Kehamilan Baekhyun kini memasuki usia ke-empat bulan, ternyata sudah begitu banyak hal menyenangkan yang terlewat. Kehamilan Baekhyun bukanlah sesuatu yang mudah, masa-masa ngidamnya terkadang membuat orang-orang dirumah sangat kesal. Seperti saat ini, kini sudah pukul 1 pagi dan Baekhyun mengetuk pintu Sehun dengan sangat keras.
"Apa Baekhyun? Tidak bisa tidur lagi?" ujar Sehun dengan suara seraknya, demi Tuhan ini masih sangat malam, kenapa kesayangannya membangunkannya?
Baekhyun menggelengkan kepalanya, "Aku lapar.... ingin makan tteokbokki..." rengut Baekhyun dengan menggemaskan.
"Baekhyun, di Barcelona tidak ada tteokbokki...."
Baekhyun merengut hampir menangis, "A-aku mau tteokbokki hiks... kamu buatkan!"
Oh sungguh, Sehun tidak tahan apabila Baekhyun menangis. Akhirnya Sehun bergegas membawa Baekhyun ke dapur, berbekal internet Sehun pun bergerak membuatnya. Bahan untuk membuat kue beras syukurlah lengkap, tapi bumbu gochujang? Sehun benar-benar tidak habis pikir.
Namun dengan memutar otaknya, saus tomat untuk spagetti ia tambah sedikit merica agar sedikit pedas. Ingat, Baekhyun tengah hamil tidak boleh makan makanan yang terlalu pedas. Setelah satu setengah jam berlalu akhirnya tteokbokki dadakan pun akhirnya hadir dihadapan Baekhyun.
Walaupun tidak seenak dengan bumbu gochujang, rasa tteokbokki ini lumayan. Baekhyun memakan semangkuk tteokbokki itu dengan lahap, Sehun menatap Baekhyun yang menikmati makanan buatannya pun tersenyum senang. Namun ia sangat tidak tahan dengan rasa kantuknya. Diam dan perlahan ia melipat tangannya kemudian menaruh kepalanya diatasnya, membiarkan Baekhyun makan dengan tenang sementara dia menemani.
Saat setelah selesai makan, Baekhyun melihat Sehun yang tertidur. Hatinya tak kuasa melihat Sehun kelelahan karenanya, ia merasa bersalah, sungguh. Perlahan ia menggoyangkan bahu Sehun, sang empu terkejut kemudian mengusap wajahnya.
"Pukul berapa ini?"
"Pukul 3, bisakah kita tidur sekarang?" balas Baekhyun.
Sehun mengangguk, kemudian bangkit bersama Baekhyun meninggalkan dapur. Namun bukannya kembali ke kamarnya, Baekhyun malah mengikuti Sehun hingga ke depan pintu kamar Sehun. Sehun memandang Baekhyun dengan bingung, apakah ia masih lapar? pikir Sehun.
"Ada lagi yang kamu inginkan?" tanya Sehun dengan lembut.
Baekhyun yang sedari tadi menunduk perlahan mengangkat kepalanya, tangannya terangkat mencubit kaos yang Sehun kenakan.
"B-boleh tidak... aku tidur denganmu?" tanya Baekhyun pelan.
Di lorong hanya ada mereka berdua, tentu saja Sehun mendengarnya dengan jelas. Secepat kilat Sehun menoleh kearah lain menyembunyikan pipinya yang merona, melihat rona di pipi Sehun membuat Baekhyun tertular malunya.
"I-ini permintaan bayinya... bukan mau aku..." sambung Baekhyun kemudian ikut menolehkan kepalanya kearah berlawanan.
Sehun kembali menatap Baekhyun, ia tersenyum kecil.
"Jika pun itu kemauanmu, aku juga tidak keberatan. Kemari!"
Tangan Baekhyun ditarik, kemudian di rebahkan disebelah Sehun. Meletakkan kepala Baekhyun ke lengannya kemudian Sehun memeluk pinggang Baekhyun, perlahan ia mengelus pinggang yang mulai membesar itu.
"Anak ayah tidur~ tidur~" Sehun bersenandung.
Sementara Baekhyun hanya bisa memejamkan matanya malu dengan pipi memerah, dan Sehun tersenyum dalam tidurnya. Andai semua ini dapat bertahan selamanya.
Jelmaan Rahwana
Anggota ke polisian Seoul Korea Selatan telah sepakat untuk menutup pencarian istri Park Chanyeol yang hilang, karena kurangnya petunjuk membuat mereka menyepakati bahwa Park Baekhyun sudah meninggal.
Penutupan kasus itu tentu saja membuat Chanyeol merasa sangat terpukul, kepada siapa lagi ia harus meminta pertolongan? Tuhan bahkan tidak sudi memberikan dia petunjuk mengenai keberadaan istrinya. Rekaman yang di kirim pun sangat tidak berguna, tidak ada yang mengenali pemilik suara itu.
