwajah pria itu. Gavin menarik kursi disebelah Sienna tapi tangan Sienna menghentikan gerakan Gavin.
"Vin..." ucap Sienna lirih. Ia mengambil napas dalam dan mendongakkan wajahnya pada Gavin yang masih menatapnya lurus, tanpa ekspresi yang jelas. "Duduk didepan gue. Ada yang mau gue jelasin."
Tanpa bertanya apapun, Gavin duduk dan melipat tangannya didepan dada. "Serius banget ya, Na?"
Sienna mengangguk berkali-kali.Ia menghela napas lagi. Tangannya yang ada diatas meja mengepal keras. Gavin dapat melihat kegugupan Sienna dengan jelas.
YOU ARE READING
The Life After Bachelor Party - COMPLETED
RomanceSienna Veronika tidak pernah tahu bahwa keputusannya untuk datang ke Bachelor Party milik Lukas akan membawa dirinya memasuki kehidupan Stefan Dharmawijaya, Gavin Maranatha, Erick Hikicchi, dan Lisa Morelli. Warna dari setiap orang yang akhirnya men...