•••••
Meja makan yang sangat panjang, kini hanya terisi oleh tiga orang. Hanya diselimuti dengan keheningan walau sesekali Nyonya Jeon bergurau pada anak dan menantu nya.
"Kau pergi kantor, J?"
"Ya, Mom. Aku ada meeting pagi hari ini."
Nyonya Jeon menghembuskan nafas kasar, meletakkan sendok makan sedikit kasar. Tatapanya menghunus pada Jungkook yang memasang wajah tak bersalah. Seakan-akan ucapannya salah besar. Sedangkan Lalisa hanya menunduk, sibuk dengan sarapannya.
"Malam tadi kau baru saja pulang dari di Melbourne. Dan sekarang kau sudah ingin pergi bekerja? Tidak! Eomma tak mengizinkan. Kau harus mengambil cuti untuk beberapa hari ke depan untuk meluangkan waktu bersama istrimu." omel nya seraya menghunuskan tatapan tajam nya pada Jungkook.
"Mom, mungkin hari ini Oppa ada meeting penting yang tidak bisa di tunda. Tak apa, hari ini aku dirumah, jadi aku bisa menemani Mom seharian penuh." sela Lalisa lembut, mencoba memberi pengertian pada ibu mertuanya.
"Sebegitu penting kah meeting untuk mu, J?" suara lirih Nyonya Jeon mengalun, memasuki indra pendengaran Lalisa dan Jungkook. Nyonya Jeon melanjutkan ucapan nya "Ah, jadi ini alasan nya kenapa sampai sekarang Eomma belum menimang cucu. Dua tahun Eomma menunggu kabar baik dari kalian, menunggu kepastian kapan penerus Jeon akan hadir. Tapi sekarang Eomma mengerti, kalian terlalu sibuk. Sibuk dengan pekerjaan kalian masing-masing." Nyonya Jeon mendongak, menatap anak dan menantu yang menundukkan kepalanya. Bahkan tangan Lalisa sibuk memilin ujung gaun nya karena terlalu gugup.
Sedangkan Jungkook, ia memijit kening nya. Ini yang ia takutkan, percakapan ini yang selalu ia hindarkan.
"Bukan begitu Eomma. Aku-"
"Apa? kau bahkan tak akan tau jika di setiap acara yang mengundang para kolega, mereka selalu bertanya 'Kapan cucu pertama keluarga Jeon hadir?' kau fikir Eomma tidak sedih?!" nada bicaranya mulai meninggi.
Kepala Jungkook kian pening mendengar omelan dari ibu nya. Mata nya ikut terpejam seraya memikirkan bagaimana cara menjawab pertanyaan ini. Sampai sebuah teriakan ...
"SURPRISE!!!"
Jungkook terkejut dan langsung menoleh kearah Lalisa, begitu pun sang ibu mertua.
"Ada apa, sayang?" tanya Nyonya Jeon seraya mengusap dada nya karena terkejut mendengar teriakan Lalisa.
Lalisa belum menjawab, ia hanya terus tersenyum manis. Mata nya terus memperhatikan raut wajah binggung Jungkook. Kemudian ia bangkit, dan melingkarkan tangannya pada bahu Jungkook.
"Rencana nya sehabis makan aku ingin memberikan surprise ini, tapi Mom sudah terlanjur marah. Jadi sekarang akan kuberitahu."
"Memberitahu apa, sayang?"
Jungkook hanya berdoa semoga Lalisa tidak bertindak diluar nalar, karena jalan pikiran gadis ini sulit sekali untuk di tebak.
"I'm pregnant, Mom."
Deg
Jantung Jungkook berdetak lebih cepat, matanya membola. Tepat saat akan menoleh kearah Lalisa yang sedang bersandar dibahu nya, Lalisa sudah lebih dulu mengencang pelukannya di leher Jungkook, seolah melarang Jungkook untuk berbicara.
"Oh, God! are you seriously?!" Nyonya Jeon bahkan sampai meneteskan air mata nya.
"Tentu saja, Mom. Bukan begitu, yeobo?" Lalisa tersenyum, tapi kakinya sengaja menginjak kaki Jungkook yang ada di bawah meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
contract marriage // lizkook
FanfictionMereka hanya perlu bersikap layak nya pasangan suami-istri di depan banyak orang. Namun setelah menginjak pekarangan mansion nya, mereka akan kembali menjadi orang asing. Ketika Jungkook membutuhkan peran Lalisa sebagai istri-nya, Lalisa bisa dengan...