Habis sudah, hidup Chanyeol kini terasa percuma.
Pihak keluarga besar Baekhyun telah mengikhlaskan dan akan segera membuat pemakaman untuk mengingat ke pergian anak kesayangan mereka yang tidak pernah di temukan. Begitu pula pihak keluarga Chanyeol, hanya dapat memberikan kata-kata penguat untuk anak mereka melihat betapa hancurnya anak mereka.
Langkah kaki itu berat, namun tetap Chanyeol paksa bawa berjalan menuju rumah sederhanya. Ia bersedih, saat ia buka pintu rumah itu tidak ada orang disana. Tepat didepan pintu, Cahnyeol tak kuasa menjatuhkan lututnya menangis. Suaminya yang ia cintai hilang, tidak diketahui dimana pun. Dan dengan berat hati orang-prang mengecapnya telah meninggal, ia tidak kuasa terus menangis merasa sedih karena demi Tuhan ia sangatlah mencintai suaminya.
Seharusnya ia tidak pergi bekerja hari itu, seharusnya ia pergi terlambat atau apapun. Chanyeol untuk ke sekian kalinya menyalahkan dirinya, ia sangat tidak berguna.
Ke esokan harinya seluruh keluarga besar datang menghadiri pemakaman Baekhyun, makam itu kosong, tidak ada mayat didalamnya. Hanya ada batu nisan berukirkan nama Park Baekhyun diatasnya, saat semua orang kini telah pergi dan hanya tersisa Chanyeol saat itu pula ia kembali menjatuhkan lututnya didepan batu nisan itu.
"Aku yakin, kamu masih hidup, demi Tuhan jika suatu hari aku menemukanmu. Pasti, aku pasti aku akan menemukan kamu, Park Baekhyun suamiku." lirihnya kemudian pergi meninggalkan makam itu.
Namun tidak lama kepergiannya seseorang datang, berdiri didepan nisan itu. Menatap batu nisan itu dengan sinis, kemudian tersenyum licik. Siluetnya yang elegan membuatnya terlihat seperti 'tidak biasa', perlahan ia mengeluarkan sebuah rokok kemudian membakarnya. Ia merokok didepan didepan makam itu, tangannya yang terbungkus sarung tangan hitam membuatnya terlihat sangat, sangat, sangat 'berbeda'.
Setelah beberapa hisapan, rokok itu ia lempar mengenai batu nisan itu seakan mengejek.
"Kamu kehilangan kepercayaanmu terhadap istrimu Park Chanyeol, aku ingin tahu apa yang akan terjadi jika dia kembali sembari menggenggam seorang anak di gendongannya. Akankah kamu menerimanya seperti yang kamu ucapkan didepan nisan ini?"
Kyungsoo meludah didepan nisan, makam kosong itu tidaklah perlu dihormati menurutnya. Orang itu hanya hilang, bukan meninggal.
"Jangan terlalu kasar, sayang. Jika suatu saat itu terjadi, bukankah akan menyenangkan melihat wajah konyol mereka semua?" ujar Junmyeon yang entah dari mana datang berdiri disamping Kyungsoo, kemudian menggandeng pria itu.
"Pria itu hamil empat bulan, menurutmu apa yang akan terjadi? Saat dia benar-benar melahirkan anak itu, kemudian memberi tahu Chanyeol bahwa itu adalah anak Chanyeol bukan anak Sehun."
Junmyeon ber-smirk ria, "Kita hanya perlu tetap seperti ini, menutup semua jalan kemungkinan Chanyeol dapat menemukan Baekhyun, dan biarkan waktu menghancurkan rencana matang ini. Karena seperti kata pepatah....--"
"Bagaimana pun caramu menyembunyikan bangkai, suatu saat akan tercium juga." ujar Kyungsoo dan Junmyeon bersamaan.
Mereka tidak tahu kapan hal itu akan terjadi, dimana Chanyeol dapat menemukan Baekhyun. Mereka tidak tahu kapan kebahagian Sehun akan direngut kembali, namun mereka hanya tahu suatu saat Baekhyun akan kembali pada Chanyeol.
Karena sejatinya Rama lah yang memenangkan sayembara, hukuman bagi pasangan yang berkhianat dan Sita tidak ingin di cap pengkhianat karena bagaimanapun ia menikah dengan Rama. Walau hatinya benar-benar sudah berlabuh pada sang antagonis, Rahwana.
To Be Continue
![](https://img.wattpad.com/cover/249774512-288-k132620.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jelmaan Rahwana
FanficRahwana adalah penjahat. Rama adalah pahlawan. Begitulah orang-orang mengenal kisah cinta Rama dan Sinta, tapi pada kenyataannya tidak seperti itu. Oh Sehun, bisa disebut ialah jelmaan Rahwana. Ia menculik Byun Baekhyun yang sudah terikat dengan P...