4

723 98 2
                                    

         ~jangan menangisi takdir~2021


"Bagaimana hasilnya dok? Putri saya baik baik saja kan ?"
Tanya Gracia tanpa basa basi lagi. Dia dan Shami kini berada di ruangan dokter setelah mendapat panggilan dari rumah sakit dan harus segera menemui salah satu dokter disana.

"Putri bapak dan ibu baik baik saja. Saya yakin dia akan tumbuh sehat seterusnya"
Jawab sang dokter.

"Lalu ada apa gerangan sampai kami harus bertemu dengan dokter bila hasilnya memang anak kami baik baik saja ? Apa ada hal penting lainnya sehingga kami harus kemari ?"
Shami pun ikut bertanya karena dia pun penasaran ada apa dokter sampai harus memanggilnya begini.

"Hah. Begini bapak,ibu. Setelah anak kalian menjalani beberapa tes kesehatan, saya menemukan kejanggalan"

"Kejanggalan? Maksudnya ?"

"Apa sebelumnya bapak atau ibu pernah memeriksa anak kalian ke dokter selain saya ?"
Tanya dokter itu.

"Dok, tolong jelaskan se jelas jelas nya. Apa maksud dokter, kami bingung"
Ujar Gracia geram. Dokter tersebut banyak bertele-tele.

"Dok, ini kali pertama dia menjalani tes kesehatan karena persyaratan untuk dia di terima di sekolah barunya. Sebelum nya dia tidak pernah melakukan tes kesehatan. Dia memang pernah beberapa kali sakit, namun sakit biasa. Dan kami tidak melakukan tes apapun padanya. Jadi, kami kurang paham apa yang dokter maksudkan, tolong jelaskan kepada kami"
Pinta Shami setelah menjelaskan apa yang harus di jelas kan.

"Baiklah kalau begitu. Dengan berat saya harus mengatakan ini kepada ibu dan bapak, jadi saya harap bapak dan ibu bisa mengerti dan bisa menerima hasilnya"

"Dok, katakan saja apa hasilnya dan jangan buat kami semakin khawatir"

Shami mengusap bahu Gracia untuk menenangkannya. Gracia terlalu meluap luap.

"Dilihat dari hasil tes, putri bapak dan ibu memiliki golongan darah yang berbeda dari kalian"

Dokter tersebut memberikan selembar kertas kepada Gracia dan Shami.

"Bapak dan ibu bisa baca sendiri"
Ujarnya.

Gracia buru buru membaca isi kertas tesebut.

"Golongan darah Putri kalian adalah O, itu sangat jauh berbeda dengan kalian. Bahkan bapak sendiri"

"Negatif ? Golongannya O ? Ap...apa maksudnya ?"
Tanya Gracia.

"Iya. Bapak Shami dan putrinya tidak sedarah. Putri anda bergolongan darah o dan itu tidak cocok dengan darah bapak atau ibu"

"Jadi ?"
Kata Gracia hampir tidak ada suaranya.

"Jinan, mungkin bukan putri kandung kalian"

Deg!

Seketika dunia seakan runtuh menimpa Gracia dan juga Shami. Ternyata selama ini mereka hidup hampir 6 tahun bersama seorang putri yang bukan dia lahir kan dari rahimnya. Mereka hidup bersama putri dari orang asing.

"Ngak....ngak mungkin dok. Saya yang mengandungnya selama sembilan bulan. Saya yang melahirkan dia, saya lihat dia lahir dari rahim saya. Dia...dia anak saya dok. Bagaimana mungkin"
Tangis Gracia pecah.

"Kemungkinan besar putri kalian tertukar. Dan saya sudah bertanya kepada beberapa perawat dan kami menemukan kejanggalan disini"

"Maksud dokter ?"
Tanya Shami.

"Saya akan menyelidiki kasus bapak dan ibu bila memang saya mendapatkan izin tersebut. Tadinya saya berfikir mungkin Jinan adalah anak angkat kalian, maka saya memberitahu tentang ini lebih dahulu. Bila memang Jinan bukan anak kandung kalian saya akan berhenti mencari tahu, tetapi kenyataan nya Jinan memang anak yang mungkin tertukar setelah di lahirkan"

"Bila kalian bersedia..."

"Kami bersedia memberikan dokter izin untuk mengungkapkan kebenaran ini" sela Shami.

