•••••
Lalisa merapikan poninya yang tertiup angin. Saat ini ia tengah berada di mobil Jungkook untuk kembali ke mansion. Setelah perdebatan singkat tadi, akhirnya Lalisa setuju untuk pulang.
"Kau lapar? Ingin makan dulu?" tanya Jungkook yang duduk disampingnya.
Lalisa tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Jungkook, ia juga enggan menoleh dan hanya memfokuskan pandangannya pada jalanan yang cukup ramai, membiarkan angin menerpa wajah dan rambutnya.
Merasa diacuhkan, Jungkook memencet tombol untuk menutup kaca mobil. "Hei, udara diluar tidak baik untuk kesehatanmu." ujar Jungkook beralasan, padahal jelas ia hanya tidak suka diabaikan.
"Mau cheesecake?" tanya Jungkook lagi, kali ini diiringi dengan menyentuh dan menggenggam tangan Lalisa.
Lalisa membuang nafasnya pelan dan menoleh kearah Jungkook, ia tidak menolak saat Jungkook mengecup tangannya.
"Ya, aku mau." jawab Lalisa.
Jungkook melebarkan senyumnya. Rencananya berhasil, ia tau jika Lalisa tidak bisa menolak cheesecake. Segera ia memerintahkan Jack untuk mampir ke restoran favorit Lalisa.
Selama diperjalanan Jungkook tidak melepaskan genggamannya. Bahkan, sampai mereka masuk ke restoran Jungkook terus menggenggam tangannya.
"Lepaskan tanganmu, aku malu dilihat orang-orang." Lalisa berusaha menarik tangannya, tetapi tidak berhasil.
"Kenapa malu? kau kan istriku."
Mendengar jawaban Jungkook, Lalisa kembali mengalah dan menahan rasa kesalnya.
"Selain cheesecake, ada lagi yang ingin kau pesan?" tanya Jungkook, dengan tatapan yang masih mengarah pada buku menu.
"Mungkin wine." jawab Lalisa tanpa ragu.
"Tidak. Mulai sekarang kau harus menghindari minuman beralkohol. Bagaimana dengan milkshake? mau?" tawar Jungkook.
"Aku pesan cheesecake saja."
"Sepotong cheesecake tidak akan membuatmu kenyang. Ayo pesan yang lain." desak Jungkook.
"Kau ini cerewet sekali 'sih?" desis Lalisa karena mulai muak dengan sikap Jungkook yang mendadak cerewet.
Menyadari jika Lalisa mulai mengomel, Jungkook tersenyum dan mengusak pelan rambut Lalisa. "Baiklah, kita pesan cheesecake."
•••
Seharian ini Jungkook terus mengulum senyumnya. Tadi, setelah mereka pulang dari restoran, Lalisa terus melanjutkan aksi merajuknya, dan itu semakin menambah kesan menggemaskan dimata Jungkook.
"Keluar dari kamarku, Jeon. Aku ingin bekerja, banyak hal yang harus aku urus." Lalisa merasa lelah seharian bersama Jungkook, entah kenapa rasanya Jungkook semakin menyebalkan karena terus menempelinya kemanapun ia pergi.
"Biar kubantu. Apa yang harus ku kerjakan?" Jungkook berdiri disisi Lalisa yang sedang sibuk dengan beberapa berkas.
"Pergilah dari kamarku. Itu sangat membantuku." jawab Lalisa tanpa menoleh kearah Jungkook.
"Itu pengecualian." Jungkook berlalu dari hadapannya, sesaat ia pikir jika Jungkook sudah pergi. Namun salah, Jungkook kembali menghampirinya dengan kursi yang ia bawa dari ruangan walk in closet, Jungkook meletakkan kursi itu disebelah kursi kerja Lalisa.
"Kau ini suka sekali menggangguku, memangnya kau tidak ke kantor?" tanya Lalisa, ia tak habis pikir dengan Jungkook.
"Kau lihat gedung itu, Lalisa?" Ia menunjuk jendela besar yang ada dikamar Lalisa, dan setelah Lalisa mengalihkan tatapannya pada gedung yang ditunjuknya, ia kembali melanjutkan "Itu gedung milikku. Perusahaan Jeon One's, kau tau 'kan? Nah, perusahaan itu ada di bawah kuasaku, jadi jika aku tidak datang bekerja, tidak ada yang berani memarahiku." terang Jungkook pada Lalisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
contract marriage // lizkook
FanfictionMereka hanya perlu bersikap layak nya pasangan suami-istri di depan banyak orang. Namun setelah menginjak pekarangan mansion nya, mereka akan kembali menjadi orang asing. Ketika Jungkook membutuhkan peran Lalisa sebagai istri-nya, Lalisa bisa dengan...