E24

263 63 2
                                    

"sayang !!"
"ada apa eomma ?" tanya Sehun heran. Ada apa dengan ibunya yang tiba tiba terlihat begitu senang. Apa baru saja memenangkan undian lotre.
"kau ingat Kim Saejong ?"
"Saejong ?"
Ibu Oh mengambil duduk disamping putranya. Membuat pria itu sedikit mengeser tubuhnya, dan ibu mengatakan jika tadi ia bertemu Saejong di mini market. Bagaimana bisa Sehun lupa teman kecil nya.
"tentu saja aku lupa, itu sudah lama eomma"
"ibu nya mengirim eomma pesan, dan mengatakan jika putri nya berada di Korea sudah satu tahun"

Maka ibu Oh mencoba mengingatkan putranya. Dulu mereka tinggal bersebelahan sebelum keluarga mereka pindah kemari dan keluarga Saejong juga pindah ke luar negeri setelah dua tahun kepindahan keluarga Oh. Sekarang putri mereka kembali dan tinggal di rumah yang lama.
"kalian dulu begitu dekat sekali. Kau slalu tidak suka jika ada anak lelaki yang bermain denga  Saejong"
"itu dulu eomma. Meskipun ibu menceritakan semua nya sekarang, aku pun tidak ingat sama sekali" kata Sehun sembari beranjak dari tempat duduknya.
"maka dari itu eomma mengundangnya makan malam hari sabtu besok"
"terserah eomma" jawab Sehun acuh.

Ia memilih pergi menuju kamarnya. Nanti malam ia akan ke rumah Jiyeon sesuai dengan janjinya. Maka yang perlu dia lakukan hari ini adalah istirahat, ini lha alasan kenapa ia pulang ke rumah utama. Dan akhir akhir ini, ia memang sering menginap di rumah.
"ibu tadi sudah membelikan sesuatu untuk Jiyeon, jadi jangan lupa membawah nya" kata sang ibu.
Ibu Oh tahu jika putranya memiliki acara makan malam bersama di rumah Jiyeon. Jadi, tadi ia berbelanja sekaligus membelikan sesuatu untuk dibawah Sehun menemui Jiyeon.
"ne, gomawo eomma"

Dengan gelisah Jiyeon menunggu kedatangan Sehun yang terlambat tidak seperti biasanya. Ada apa dengan pria itu, jika terlambat kenapa tidak menghubunginya. Ia juga sudah mencoba menelfon namun tidak dijawab, apakah masih di jalan. Jiyeon menanti di luar pagar, beberapa kali Minyoung memintanya untuk masuk dan mereka akan menunggu Sehun didalam. Menenangkan Jiyeon dengan alasan bahwa mungkin jalanan macet atau Sehun masih ada urusan mendadak. Suara kendaraan terdengar dari arah berlawanan, Jiyeon menatapnya. Itu Sehun, pria itu memelankan laju. Mematikan mesin dan melepas helm nya.
"maaf sudah terlambat Jiyeon"
Itu lha kalimat perkata yang diucap. Sehun turun dari atas motor kemudian berdiri di depan Jiyeon.

"kenapa tidak menghubungiku jika terlambat, kau membuat ku cemas"
Tanpa menunggu Sehun menjawab, bergegas Jiyeon menarik tangan pria tersebut namun Sehun malah merintih kesakitan sembari menarik tangannya. Lantas Jiyeon menatapnya heran.
"apa terjadi sesuatu ?" tanya nya cemas.
Di tarik tangan kanan Sehun dan ia menemukan luka goresan aspal serta darah yang sudah membeku. Jelas terlihat bahwa Sehun sudah membersihkannya terlebih dahulu.
"aku tidak apa apa Jiyeon. Aku tidak sengaja jatuh" kata Sehun mencoba menenangkan. Ini hanya luka kecil saja.

"kenapa tidak berhati hati Sehun" celotehnya.
Berpindah mengenggam pergelangan tangan menariknya begitu saja. Sehun membela diri jika ia jatuh setelah membantu seseorang.
"selamat malam hyung, noona" sapanya.
Mendapati kedua orang tersebut berada di ruang tamu. Minyoung penasaran apa yang tlah terjadi, namun Jiyeon meminta agar mereka tidak bertanya dulu.
"kecelakaam kecil hyung, maaf sudah terlambat"
"tidak apa apa Sehun. Apa kau baik baik saja ?"
"hanya luka kecil saja" balas nya.
Kedua nya mengamati tingkah Jiyeon yang tengah membantu Sehun. Bukan kali pertama, namun juga tidak sesering mungkin melihat perhatian Jiyeon pada orang lain.

Beberapa jam berlalu, makan malam bahkan sudah selsai. Perpincangan ringan juga sudah terjadi diantara mereka. Minyoung bahkan mengundang agar Sehun datang ke acara pernikahannya.
"terimakasih atas makan malamnya" ungkap Sehun berada diambang pintu pamit untuk pulang.
"hati hati Sehun" kata Hyungsik dengan senyum Minyoung yang juga mengantar kepulangannya.
Sedangkan Jiyeon mengantar Sehun hingga kedepan pintu gerbang.
"hati hati" kata Jiyeon kala Sehun sudah naik ke atas motor nya. Tapi pria itu membuka kedua tangan.

EfflorescanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang