•••••
Waktu perlahan mengubah sikap mereka menjadi lebih hangat dan lebih harmonis seperti pasangan lainnya. Jungkook yang mulai menyadari jika ia memiliki seseorang yang mampu memberinya sandaran saat ia lelah. Begitu juga Lalisa, perlahan ia lebih terbuka tentang isi hatinya pada Jungkook.
Tanpa mereka sadari, perasaan sudah mengambil alih permainan inti yang mereka ciptakan, yaitu pernikahan kontrak.
Jungkook dan Lalisa masih terlalu naif untuk mengerti apa itu cinta, mereka masih terlalu tabu mendengar kata-kata cinta. Jungkook selalu menyakinkan pada dirinya sendiri jika perasaannya sudah lama mati, dan perasaan mendebar yang ia rasakan saat bersama Lalisa, hanya perasaan sayang dan nyaman, tidak lebih dan tidak kurang.
"Kapan kau kembali bekerja? ini sudah seminggu sejak kau cuti."
"Kau takut aku tidak mampu menafkahimu lagi?" ujar Jungkook disela kegiatannya yang sibuk menciumi perut Lalisa yang masih datar.
"Untuk apa aku takut? aku sendiri yang akan menafkahi diriku dan anakku." balas Lalisa sinis.
"Ada aku. Kau harus terbiasa mengandalkanku, Lalisa."
"Berhenti menciumi perutku." Lalisa berusaha menjauhkan wajh Jungkook dari area perutnya.
"Aku mencium anakku, bukan perutmu."
"Kalau bukan diperutku, lalu dimana kau mendaratkan bibirmu, sialan?"
"Di bajumu." Jungkook mengeratkan lingkaran tangannya yang membelit tubuh Lalisa.
Lalisa hanya mendengus dan kembali mengalah. Saat perhatiannya tertuju pada televisi yang menyala didepannya, matanya tidak sengaja melirik ponsel Jungkook yang terus berdering diatas meja.
"Jeon, ponselmu berdering." Lalisa mengguncang pelan tubuh Jungkook agar segera menjawab panggilan yang masuk ke ponselnya.
"Biarkan saja, aku sedang tidak ingin diganggu." Jungkook tidak mengendurkan pelukannya sedikitpun. "Jika kau tidak keberatan tolong jawab panggilan masuk itu."
Setelah mendengar ucapan Jungkook, Lalisa berusaha menggapai ponsel Jungkok yang terus berdering.
"Hai Jungkook! ini aku. Kau senggang hari ini?"
Deg
Lalisa menelan salivanya, ia sangat mengenali suara ini, Emily Abigail. Sebelum menjawab, ia menarik nafas kasar. "Ah, Emily? ada perlu apa dengan suamiku?"
Jungkook terkejut dan lekas bangkit merampas kasar ponsel yang masih digenggam Lalisa dan segera memutuskan panggilannya.
Melihat reaksi Jungkook yang diluar dugaan, Lalisa mengerutkan keningnya. Tanpa mengatakan apapun lagi, ia bangkit dan meninggalkan Jungkook sendiri diruang tengah.
"Shit!" Jungkook mengumpat pelan sebelum mengejar Lalisa yang sudah lebih dulu masuk kedalam lift.
•••
Lalisa menghembuskan nafas lelah, ia juga membanting tubuhnya pada ranjang. Kedua matanya berusaha ia pejamkan saat perasaan aneh menghantuinya, seperti sesak dibagian dada.
Saat Jungkook keluar dari lift, ia melihat pintu kamar Lalisa yang sedikit terbuka. Sepertinya Lalisa sengaja tidak mengunci pintunya.
"Lalisa?" Jungkook ikut merebahkan tubuhnya disamping Lalisa. Ia mendekap erat tubuh Lalisa dari arah belakang.
"Kembalilah bekerja besok, kau sudah terlalu lama cuti untuk hal yang tidak penting." ucap Lalisa, ia juga merasakan kecupan kecil yang Jungkook berikan di kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
contract marriage // lizkook
FanficMereka hanya perlu bersikap layak nya pasangan suami-istri di depan banyak orang. Namun setelah menginjak pekarangan mansion nya, mereka akan kembali menjadi orang asing. Ketika Jungkook membutuhkan peran Lalisa sebagai istri-nya, Lalisa bisa dengan...