E27

284 67 14
                                    

"maafkan aku" kata Sehun membuka pembicaraan. Melepaskan pelukan, dan Saejong kembali tersadar. Menjawab tidak masalah sembari memamerkan senyumnya.
"apa yang kau lakukan ?" tanya Sehun.
"masuklah" pintanya.
Mengajak wanita itu masuk kedalam flatnya, dan  pertama yang Saejong temukan ialah meja makan yang terdapat beberapa makanan. Sehun meminta agar Saejong diam saja, ia akan membersihkan lantai. Perkataan Sehun malah membuat Saejong merundukkan kepala, menyadari bahwa ada pecahan gelas. Apa yang terjadi, ia ingin bertanya. Apa ada hubungannya dengan Sehun yang tiba tiba memeluknya saat ia bahkan baru datang.

"aku tidak tahu jika kau juga tinggal disini. Tadi aku bertanya pada bibi" jelas Saejong.
Ia masih mengamati Sehun yang memberisihkan meja menyisihkan makanan yang bahkan terlihat tidak tersentuh. Siapa yang baru datang, apa mereka baru saja bertengkar.
"kau mau jus kaleng ?" tawar Sehun.
"boleh" jawabnya.
Ia pun memilih duduk di dapur yang bersatu dengan meja makan.
"ada apa kemari ?" tanya Sehun lagi.
"aku hanya ingin memberikan ini" balasnya. Mendorong ke depan papper bag yang ia bawah. Sehun melihat logo yang tercetak di tengah tengah papper bag itu.
"seharusnya kau tidak perlu melakukan ini"

Saejong tahu itu lha penolakan. Namun ia memaksa agar Sehun menerimanya sebagai hadiah. Ia merasa tidak enak, apalagi ia juga berterimakasih karena Sehun menjadi temannya sekarang.
"aku dengar kau juga bekerja"
"apa saja yang kau dengar dari ibu ku ?"
Sehun langsung bertanya seperti demikian. Ingin mengetahui apa yang Saejong ketahui tentang dia. Maka wanita itu hanya tahu sebatas jika Sehun bekerja dan tinggal di flat selama beberapa tahun.
"aku harus bekerja, jadi aku akan mengantar mu pulang" kata Sehun.
"tidak perlu, aku bawah mobil sendiri. Tapi bisa kah kau mengantar ku hingga ke depan ?" pintanya.

Pria itu menganggukkan kepala. Tidak masalah, mereka pun segera keluar dari flat bersama. Tidak ada pembicaraan selama beberapa menit hingga keduanya sampai didepan mobil.
"mengenai pelukan tadi, apa kau ada masalah ?" tanya Saejong merasa penasaran.
"ah itu. Aku fikir kau orang lain, jadi aku minta maaf"
"orang lain ?" ulangnya.
Nada suara yang terdengar tidak nyaman. Namun Saejong kembali mengukir senyumnya, segera masuk kedalam mobil begitu saja.
"apa dia kekasih mu ?" tanyanya lagi.
Sehun tidak menjawab, ia hanya diam. Mengatakan agar Saejong berhati hati setelah itu ia pergi.

Dari spion depan Saejong mengamari punggung Sehun yang semakin menjauh. Pikirannya masih berkelana, apa yang Sehun mengira bahwa dia adalah kekasihnya hingga tanpa sadar memeluknya. Kekasih. Kenapa kini ia terlihat menyedihkan, baru menyadari bahwa Sehun tidak sendiri. Atau memang ia sebelumnya tidak pernah berfikir bahwa Sehun tidak lha sendiri. Kini ia melajukan mobilnya dengan perlahan. Dalam pikiran yang terus bertanya tanya, wanita mana yang mendapatkan hati Sehun hingga berhasil membuat pria itu seperti sekarang.

Ketika hari berganti dan mereka bertemu kembali. Tidak ada sapaan seperti biasa, Jiyeon yang berangkat terlambat hampir menyentuh waktu dimana kelas akan dimulai. Sedangkan Sehun yang sudah sampai dikelas 15 menit sebelum kelas dimulai. Jiyeon seperti biasanya, duduk dengan nyaman di kursinya tidak menampilkan sesuatu yang akan membuat orang lain curiga.
"Jiyeon, bisa ke depan" pinta guru matamatika.
Jiyeon hanya beranjak, mengikuti kemauan gurunya untung mengerjakan contoh soal yang beberapa menit lalu di bahas. Sehun mengamati, ia mengerjakan di buku catatannya. Jawaban sudah dia dapatkan, dan sesaat kemudian Jiyeon juga selsai dengan soalnya.

"terimakasih Jiyeon, kembalilah" katanya.
Ia melewati meja Sehun tanpa sedikitpun meliriknya. Berbeda dengan Sehun yang masih mencuri pandang ke arahnya. Ketika guru mereka akan kembali dengan soal selanjutnya, bel terdengar. Lantas Jiyeon membuka ponselnya, menemukan sebuah pesan masuk yang ia dapatkan setelah kemarin mematikan ponselnya.

From : Myungsoo
Apa kita bisa bertemu.
Apa kalian bertengkar ?

To : Myungsoo
Kapan ?

EfflorescanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang