Sienna mengatur napasnya perlahan ketika ia berhasil keluar dari kincir ria. Matanya merah dan keringat dingin mulai keluar dari sekujur tubuhnya. Napas berat masuk dan keluar. Sienna juga masih bisa merasakan detak jantungnya yang berdetak sangat cepat.
"Na?" Stefan menahan tawa dan duduk disamping Sienna.
Sienna melirik Stefan dengan tajam dan meninju lengan pria itu berkali-kali, "Sumpah, ya! Lo akan masuk kedalam daftar blacklist gue!"
Stefan tertawa kecil lalu beranjak dari bangku, "Na, mau gue beliin teh panas atau air mineral?"
"Air."
"Oke. Lo tunggu disini. Jangan kemana-mana."
"Iya, bawel."
Stefan tersenyum lagi lalu mengacak rambut Sienna dengan gemas sebelum akhirnya pergi membeli air mineral.
Sienna merengut sampai memastikan bayangan Stefan termakan oleh hiruk-pikuk pengunjung Peony Land. Setelah memastikan Stefan tidak bisa terlihat lagi, ia memikirkan semua skenario yang dapat terjadi.
Gue harus ngapain sekarang? Gimana caranya gue mengulur waktu? Iya, gue butuh waktu sepanjang mungkin karena gue aja belum tau apa yang gue rasa ke Stefan.
Sienna berhenti sejenak.
"Belum?"
Belum?
Sienna membenamkan wajahnya pada dua telapak tangannya. Ia benar-benar ingin berteriak sekuat tenaga karena bukan hanya jantungnya yang tidak tenang, namun sekarang kepalanya ikut ribut sendiri.
"Gavin. Iya, gue butuh Gavin." Tangannya merogoh ponsel dan tangannya membeku. Ia menatap nomor Gavin yang ada dihadapannya dan menghela napas. Kini ia kembali membenamkan wajahnya.
YOU ARE READING
The Life After Bachelor Party - COMPLETED
RomanceSienna Veronika tidak pernah tahu bahwa keputusannya untuk datang ke Bachelor Party milik Lukas akan membawa dirinya memasuki kehidupan Stefan Dharmawijaya, Gavin Maranatha, Erick Hikicchi, dan Lisa Morelli. Warna dari setiap orang yang akhirnya men...