25. Berjalan

59.9K 7.5K 151
                                    

Meski sudah mandi tadi malam, Alea tetap mandi lagi pagi ini. Menurutnya, badan yang telah dipakai tidur itu lengket dan tidak segar. Tidak peduli meski hanya beberapa jam.

Btara juga sama. Dia langsung mandi begitu bangun. Tubuh atletisnya telah terbalut celana chino dan kaus beserta kemeja yang tidak dikancingkan. Alea percaya jika orang-orang pasti akan percaya andai Btara mengaku masih anak kuliahan.

"Bawa topi, kan?" tanya Btara pada Alea.

Mereka baru saja naik ke kamar setelah sarapan. Setelah ini mereka akan pergi menemui seseorang seperti yang Btara bilang kemarin.

"Bawa, kok. Bentar."

Alea membuka resleting koper bagian depan. Ada sebuah topi di sana. Topi abu-abu itu terlihat cocok dengan setelan yang ia pakai.

Setelah memastikan semua barang bawaan lengkap, Btara dan Alea berangkat. Mereka menggunakan sebuah taksi. Alea cukup terkesan dengan Btara yang berbicara bahasa Jepang dengan supir taksi.

Taksi yang Btara dan Alea tumpangi membawa mereka ke sebuah kawasan hunian. Sebelah kanan dan kiri jalan dipenuhi oleh apartemen. Sedikit berbeda dengan daerah di dekat hotel yang lebih banyak dipenuhi rumah tunggal.

Btara dan Alea turun di depan sebuah apartemen. Dilihat dari luar, apartemen ini nyaman dan lebih besar dari apartemen lain di dekatnya. Apartemen ini juga rapi. Alea tidak melihat adanya jemuran di balkon kamar.

"Btara! Hai!"

Seorang perempuan berwajah Indonesia menghampiri mereka. Perempuan yang beberapa centi lebih pendek dari Alea itu menghampiri mereka dengan senyum lebar. Di belakang perempuan itu, ada seorang laki-laki yang mengikutinya.

Btara saling menyapa dan berpelukan dengan dua orang tadi, sementara Alea berdiri di dekat mereka sambil tersenyum. Btara memberi kode lewat tatapan agar Alea mendekat. Dia lalu memeluk pinggang Alea.

"Kenalin ini pacarku, Alea."

"Alea."

Alea menyalami perempuan itu.

"Diana."

Alea kemudian beralih ke laki-laki di sebelah Diana.

"Brandon."

"Alea."

"Mereka teman kuliahku waktu di Jerman dulu."

"Anak psikologi juga?" tanya Alea pada Diana dan Brandon. Dua orang itu tersenyum dan menggeleng.

"Kita temenan gara-gara satu organisasi mahasiswa Indonesia di Jerman gitu. Kita bertiga beda semua jurusannya."

"Mereka pacaran pas di Jerman. Lulus terus langsung nikah pas pulang ke Indonesia. Sekarang lagi sama-sama S3 di sini."

Alea melebarkan mata saking kagumnya.

"Wow! Serius? Hebat banget kalian."

Diana menggeleng pelan.

"Nggak, kok. Kebetulan Brandon dapat tawaran kerja di sini. Ya udah, kita sekalian apply beasiswa. Untungnya kita berdua sama-sama dapet."

"Sombong. Bilang aja mau nyombong kalau lebih karena dapet beasiswa dan kuliah sambil kerja."

"Emm... Iya, sih."

Keempat orang itu tertawa.

"Kok bisa, sih, kuliah sambil kerja? S3, lagi. Pasti banyak bikin tesis gitu-gitu nggak, sih?"

"Kerjaannya nggak harus ke kantor, kok. Bikin program di rumah sambil ngepel juga bisa."

Btara menutup kedua telinga Alea, membuat perempuan itu sedikit terkejut.

Accidentally SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang