22

585 95 3
                                    

Perjalanan pulang Jinan kali ini terasa sangat berat. Berat bukan dari beban di pundaknya yang membawa tas berisi beberapa buku tebal, melainkan beban di telinganya. Yak....dia pulang bersama adik bungsunya yang kini berumur 15 tahun yang terkenal dengan kebawelannya.

Dia yang harus pulang bersama Christy sebenarnya tidak masalah, itu sudah menjadi tanggung jawab nya, namun untuk kali ini adiknya tampak sangat bawel. Sepanjang jalan dia hanya berceloteh bahwa teman teman barunya di SMA sangat jahil padanya.

Ini kali pertama mereka pulang pergi bersama, biasanya tidak pernah karena mereka berbeda tempat les.

"Ka...kalau pindah sekolah masih bisa ngak sih ?"
Ucap Christy untuk memecahkan gegundahan hatinya.

"Lah, emang kenapa ? Kan baru seminggu kamu sekolah disana"

"Temen baruku semuanya jahil. Kesel aku tu"

"Jahil gimana ?"

"Ya..gitu. Pokonya susah di jelasin"

"Dek, kan ini baru awal aja. Nanti kalau sudah kenal juga ngak gitu lagi"

Christy mengangguk setuju. Semoga begitu. Pikir Christy.

"Terus ya ka...masa tadi aku juga di kerjain temen ku"
Curhat Christy. Dia berjalan bergandengan tangan dengan Jinan sepanjang trotoar menuju rumah mereka sehabis les bersama. Tempat les mereka memang sama, namun beda kelas. Christy les untuk SMA, sedangkan Jinan untuk masuk universitas. Keduanya les agar memudahkan mencerna ilmu di sekolah dan juga universitas. Terlebih Jinan baru akan masuk kuliah, dia ingin punya bekal agar dia cepat belajar.

"Di kerjain gimana ?"
Meski lelah mendengar semua keluhan adiknya, tetapi Jinan tetap menanggapinya.

"Di suruh beli es cendol. Mereka males kena panas, jadi aku disuruh beli. Mana panas banget. Malu di lihatin orang orang"

"Kenapa malu ? Kan cuma beli, kenapa malu"

"Malu lah, yang jual orangnya aneh gitu. Malu aja pokoknya"

"Jangan mulai deh. Ngak boleh mandang orang kayak gitu dek, ngak baik"

"Itu karena temen temenku selalu bilang gitu"

"Lah terus kenapa mereka minta kamu buat beli es kalau mereka aja bilang yang jual orang aneh ?"

"Itu dia. Aku juga ngak tahu, ka. Tapi itu hukuman karena aku kalah lawan mereka sih"

Jinan hanya menghela nafas. Adiknya selalu kalah dalam hal apapun dan dia selalu kena hukuman aneh aneh dari teman temannya. Ini sudah ke empat kali Christy bercerita hal yang sama namun dengan hukuman yang berbeda yang menurut Jinan di luar akal nalarnya, alias aneh.

"Terus es nya buat siapa ?"

"Ya buat mereka. Katanya sih yang jual orang aneh, tapi mereka abis satu plastik. Akunya ngak di kasih"
Ambek Christy.

"Es yang di jual di depan sekolah kamu itu kan ?"
Tanya Jinan. Dia pernah melihatnya sebelum nya karena dia lulusan dari sekolah yang Christy maksud.

"Iya ka. Kaka pasti pernah beli, iya kan ?"
Tebak Christy.

"Mungkin ngak"
Karena jarang sekali Jinan jajan di luar sekolah. Fiony selalu membawakan bekal makan dan minum jadi mungkin Jinan tidak pernah beli.

"Pasti pernah. Dia selalu jualan disitu kok. Kata orang sih enak. Cuma yang jual itu suka ngelawak. Lucu sih, tapi buat orang berduit itu aneh. Lagian apanya yang aneh ya ka ? Kan dia cuman bercanda, tapi mereka bilang aneh. Ngak aneh kok"
Ungkapkan Christy membuat Jinan jadi terkekeh.

Swapped PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang