•••••
Lalisa menelan salivanya. Sialan, ia gugup sekali. Meskipun diluaran sana masyarakat menilai Lalisa sebagai perempuan yang hebat, karier yang sukses serta pribadi yang tegas, tetapi tetap saja ia hanya seorang perempuan yang masih tersegel meski sudah membina rumah tangga bersama Jungkook selama dua tahun.
Lalisa mengedarkan pandangannya, berusaha menghindari tatapan sayu yang Jungkook berikan. Dadanya bergemuruh hebat, jari-jari tangannya mendadak terasa dingin. Sensasi seperti ini baru pertama kali ia rasakan, seperti ada ratusan kupu-kupu yang berterbangan di perut dalamnya, terasa menggelitik.
Saat tangan Jungkook mulai merabai area bokongnya, ia segera menepis tangan Jungkook.
"T-tunggu! setidaknya biarkan aku menyiapkan diri."
Lalisa melihat tatapan Jungkook yang berubah tajam serta tangan Jungkook yang berusaha untuk mengapai tubuhnya lagi.
"Shit, Lalisa! aku sudah terangsang seperti ini dan kau mau meninggalkanku begitu saja? tidak bisa! kau harus bertanggung jawab." Jungkook masih berusaha untuk merengkuh tubuh Lalisa lagi, tapi Lalisa selalu menghalau nya.
"A-aku. Aku akan mandi dulu. T-tunggu sebentar." setelah mengatakan itu, ia bergegas mengambil paper bag di dalam walk in closet dan berlari ke dalam toilet. meninggalkan Jungkook yang masih mematung di tempatnya.
Lalisa jelas tau isi dari paper bag ini, karena ini adalah salah satu hadiah pernikahan dari sang ibu mertua. Tangannya terlihat ragu untuk membuka paper bag tersebut, dengan tangan gemetar ia mengeluarkan isi paper bag itu. Bahkan matanya ikut terpejam, seakan tidak sanggup untuk melihat isi paper bag itu untuk yang kedua kalinya.
Dua puluh menit berlalu, dan Lalisa masih di dalam toilet dengan handuk yang membungkus tubuhnya.
Ia mulai mengigiti kuku tangan nya seraya berjalan kesana-kemari. "Apa ini sudah waktunya aku mengenakan pakaian seperti ini?" tangan nya perlahan mengeluarkan gaun tipis dari dalam paper bag.
"Ini terbuka sekali. Aku takut. B-bagaimana jika Jungkook melihat tubuhku?" gumamnya, seraya mengigiti kuku jari tangannya.
Lingerie dengan warna maroon, dilapisi bahan satin. Gaun tipis itu akan sangat kontras jika disandingkan dengan kulit Lalisa yang putih bersih.
•••
Setelah satu jam Lalisa baru membuka pintu toilet, entah apa yang dilakukan Lalisa di dalam sana sampai menghabiskan waktu selama satu jam lebih.
Dua menit berlalu, tapi Lalisa masih belum menampakkan dirinya.
Jungkook terus memusatkan perhatiannya pada pintu kamar mandi yang terbuka, tapi belum ada tanda-tanda Lalisa akan keluar. Sampai sebuah kepala menengok dari dalam kamar mandi.
"Balik badanmu!" teriak Lalisa yang terkejut saat melihat Jungkook yang benar-benar menunggunya, untung saja ia menengok dulu sebelum benar-benar keluar dari kamar mandi.
"Kenapa harus?" tantang Jungkook, ia sudah kepalang kesal dengan Lalisa, seenaknya meninggalkan ia yang sudah terangsang.
"Kalau begitu, aku tidak akan keluar dari sini."
Sekedar informasi jika ada wanita yang paling keras kepala, Jungkook akan dengan cepat menunjuk Lalisa. Tak bisa dipungkiri jika dirinya sendiri pun egois dan keras kepala. Tapi Lalisa, gadis itu jauh lebih keras kepala dan jauh lebih egois.
Dengan tatapan tajamnya, Jungkook kembali mengalah. Ia mendengus sebelum berjalan ke arah balkon dan menyalakan satu puntung rokok.
Setelah dirasa Jungkook sudah tidak ada, Lalisa mengendap-endap berjalan kearah ranjang. Tapi, lagi-lagi kesialan kembali terjadi. Kakinya tidak sengaja tersandung sesuatu dan terjatuh sebelum ia sampai di ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
contract marriage // lizkook
FanfictionMereka hanya perlu bersikap layak nya pasangan suami-istri di depan banyak orang. Namun setelah menginjak pekarangan mansion nya, mereka akan kembali menjadi orang asing. Ketika Jungkook membutuhkan peran Lalisa sebagai istri-nya, Lalisa bisa dengan...