CHAPTER 6

169 29 24
                                    

Sudah sepuluh jam mereka terbang diudara, tampak hari kini pun sudah malam. Semua orang yang ada dipesawat ini sudah tertidur, namun Baekhyun masih terjaga.

Matanya masih terbuka, sulit untuk disatukan. Ada rasa takut, khawatir, dan pula cemas yang mengganjal di dadanya. Tubuhnya ia senderkan ke Jendela pesawat, matanya masih memandang ke keluar jendela.

Ada satu hal yang terlontar dari hatinya, "Aku merindukan Chanyeol".

Sungguh, ia kini tengah memikirkan Chanyeol suaminya. Apakah suaminya sudah makan malam sekarang? Apakah sudah tidur? Adakah seseorang yang akan mengingatkannya untuk mencuci kakinya sebelum tidur hari ini?

Sesungguhnya, cinta Baekhyun sangatlah tulus pada Chanyeol.

Sementara di sisi lain, Chanyeol sudah tertidur pulas dengan mata yang lelah. Ia sangat pusing karena memikirkan Baekhyun yang hilang, jujur saja ia merasa kehilangan.

Saat Baekhyun masih membuka mata dan menatap jendela, tiba-tiba ia mendengar langkah kaki mendekat ke arah kursinya. Baekhyun pun segera menutup matanya berpura-pura untuk tidur.

Orang itu adalah Sehun, Sehun membangunkan Kyungsoo untuk menyuruhnya pindah ke kursinya. Dengan senang hati Kyungsoo pun pindah, dan Sehun pun duduk disebelah Baekhyun menggantikan Kyungsoo.

Setelah mendudukan diri, Sehun menghela nafas. Ia melihat Baekhyun disebelahnya, perlahan tangannya membungkus jari-jari Baekhyun yang halus. Kemudian berkata, "Jari ini sungguh kecil, tidak seperti Jongin."

Dalam diam Baekhyun kebingungan.

"Siapa Jongin?" dalam benak Baekhyun bertanya-tanya.

Perlahan jari Sehun menelusuri pipi Baekhyun, dan lagi berkata dengan menyematkan nama Jongin didalamnya.

"Lihat wajah ini, benar-benar tidak mirip dengan Jongin. Sungguh, ia sama sekali bukanlah Jongin. Tapi sifatnya yang lembut itu, sangat Jongin sekali." ujar Sehun melirih.

"Oh, Kim Jongin. Sesungguhnya aku mencintaimu, tapi bisakah engkau lihat karya Tuhan ini. Kau dan dia sama-sama indah, aku mohon maaf karena tidak bisa menahan perasaan cinta ini untuknya. Kumohon, maafkan aku." Sehun bergumam sembari mengelus rambut Baekhyun.

Namun gumaman itu terdengar oleh Baekhyun. Dan Baekhyun hanya bisa menahan nafasnya. Sedikit banyak ia merasa iba, namun rasa benci pun juga tak elak ada.

Baekhyun bingung, dan tidak lagi mengerti perasaannya terhadap Sehun. Satu hal, ia berharap Chanyeol segera menyelamatkannya.

Jelmaan Rahwana

Matahari terbit dari ufuk timur, begitu indah terlihat dari kaca jendela pesawat. Namun keindahan itu tidak mampu membuat Baekhyun tersenyum. Satu jam lagi, mereka akan mendarat dan di kepala Baekhyun hanya terisi mengenai cara kabur setelah mendarat nanti.

"Sarapan anda, tuan Baekhyun."

Kyungsoo meletakkan nampan makanan didepannya, tapi dirinya tidak sedikit pun menoleh dan tetap memandang keluar jendela. Seakan-akan, pemandangan yang layak dipandang hanya sesuatu yang ada diluar jendela. Sehun melihat interaksi keduanya dari kejauhan tidaklah cukup bagus, inisiatif ia mendekat dan kembali lagi duduk disebelah Baekhyun.

"Makanlah, Baekhyun." ujar Sehun dengan lembut.

Tapi dibalas dengan dengusan dan kembali membuang muka. Namun Sehun tidak menyerah, ia tetap membujuk Baekhyun walau tidak digubris sekalipun. Hingga akhirnya Baekhyun muak, ia menepis Sehun dengan kasar.

Jelmaan RahwanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang