"siapa dia ?" tanya Soojung tiba tiba.
Ketiga pasang mata mereka saling menatap, Soojung menatap pada Jaemin penuh selidik. Memandang dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"kau mengenalnya ? Apa dia tetangga mu Jiyeon"
"Oh Jaemin .. " jawab Jaemin sembari mengulurkan tangan. Memamerkan senyum lebarnya, dan uluran tangan itu disambut dengan membalas sebutan nama Soojung juga.
"dia adik Sehun" sela Jiyeon namun ia tidak menatap ke lawan bicara. Dan Soojung menganggukkan kepala, sebelum beberapa menit kemudian ia melebarkan mata sembari menunjuk ke arah pria muda di depannya.
"kau adik Sehun ? Kau bercanda bukan ?" tanya nya masih tidak percaya.Jelas demikian. Responnya bahkan tidak jauh berbeda dari Jiyeon dulu. Mengetahui kenyataan bahwa Sehun bukan dari kalangan tidak mampu. Soojung jelas hafal dengan sekali pandang, dari ujung rambut hingga ujung kaki tidak ada pakaian murahan. Berbeda dengan Oh Sehun yang dia kenal.
"pasti Sehun saudara tirimu" kata nya lagi.
Jiyeon menggelengkan kepala, hingga kemudian sosok pria paruh baya mendatangi mereka. Dan itu adalah supir pribadi yang pernah Jiyeon lihat sebelumnya.
"kalian juga tidak jauh berbeda" kata Jaemin tiba tiba. Mungkin tengah menilai sifat Jiyeon dan Soojung dengan sekali pandang."noona aku pergi dulu" pamitnya. Ia melambaikan tangan pada Jiyeon dan pergi diikuti supir pribadi. Sedangkan kedua mata Soojung tidak berhenti menatap setiap pergerakan Jaemin.
"wah aku tidak percaya" kata nya.
"aku juga seperti itu" jawab Jiyeon. Ia membawah salah satu jaket hangat, berjalan mendekati kasir dan membayarnya.
"tapi Sehun. Dia pura pura menjadi pria miskin" kaya Krystal lagi. Namun Jiyeon menjawab seperti apa yang pernah Sehun katakan. Bahwa mereka lah yang menganggap Sehun miskin.
"bagaimana tidak demikian. Kau tahu kan dia mendapat beasiswa. Bekerja paruh waktu, dia tidak pernah ikut berlibur dan .."Soojung tetap saja berbicara menyebutkan hal hal yang membuat Sehun dinilai sebagai orang tidak mampu. Hingga keduanya berada di mobil yang sama, dan Jiyeon meminta agar supir melajukan mobil nya.
"aku juga berfikir seperti itu" kata Jiyeon lagi sembari mengetik sesuatu di ponselnya.
"kau tahu siapa orang tua Sehun ?"
Jiyeon menggelengkan kepala.
"kau harus bertanya padanya"
"kenapa ?" jawab Jiyeon sembari meletakkan ponsel didalam tas miliknya.
"karena aku penasaran Jiyeon"•
Sehun melemparkan senyum tipis pada Jiyeon yang baru masuk bus diikuti Soojung dibelakangnya. Begitu pula dengan Jiyeon, ia hanya memiringkan sebelah kepala sebagai tanda jawaban. Dan kemudian mencari kursi kosong yang tidak jauh dari 'kekasihnya'. Namun berbeda dengan Soojung, ia tidak segera duduk di kursinya. Malah menatap Sehun dengan penuh selidik, sedangkan yang ditatap menatap heran. Ada apa, meskipun tatapan mata Soojung buka kali pertama seperti itu padanya.
"berhenti menatap nya seperti itu"
"wae ?" tanya Krystal sembari duduk disamping Jiyeon.
"ya berhenti saja" jawab Jiyeon asal."kau benar benar seperti kekasih nya sekarang"
"hubungan kami belum sampai di tahap itu Krys" balas Jiyeon sembari mengeluarkan airpod dari dalam saku jaketnya.
"lalu sampai tahap mana ? Kau tahu bukan jika Sehun tergila gila pada mu"
"hentikan omong kosong mu" jawab Jiyeon sembari menyumpal telinganya. Ia memilih memejamkan mata menyandarkan kepala. Sedangkan Soojung menatapnya heran, dan kemudian terdengar pemberitahuan jika mereka akan berangkat."kau benar berkencan dengan Jiyeon ?" tanya teman Sehun yang duduk disebelahnya.
"hem .." jawab Sehun datar.
Lantas pria itu bertanya kenapa. Dari sekian banyak wanita di kelas mereka ataupun di kelas berbeda kenapa harus Jiyeon yang Sehun suka.
"apa ini yang dinamakan benci jadi cinta ?" katanya lagi. Masih tidak mengerti jalan fikiran Sehun. Yang jelas jelas bahwa Jiyeon membenci Oh Sehun.
"atau dia hanya memanfaatkan mu ?" katanya lagi. Sehun menatap temannya heran. Memang apa yang dimanfaatkan darinya.
"tentu saja otak mu !! mana mungkin harta mu. Kau saja tidak kaya"