11

565 76 4
                                    

Chika baru saja tiba di rumahnya setelah seharian pergi keluar untuk bertemu dengan teman temannya. Dia memang masih cuti kuliah dan sekarang tengah berlibur di negara tercinta nya sejak ulang tahun Jinan. Dan seharian ini dia menghabiskan waktu bersama teman temannya semasa SMA. Saat tiba di lantai dua dia mendengar suara isakan tangis dari dalam kamar milik kakanya. Dia pun berbelok dan sedikit menguping di pintu.

"Ka Gre nangis ?"
Tanyanya pada diri sendiri.

Suara itu semakin nyaring terdengar. Semakin pilu di pendengaran Chika. Bahkan Chika pun seperti tersihir dan dia pun mulai berkaca kaca.

"Suth..."
Dia menghela nafas. Berkali kali mengatur nafasnya agar tidak ikut menangis.

Dia yang penasaran pun memberanikan diri mengetuk pintu.

Tok

Tok

"Ka...ini Chika"
Katanya sedikit keras.

"Ah...masuk de"
Jawab Gracia setelah beberapa detik.

Chika membuka pintu itu dan menutupnya kembali secara perlahan.

"Koko masih di luar ?"
Tanya Chika sembari menyusuri kamar sang kaka yang sedikit berantakan.

Disana hanya ada Gracia yang berdiri di depan lemari baju dan di sekitarnya ada beberapa koper terbuka. Dia tengah memisahkan baju bersih dan kotor dari dalam koper.

"Masih. Lagi urus beberapa hal di luar. Kamu dari mana ? Main ?"
Suara parau itu membuat Chika terenyuh. Dia mulai bertanya tanya dalam hati, ada apa?.

"Iya. Habis kumpul kumpul"
Chika duduk di sofa single dan melihat sang kaka tengah mengemasi baju dan memasukannya ke dalam lemari baju.

"Kamu mau makan malam di rumah atau di luar ?"
Tanya Gracia lagi.

"Di rumah aja. Eh ka ?"

"Hemm"

"Ka Gre habis nangis ya ?"
Tanya Chika to the point.

Dia tidak mau menunggu kakanya selesai dengan kegiatan itu. Dan akhirnya dia langsung bertanya.

"Ah..ngak kok"
Bohong Gracia.

Padahal kalau dilihat dari wajah nya saja sudah membuktikan bahwa Gracia memang menangis.

"Ka...Chika udah gede, bukan anak kecil lagi. Chika udah nggak bisa kaka bohongi. Kaka kenapa ? Ada masalah sama koko Sham ya ?"

Gracia menghentikan aktifitas nya dan duduk di lantai. Dia lemas jadinya.

Chika pun mendekat lalu memeluk kakanya.

"Kaka bisa cerita sama aku. Meski aku ngak bisa kasih kaka solusi, setidaknya kaka lega sudah menumpahkan beban kaka. Chika ngak tega lihat kaka kayak gini. Kaka jangan pendem sendiri masalahnya, bagi ke aku ka.."
Ucap Chika.

Gracia akhirnya menangis dalam pelukan Chika.

Beberapa hari ini adalah hari hari terberat dalam hidupnya. Karena hanya tersisa beberapa hari lagi waktu bersama Jinan. Dan sampai saat ini dia belum bisa melepaskan sosok kecil yang sudah 6 tahun lamanya menjadi malaikatnya itu.

"Chika...."

"Iya ka"

"Jinan...Jinan Chika. Kaka ngak bisa. Kaka nggak akan pernah bisa. Nggak bisa melepaskan nya"

"Maksud kaka apa ? Melepas Jinan bagaimana ?"

Chika terpaksa melepaskan pelukannya. Dia bingung sekarang.

Gracia meraba tumpukan baju terbawah di lemari dan menarik secarik kertas di dalamnya.

"Ini...ini...kamu...bisa baca sendiri"

Swapped PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang