PART 10 | Unexpected Meet In Busan

7.1K 663 151
                                    

•••••

Matahari mulai menampakkan diri, membawa cahaya terang masuk ke dalam sela-sela kamar sepasang suami istri yang masih bergelung dengan alam mimpi masing-masing.

Entah sadar atau tidak, tapi untuk saat ini biarkan mereka tidur saling memeluk dan memberi kehangatan. Perlahan, kelopak mata sang wanita mulai mengerjap, menyesuaikan cahaya yang masuk.

Lalisa memperhatikan sepasang tangan kekar yang memeluknya dari belakang, dibagian kanan lengan itu penuh dengan tatto, dan dari sekian banyak tatto yang menutupi lengan kanan Jungkook, ada satu tatto yang menarik perhatiannya. Tatto bergambar satu bola mata. Bola mata itu bewarna orange cerah, persis seperti warna matahari saat akan tenggelam. Itu cantik sekali. Entah dari mana Jungkook mendapatkan inspirasi bola mata secantik itu dan menuangkannya dalam seni tatto.

Lama terdiam dengan lamunannya, akhirnya Lalisa kembali pada kesadarannya. Ia menggeliat kecil, berusaha melepaskan pelukan Jungkook tanpa membangunkannya.

Setelah berhasil, ia segera bangkit untuk membersihkan diri. Namun belum selangkah ia berjalan, seluruh tubuhnya terasa seperti remuk.

'Fuck, ini sakit sekali.' batin Lalisa.

Dan dengan langkah terseok-seok, ia kembali berusaha berjalan dengan bibir yang tak berhenti mengumpati Jungkook.

•••

Ia mendengus kesal, baru saja ia menghubungi Lucy untuk membatalkan seluruh jadwalnya hari ini.

Tadi, setelah ia berhasil masuk ke toilet, mulutnya menganga tak percaya melihat tanda kemerahan yang penuh di sekitar leher, bahu, dada bahkan punggungnya.

Rencananya malam ini ia harus menghadiri opening salon barunya di Busan, dan acara itu akan dihadiri oleh beberapa petinggi negara. Tapi akibat ulah Jungkook, ia tidak dapat menghadirinya. Sial.

"Wake up, Jeon! kau terlambat bekerja!" Lalisa mengguncang kasar tubuh Jungkook yang masih tidur dengan nyenyak meskipun waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.

Jungkook mengucek kedua matanya, ia tersenyum melihat Lalisa yang sudah mandi dan berpakaian.

"Morning, baby." ujarnya serak, sepertinya ia belum sepenuhnya sadar.

Lalisa melotot galak saat mendengar sapaan Jungkook. Ia mengambil guling dan memukul Jungkook.

"Bangun! kau harus menghadiri launching produk terbaru milikku di Busan!"

Jungkook mengernyit, ia bangkit dan bersandar pada dashboard ranjang, jangan lupakan ia masih bertelanjang dada.

"Aku?" tanya nya seraya menunjuk diri sendiri.

"Ya, kau."

"Kenapa bukan kau? itu kan tanggung jawabmu." ujarnya acuh, dan bergegas untuk mandi.

Lalisa berlari dan menubruk tubuh Jungkook, ia segera melingkarkan kedua kakinya dan mengalungi leher Jungkook dengan kedua tangannya. Jungkook sempat terhuyung ke belakang sebelum dengan cepat menahan punggung Lalisa agar tidak terjatuh.

"Itu memang salonku. Aku yang mendirikannya, aku yang mengeluarkan uang, aku yang menggaji orang-orang yang bekerja di bawah kuasaku. Tapi Jeon.." ia menjeda kalimatnya, seraya mengelus kedua rahang tegas Jungkook. ia mengambil nafas dalam, sebelum berteriak "KAU LIHAT TANDA INI?! KARENA TANDA INI AKU TAK BISA MENGHADIRI LAUNCHING SALON BARU KU! DAN KAU HARUS DATANG UNTUK MENGGANTIKANKU MALAM INI!" setelah berteriak, ia mengatur emosinya yang memuncak. Ia turun dari gendongan Jungkook dan memberikan senyuman manis, juga menyempatkan untuk mengecup bibir Jungkook.

contract marriage // lizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang