"Hey""Kau tertarik padaku?"
Glek
Hanbin membeku seketika,
Angin apa yang membawa Jennie memilih pertanyaan seperti itu?Hanbin mengalihkan pandangannya, dengan gagap ia menjawab
"T..tidak tuh"Jennie mengangguk-anggukan kepalanya
"Baiklah kalau begitu"Apa? Hanya begitu saja?
Hanbin benar-benar tidak puas dengan respon Jennie dan berfikir apa sebaiknya ia tadi menjawab iya?
Kalau begitu apa yang akan terjadi selanjutnya?Jennie membuka kulkas Hanbin dan mengambil es batu kemudian membungkusnya dengan handuk kecil
"Coba buka bajumu" pinta Jennie
"Ka..kau mau apa?" Telinga Hanbin memerah seketika
"Buka saja!"
Hanbin membuka bajunya,
Entah mengapa ini mengingatkannya pada pertemuan pertamanya dengan JennieJennie melihat beberapa luka lebam lagi di lengan, pinggang, dan punggung Hanbin,
Dengan hati-hati ia mengompres bagian lebam itu satu persatu"Ayahmu memukulimu lagi?" Tanya Jennie
Hanbin membulatkan matanya
"Bagaimana kau tau?""Kau membicarakan semuanya saat mabuk.
Mungkin semua orang yang pernah melihatmu mabuk sudah tau semua rahasiamu""Ah... sial" umpat Hanbin kemudian tertawa miris
"Wae?" Seru Jennie
"Apanya yang kenapa?"
"Kenapa ayahmu memukulmu?
Dan lagi... kau sudah dewasa, aku rasa kau bisa melawannya.
Mungkinkah kau membiarkannya memukulmu?""Molla..
Aku juga tidak tau.
Aku hanya menerimanya""Wae?" Lagi-lagi Jennie mengorek
Hanbin menghela nafas,
Ia tak tau kenapa sekarang ia ingin memberitahukan semuanya pada Jennie.
Ia ingin Jennie memperhatikannya, dan ia ingin Jennie khawatir padanya."Selesaikan saja mengompresnya, aku sudah kedinginan tau!"
Jennie meletakkan handuk berisi es batu itu diatas meja. Ia kemudian mengambil baju Hanbin dan menyelimutinya dengan itu
"Kenapa berhenti?" Tanya Hanbin
"Kau bilang kedinginan"
Jennie kemudian duduk berhadapan dengan Hanbin
"Kenapa kau menerimanya?" Tanya Jennie lagiTatapan mata Jennie padanya bukanlah tatapan khawatir atau iba, tatapan itu lebih seperti hipnotis bagi Hanbin dan membuatnya tidak bisa berkutik dihadapan Jennie
Hanbin kemudian memakai kembali bajunya
"Sudah larut, ayo biar kuantar pulang""Tidak perlu" tolak Jennie
"Sudah tidak ada bus, kau mau naik taksi?
Ya, aku bisa menyetir jadi jangan khaw...""Aku mau menginap disini tuh" Jennie langsung memotong kalimat Hanbin
Glek
Lagi-lagi Hanbin menelan salivanya, Jennie bukan wanita yang bisa ditebak.
Tapi ini benar-benar diluar kendalinya"Jangan khawatir, aku tidak berniat untuk berhubungan seks denganmu.
Kalau kau tidak nyaman satu ranjang denganku, aku bisa tidur di sofa"Jennie tak memberikan penawaran,
Ia hanya langsung memutuskan apa yang diinginkannya.