"Sham, mana bisa ? Jinan anak kita, dia yang aku lahirkan enam tahun lalu. Kamu...kamu ragu sama dia? Iya ?"

"Gre, aku ngak ragu sama sekali. Bila memang dia anak kita itu sebuah kebenaran, tapi saat ini dia terbukti bukan darah daging kita. Kita harus cari tahu, kita harus tahu dimana anak kita, anak kandung kita"

"Beberapa jam yang lalu saya juga telah memberikan kabar semacam ini kepada sepasang suami istri. Mereka juga bernasib sama seperti kalian. Golongan darah Putri mereka berbeda dengan mereka. Dan...anehnya putri mereka bergolongan darah seperti kalian"

Shami dan Gracia nampak kaget.

"Apa ? Dokter bercanda kan ? Mana mungkin. Ngak!!"

"Gre...udah. Dok, boleh kami tahu siapa mereka ?"

"Tentu. Kalian bisa bertemu dan menyelesaikan masalah ini. Dan saya akan bantu kalian sebisa saya. Saya akan berusaha mempertemukan kalian agar ada jalan dari masalah ini"

"Apa...apa mereka juga melahirkan di rumah sakit ini ? Di tanggal putri saya lahir dok ?"
Tanya Gracia lemah.

"Iya. Benar mereka melahirkan di waktu yang sama seperti ibu kalau di lihat dari tanggal lahir, hari bahkan waktu saat bayi lahir. Dan setelah saya ingat ingat saat itu pernah terjadi gempa, dan kemungkinan besarnya perawat yang saat itu berjaga dengan tidak sengaja telah menukar bayi kalian. Itu hanya asumsi saya saat mengetahui banyak faktor yang membenarkan asumsi saya"

"Apa masih ada rekaman cctv ?"

"Untuk itu dengan amat berat saya tidak bisa memberi tahukan. Mengingat kejadian itu sudah cukup lama. Namun, saya bisa memanggil perawat yang saat itu tengah berjaga. Saya akan bantu cari perawat itu untuk memastikan semuanya. Jadi saya berharap kalian bersabar. Sembari mencari perawat itu, alangkah baiknya kalian bertemu"

"Baik dok, hubungi saya bila mereka sepakat untuk bertemu. Saya siap kapan saja"

"Baik, saya akan atur waktunya. Sebelumnya terima kasih karena bapak dan ibu dengan segenap hati mau menerima kabar ini. Saya harap masalah ini cepat menemui titik terang"

"Kami juga berterima kasih karena dokter memberitahu kabar ini. Memang berat bagi kami untuk menerima nya, namun mungkin sudah saat nya kami harus tahu yang sebenarnya. Kalau sudah tidak ada yang perlu disampaikan, kami mohon pamit dok"

"Oh iya, silahkan. Tunggu kabar dari kami lagi, dan kami harap kalian bersedia untuk datang kembali"

"Pastinya dok, kalau begitu kami permisi dulu"

"Silahkan"

Shami membantu Gracia bangkit. Lalu keduanya pergi dari ruangan itu.

"Mungkin ini semua mimpi. Iya kan ? Kita lagi bermimpi kan ? Mana mungkin bisa tertukar, kenapa rumah sakit sebesar ini melakukan kesalahan. Sham, ini cuma mimpi kan ? Jinan anak kita kan ? Anak kandung kita kan ? Iya kan ? Jawab !!"

"Gre...udah"

Shami terus berusaha menenangkan Gracia namun sepertinya dia harus berusaha lebih keras lagi saat Gracia terus menolak untuk di ajak masuk ke mobil.

"Jawab !! Mereka bohong kan ? Iya kan !!"

"Gre...kita belum tahu. Tapi dari hasil tes darah memang menunjukan kalau Jinan bukan anak kandung kita, dia.."

"Ngak !! Pasti hasil tes nya yang tertukar...iya...pasti tertukar. Aku akan masuk ke dalam untuk menanyakan hasil tes yang sebenarnya. Ini pasti salah, ini tertukar"

"Gracia!! Cukup!"
Shami merasa bersalah setelah membentak Gracia.

"Udah. Udah cukup"

Shami berhasil memeluk Gracia tanpa penolakan lagi. Dan dalam pelukan Shami, Gracia menumpahkan semua tangisnya.

Dia benar benar terpukul.







...

Hey...apa kabar ?

Swapped PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang