15. FIN DU DESTIN - [END OF DESTINY]

31 3 0
                                    

╭⋟───────────────────────╮White Tulips

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

╭⋟───────────────────────╮
White Tulips

Bunga tulip putih menandakan kesucian, kepolosan, dan kerendahan hati. Selain memiliki makna kesucian, bunga tulip putih ini juga melambangkan rasa simpati atau permintaan maaf, pengampunan, dan penyesalan.

Valley Florist.
╰───────────────────────⋞╯

-------- ≪ °✾° ≫ --------

Beberapa hari terlah berlalu, keadaan Am masih sama dengan pertama kali ia dilarikan ke rumah sakit.

Vall dan Yong Jin bergantian menjaga Am ditemani Jay dan Hyun. Perselisihan antara Vall dan Hyun masih terjadi. Mereka saling diam membisu, menganggap tak saling kenal. Perang dingin.

Dokter yang menangani Am mengatakan, tidak tahu pasti kapan Am tersadar. Karena banyak darah yang keluar dari kepalanya. Bahkan dokter tersebut mengatakan, satu keajaiban jika Am bisa tersadar dalam beberapa hari kedepan.

Vall dan Jay datang menghampiri Yong Jin dan Hyun yang duduk di depan ruang rawat Am. Mereka duduk dengan pikiran masing-masing.

Hyun menyenderkan kepalanya ke pundak Yong Jin, sedangkan Yong Jin sendiri duduk tegap menatap tembok putih sambil melamun.

"Mister, kalian berdua pulang saja. Aku dan Jay yang akan menjaganya," katanya kepada Yong Jin.

Tanpa basa-basi, mereka bergantian berjaga. Tak ada perkataan penting untuk sekedar mengalihkan perhatian.

Setelahnya, Hyun dan Yong Jin pergi meninggalkan mereka berdua.

- ˏˋ ✎ ˊˎ -

Siang berganti malam, Vall berjaga sendirian karena Jay mencari makanan di luar.

Dokter menghampiri kamar Am, pengecekkan secara berkala sebelum memasuki waktu istirahat.

Vall ikut menemani dokter ke dalam kamar Am. Terlihat dengan jelas perubahan tubuhnya semenjak beberapa hari di rumah sakit.

Tetap menawan tapi penuh dengan luka dan wajah pucatnya yang tidak bisa ditutupi.

Tak ada angin, tak ada hujan, air mata Vall kembali jatuh membahasi pipi. Rasa sesal di dalam hatinya tetap ia rasakan hingga sekarang. Selalu berandai-andai dengan masa lalu. Jiwanya terlalu rapuh.

Setelah dokter selesai memeriksa Am, dokter meninggalkan Vall sendirian di dalam kamar tersebut.

Rasa hampa menghampiri seiring waktu yang sudah menunjukkan malam hari. Dalam kesunyian, Vall terus membayangkan hal-hal yang kemungkinan akan terjadi secara tragis. Pikiran itu masuk tanpa ada permisi dari pemiliknya.

"Bagaimana jika Am lebih dulu meninggalkannya?"

- ˏˋ ✎ ˊˎ -

Hari ini, tepat sudah sebulan Am dirawat di rumah sakit. Masih sama keadaannya seperti hari pertama, Am masih tidak sadarkan diri.

DESTINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang