•••••
Lima belas menit lalu Jungkook baru saja menginjakkan kakinya di Melbourne, dan ia juga baru saja sampai di hotel milik kawan lamanya yang menetap di Melbourne.
Setelah sampai, ia segera mandi dan meluangkan waktu memeriksa pekerjaan nya lewat Ipad yang bertengger ditangannya.
Hari sudah mulai gelap. Jungkook segera menyelesaikan pekerjaannya. Setelah selesai, tangannya terulur meraih ponsel di atas nakas untuk menghubungi Jack.
'Selamat sore, Tuan. Apa anda perlu sesuatu?' tanya Jack di seberang.
"Siapkan Private dinner room untuk malam ini, pukul 8 malam. Dan antarkan beberapa gaun yang sudah aku pesan ke hotel tempat Lalisa menginap." Perintah Jungkook mutlak.
'Siap, Tuan Jeon.'
Jungkook memutus panggilan setelah Jack menjawab. Ia kembali menempelkan ponselnya ke telinga, menunggu seseorang diseberang sana menjawab panggilannya. Kali ini, ia menghubungi Lalisa.
'Heum. Ada apa, Jeon?' Lalisa berusaha mengumpulkan kesadarannya saat melihat Jungkook menghubunginya.
Ia baru saja tidur sejak tiga puluh menit yang lalu menyelesaikan pemotretan terakhir di Melbourne. Hari pertama ia menghadiri Fashion week di Milan, malamnya ia langsung terbang ke Melbourne untuk pemotretan sampai tiga hari mendatang. Dan ini adalah hari keempat ia meninggalkan rumah. Rencananya, seharian besok ia akan menikmati waktu liburnya dengan berjalan-jalan di Melbourne.
"Jack akan datang ke hotelmu pukul 7 malam. Bersiaplah." jawab Jungkook setelah mendengar suara Lalisa yang terdengar parau, seperti baru bangun dari tidur.
'Apa maksudmu? aku baru saja tidur dan kau sudah menggangguku.' dengus Lalisa, seolah tak percaya atas apa yang Jungkook katakan.
"Aku di Melbourne. Sampai bertemu nanti malam, Mi amor." tanpa mengindahkan pertanyaan Lalisa, ia segera menutup panggilan nya.
Lalisa memandang layar ponselnya yang menampilkan panggilan sudah diputus oleh Jungkook.
"Apa itu tadi?" gumam Lalisa, karena belum mengerti dengan keadaan yang baru saja menimpanya.
Tanpa menghiraukan perintah Jungkook untuk segera bersiap, ia kembali memejamkan matanya untuk menyelami mimpi lagi.
•••
Tepat pukul tujuh, Lalisa baru saja selesai mandi. Ia bahkan benar-benar melupakan perintah Jungkook sore tadi.
Duduk di meja rias seraya mengeringkan rambut basahnya. Keningnya berkerut saat mendengar suara bel kamar hotel nya, dengan langkah cepat ia segera membuka pintu. Matanya membola saat melihat Jack berdiri dengan memegang kotak besar.
"Jack?! sedang apa kau?!"
"Selamat malam, Nyonya. Aku kesini atas perintah Tuan Jeon. Anda harus bersiap-siap untuk dinner dengan Tuan." jawab Jack, yang masih berdiri didepan pintu.
"Dinner? kau ini bicara apa?!" sungut Lalisa, rasanya ingin sekali memukul kepala Jungkook menggunakan highheels yang baru saja ia beli.
"Maaf, Nyonya. Tapi aku tidak memiliki hak untuk menjelaskan." jawab Jack dengan tenang, sangat berbeda dengan nada bicara Lalisa yang berapi-api.
"Lalu, apa itu yang kau bawa?" mata Lalisa memicing saat melirik kearah kotak besar yang dibawa Jack.
"Ini beberapa macam gaun yang khusus Tuan Jeon pesan untuk anda gunakan malam ini."
![](https://img.wattpad.com/cover/259715783-288-k511211.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
contract marriage // lizkook
FanfictionMereka hanya perlu bersikap layak nya pasangan suami-istri di depan banyak orang. Namun setelah menginjak pekarangan mansion nya, mereka akan kembali menjadi orang asing. Ketika Jungkook membutuhkan peran Lalisa sebagai istri-nya, Lalisa bisa dengan...