E4

369 82 6
                                    

"ah sial!!" umpat Jiyeon.
Ia mengerutu sembari menaiki satu persatu tangga yang akan ia gunakan untuk mengambil salah satu buku yang ia butuhkan. Alasan ia mengumpat ialah masih bersama Sehun untuk mengerjakan tugas bersama. Sehun mengamati Jiyeon dari tempat ia duduk, sesekali ia membolak balikkan buku yang ia baca.
"kau lebih tinggi dari ku, kenapa bukan kau saja !!  Kau membuat leherku sakit" kata Jiyeon sembari memijat lehernya. Sedangkan ia akan turun dari tangga. Menapaki satu persatu, namun pada tangga ke dua kaki Jiyeon tidak tepat pada pijakan.

"Baik .."
Belum sempat Sehun melanjutkan perkataannya, namun dengan segera ia berlari menghampiri Jiyeon dan menangkap tubuh wanita itu. Kedua nya jatuh bersamaan, yang membedakan hanya posisi mereka. Sesaat Jiyeon terdiam dalam keterkejutan setelah membuka mata, namun kemudian ia melepaskan tangan Sehun dengan kasar yang melingkar di pinggulnya.
"brengsek kenapa kau menyentuh ku !!" kata Jiyeon sembari berteriak. Ia berdiri dari posisi awal sembari membenahi seragam nya.
"kerjakan tugasnya, aku tidak mau melakukannya !!"

Jiyeon melangkahkan kaki nya dengan lebar. Mengambil ponsel dengan kasar yang tadi ia letakkan di atas meja, sedangkan Sehun mencoba berdiri namun kemudian meringis kesakitan pada salah satu tangan yang tidak sengaja tertindih tubuh Jiyeon saat mereka jatuh bersama.
"dimana Sehun ?" tanya Somi yang berselisih jalan dengan Jiyeon. Ia menghadang Jiyeon ditengah jalan, dan Jiyeon menatapnya dengan tajam.
"kau fikir aku pengasuh nya !!" jawab Jiyeon sembari kembali berjalan. Sedikit menyenggol pundak Somi hingga wanita tersebut sedikit mundur kebelakang.

"Sehun" panggil Somi kala ia melihat orang yang di cari. Sehun hanya tersenyum saja, ia pun bertanya apa Somi datang untuk mencarinya.
"aku datang karena ingin makan siang bersama. Kau pasti lapar" jawabnya.
Sehun hanya menganggukkan kepala, lantas mengikuti Somi dan mereka berjalan berdampingan. Somi jelas jelas terlihat begitu bahagia, ia berbicara banyak hal. Sedangkan Sehun hanya menanggapi seadanya. Sesekali melempar senyuman.

Suara pecahan piring terdengar cukup keras. Sehun menyentuh pergelangan tangannya dan makanan siangnya sudah  berhamburan di atas lantai, piring yang tadi ia bawah dengan nampan sudah tidak berbentuk. Pria itu mengernyitkan keningnya, memasang wajah kesakitan sembari tetap memegang pergelangan tangan. Sedangkan di hadapannya, sosok Somi jelas menghawatirkan kondisi pria itu.
"kau baik baik saja. Apa yang terjadi dengan tangan mu ?" tanya nya dengan penuh perhatian. Namun Sehun masih berpura pura baik baik saja.
"aku tidak akan khawatir lagi jika dokter Im yang memeriksanya" kata Somi.

Sehun mengehentikan langkah seketika. Kala mendapati Jiyeon berdiri di depan pintu masuk sembari memasang wajah datar seperti biasa. Keduanya saling bertukar pandang, Jiyeon menatap pergelangan tangan Sehun yang di genggam oleh tangan Somi.
"ayo" ajak Somi segera, mereka meneruskan langkah. Begitu pula dengan Jiyeon dan mereka saling bersimpangan.
"apa dia terluka ?" tanya Soojung.
Mereka mengambil nampan dan piring, berjalan beberapa langkah sembari mengambil beberapa makanan.
"kau fikir aku peduli" jawab Jiyeon.

"kau harus bilang pada Baekyun oppa tentang cidera mu" pesan Somi kala ia menurunkan Sehun di depan cafe tempat pria itu bekerja. Sehun menganggukkan kepala, meminta agar tidak perlu cemas. Ia baik baik saja, hanya kesleo dan beberapa hari akan segera pulih.
"terimakasih atas tumpangannya. Dan maaf kita tidak bisa pergi ke taman bermain untuk merayakan ulang tahun mu"
"gwencana" jawab Somi dengan senyum lebar. Ia melambaikan tangan, meminta sopir kembali melajukan mobilnya.
"selamat datang !!" seru Baekhyun tidak tahu siapa yang datang.

EfflorescanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang