BAB 15 : SPIN AROUND

60 9 0
                                    

Gue menatap mata bulat yang besar itu dengan seksama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gue menatap mata bulat yang besar itu dengan seksama. Gue bisa merasakan pandangan itu terbalut oleh cinta yang dalam. Belum lagi, setiap pipi gue disentuh oleh dia, gue bisa merasakan panas yang begitu hebat. Gue nggak tau pasti apa penyebabnya. Tapi, gue yakin, belum pernah satu kali pun gue merakan hal ini.

Pipinya yang tembem dan memerah jika tertawa juga terlihat sangat manis. Apalagi kalau dia tiba-tiba manggil gue dengan posisi tangannya yang menutupi pipinya secara tidak sempurna. Sumpah, gue baru tau ada manusia se-imut ini. Dia imut, cantik, baik, polos belum lagi pinter. Gue yakin, kalau gue nikah sama dia, anak kita pasti punya otak yang hebat. Otak kirinya, bagian analitis pasti ikut ibunya dan otak kanannya kayak gue. Karena kreativitas gue tidak perlu dipertanyakan lagi.

"Rick?" Lisa menyenggol lengan Erick secara perlahan, mencoba untuk menyadarkan Erick dari lamunannya.

Mata Erick membulat dan ia menegakkan cara duduknya. Ia berdeham dan tersenyum simpul, "Eh, iya. Sampai mana kita, Lis?"

"Katanya mau kasih denger lagu baru lo, gimana sih," seru Lisa dengan bibirnya yang mengerucut.

"Katanya mau kasih denger lagu baru lo, gimana sih," seru Lisa dengan bibirnya yang mengerucut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Erick mengangguk, bener juga gue kan mau kasih denger dia lagu Ramera terbaru. Erick menghela napas pelan dan mulai mengumpulkan semua jiwa-jiwanya yang barusan terlepas oleh lamunan liar miliknya. Nope. Kok liar sih, Rick? Lo cuman habis ngelamunin hidup lo kedepan sama Lisa. Itu tidak liar! Erick mencoba membela dirinya sendiri.

"Erick!" seru Lisa lagi. Saat Erick menoleh kearahnya, Lisa menunjukkan bahwa jam sudah menunjukkan pukul tiga sore. Dimana shift Lisa akan dimulai pada puluk lima sore. Itu berarti ia hanya punya waktu tiga puluh menit-dengan hitungan perjalanan yang akan Lisa tempuh dengan bis.

"Maaf, Lis. Otak gue lagi nggak fokus. Sorry,ya," rajuk Erick, manja. Iya mikirin lo soalnya.

Alis Lisa turun dengan kecewa. Ia menghela napas lalu dengan mudahnya menyenderkan kepalanya pada Erick. "Lo mau cerita sesuatu, Rick?"

Erick menatap mata Lisa yang tepat ada dibawahnya. Matanya tidak berhenti pada bola mata Lisa. Tetapi, matanya berjalan menelusuri hidung Lisa yang mancung dan bulat, pipinya yang tembem dan berhenti pada bibir Lisa. Erick hampir saja mendekatkan wajahnya sebelum Lisa menyela gerakannya.

The Life After Bachelor Party - COMPLETEDWhere stories live. Discover now