Setelah pulang dari Jeju, Jennie kembali be kerja sementara Hanbin menghabiskan waktunya di rumah.Hanbin bahkan mengganti nomor ponselnya dan hanya menyimpan nomor Jennie di kontaknya.
"Ibumu setiap hari datang ke tokoku untuk mencarimu" ujar Jennie sembari memakan serealnya
"Bagaimana dengan ..." Hanbin tidak melanjutkan ucapannya. Ia penasaran bagaimana perasaan ayahnya saat Ini Tapi ia bahkan tak mendengar ayahnya mencarinya satu kalipun
"Sudahlah, biarkan saja.
Aku benci dengan orang-orang yang menyakitimu, hidup bersamaku saja dan Jangan pikirkan mereka"Jennie mengambil kunci mobil dan tas nya, tangannya menelusuri sisi wajah Hanbin , bibirnya mendaratkan kecupan di dahi dan bibir Hanbin sebagai ucapan selamat pagi
"Bahkan jika Kau ingin , kita bisa pindah keluar negri.
Temui mereka saat hatimu siap dan Jangan memendam apapun lagi okay?"Hanbin menganggukkan kepalanya, saat Jennie akan pergi untuk berangkat kerja, Hanbin tidak melepaskan genggaman tangannya
"What's wrong?"
"Tidak bisakah Kau libur?" Tanya Hanbin, bibirnya tersenyum lebar menampilkan deretan giginya.
Tatapan matanya seolah memohon agar Jennie tetep tinggal"Ayolah, Aku sudah terlalu banyak libur. Jika aku bangkrut, bagaimana aku bisa menafkahi pacarku yang pengangguran?"
Hanbin kemudian melepaskan tangan Jennie, sudut bibirnya turun dan matanya menatap lantai.
Hanbin jelas berusaha mendapatkan simpati Jennie"Need some hug?" Jennie merentangkan tangannya, menyambut Hanbin datang ke pelukannya
Hanbin yang tidak bisa menolakpun berdiri kemudian memeluk Jennie, sedikit nakal, Hanbin menyingkirkan helaian rambut Jennie dan mencium leher gadis itu cukup lama sehingga meninggalkan bekas merah disana
Jennie mendorong Hanbin menjauh sementara Hanbin tersenyum puas
"Hey bagaimana Kalau orang melihat ini!!" Dumel Jennie berusaha menutupi lehernya
"Aku melakukannya agar orang melihatnya. Terutama para pria, mereka harus tau Kalau Kau Ini milikku"
"You're so annoying,
Aku terlambat, bye... Kalau bosan hubungi June atau main ke rumah sakit saja,"Saat Jennie sampai di Mall, seperti hari-hari sebelumnya, Ibu Hanbin sudah menunggu di depan tokonya.
Ibu Hanbin mendorong kursi rodanya sendiri menghampiri Jennie"Bagaimana keadaan Hanbin?" Tanyanya
Jennie melirik bingkisan berisi kotak makanan yang ada dipangkuan Ibu Hanbin
"Dia baik-baik saja. Jangan Khawatir, dia banyak tertawa"
"Begitu?
Syukurlah"Seperti dugaannya, Ibu Hanbin memberikan bingkisan itu pada Jennie
"Makanlah Ini, Kau pasti belum sarapan kan?"Jennie terkejut, ia berpikir Ibu Hanbin akan menyuruhnya mengerikan bingkisan itu pada Hanbin.
Sejujurnya ia terharu, sudah sejak lama ia tidak pernah makan bekal semacam Ini karna Ibunya sudah meninggal"Gamasahamnida"
"Terimakasih sudah berada disisinya, itu sudah cukup untukku"
Jennie menganggukkan kepalanya
"Eomoni, berhentilah datang kesini. Jika Hanbin sudah siap, dia pasti akan datang sendiri menemuimu.
Kau hanya perlu memberinya waktu"