E30

834 86 55
                                    

Semuanya tlah berubah. Keduanya kembali seperti dulu namun ini lebih parah. Setelah hubungan mereka berakhir, semua terasa baru. Kehidupan Jiyeon bahkan Sehun. Tidak ada saling sapa, mungkin menganggap bahwa masing masing individu tidak ada. Jiyeon sudah tidak seberisik dahulu. Tidak pernah membuat ulah, yang dia lakukan hanya fokus dengan belajar. Karena satu tahun tlah berlalu dan kini ia berada di tingkat akhir masa high school nya.

"Sehun, kau ingin pergi ?"
"hem" balasnya.
Terlalu singkat. Bahkan sikap Sehun semakin berbeda. Pria itu hanya membalas seadanya, berbicara seperlunya. Selanjutnya memilih diam menjadi pendengar. Namun sekarang Sehun meninggalkan flat nya, resaign dari pekerjaan dan memilih tinggal di rumah utama. Menikmati fasilitas pribadi yang diberikan. Dan hal itu sukses membuat wanita tertarik pada Sehun karena kenyataan yang baru di dapatkan. Apalagi, kini pria itu sendiri selepas berakhirnya hubungan dengan kekasihnya. Sudah menjadi rahasia umum sekarang.

Pria itu mengendarai mobil pribadinya, keluar dari pekarang membelah jalan raya. Terlalu sunyi, Sehun enggan menikmati musik meskipun langit sore terlihat begitu cantik. Sesaat kemudian ia menepikan mobilnya, tepat pada salah satu cafe tempat ia membuat janji dengan seseorang.  Jangan tanya siapa.
"Sehun disini"
Saejong melambaikan tangan, memberi tahu bahwa ia sudah datang. Dan pria itu segera menghampiri mengambil tempat.
"aku sudah memasan minuman" katanya.
"ya" jawab Sehun sembari mengeluarkan bukunya.

Kini sudah terbiasa, atau mungkin ia harus memaksakan diri melihat Sehun yang seperti sekarang. Ia tahu hubungan Sehun dan Jiyeon sudah berakhir, karena waktu itu ia mengikuti Sehun dan mendengar sayup sayup pembicaraan mereka berdua. Perasaannya begitu senang, mendapati Jiyeon meminta hubungan itu berakhir sehingga ia mendapatkan kesempatan. Memang terdengar jahat, namun sepertinya bukan hanya dia saja yang menyukai kabar itu.
"aku sudah menyelsaikan hingga halaman ini. Dan ada yang tidak aku mengerti"
Ia menunjukkan sebuah halaman beserta nomor soal. Sehun selangkah lebih jauh bahkan sudah ke halaman lainnya.

"americano" pesan seseorang.
Ia mengambil beberapa lembar uang didalam dompetnya. Hanya menunggu sesaat, sebelum akhirnya ia mendapatkan nampan berisi minuman serta macaron yang akhirnya juga ia pesan. Ia mengambil duduk di ujung dekat dengan pintu, meletakkan beberapa buku dan peralatan tulis di atas meja. Ponsel serta kunci mobilnya juga. Membuka lembaran buku yang terakhir ia kerjakan. Mungkin ia terlalu fokus dengan apa yang dia kerjakan, hingga getaran ponsel membuatnya terkejut seketika.
"oh oppa" sapa Jiyeon setelah menerima panggilan.

"apa kelas sudah selsai ?"
Jiyeon memainkan bulpoinnya. Mengetuk ketuk diatas buku tebal miliknya. Dan sang penelfon menjawab ya.
"masih belum ada yang sulit" kata Jiyeon.
Saejong mengangkat kepala, dan bersamaan itu tanpa sengaja ia melihat seseorang yang berada di kursi depannya. Bukan Sehun, melainkan seseorang yang berada dibelakang pria tersebut. Apa Sehun tidak menyadari keberadaan Jiyeon yang ada dibelakangnya.
"aku akan menutup panggilan" kata Jiyeon.
"apa yang kau lihat ?" tanya Sehun akan menoleh kebelakang, namun Saejong menghalaunya. Mengalihkan Sehun dengan asal memberikan bukunya. Menunjuk pada soal yang ia tidak mengerti meskipun hanya pura pura.

Kini Jiyeon baru sadar. Siapa yang duduk didepannya, ia saling bertukar pandang pada Saejong meskipun untuk sesaat. Dari banyak tempat yang seharusnya bisa dikunjungi tanpa saling bertemu cukup banyak. Namun kenapa ia bisa bertemu dengan keduanya seperti sekarang. Ia mencoba abai, meskipun ada perasaan tak nyaman. Entah itu apa. Pada akhirnya Jiyeon mengalah, mengemasi buku bukunya. Membawah semua barang dan bergegas keluar dari sana.

"kau paham ?" tanya Sehun.
Saejong menganggukkan kepala, ia mulai mengerjakan. Padahal tadi ia tidak sepenuhnya mendengar penjelasan Sehun, karena alasannya agar pria itu tidak menyadari kehadiran Jiyeon saja. Kala Saejong mengerjakan soal nya, maka Sehun membuang muka. Bersamaan dengan itu Jiyeon lewat didepan meja nya. Posisi meja cafe yang ia tempati adalah di pojok baris ke dua dengan jendela kaca yang begitu besar menatap ke jalan raya. Kata siapa ia tidak tahu jika ada Jiyeon disana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EfflorescanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang