12. Obrolan singkat

110K 9.4K 149
                                    

Btara da Alea sarapan bersama. Mereka makan bubur ayam yang dipesan oleh Btara. Sudah lama sekali sejak Alea sarapan dengan makanan berat seperti ini.

"Jangan-jangan healthy food yang di Instagram cuma pencitraan."

Alea melirik ke Btara.

"Emang bubur nggak healthy?"

Btara terkekeh pelan.

"Kalau gitu berarti semua makanan healthy, ya?"

Alea mengangguk pelan. "Healthy sih healthy. Tubuh aja masih butuh lemak. Sebenarnya semua makanan healthy, cuma nggak semuanya clean. Asal bukan makanan 'kotor' dan surplus kalori aku makan. Tapi emang akhir-akhir ini lagi coba biar jangan sampai starving."

"Sering?"

"Lumayan. Aku nggak pernah sampai kelebihan berat badan, sih, tapi badanku tipe yang gampang banget gendut. Habis makan bubur juga paling jadi buncit dikit."

Btara terkekeh. Dia bahkan sampai menutup mulutnya dengan punggung tangan.

"Kenapa ketawa? Ngejek karena perutku buncit?" tanya Alea sedikit tersinggung.

"Nggak, nggak." Btara melambaikan tangan di udara. "Cuma pengin ketawa aja."

Alea berdecak pelan.

Btara tidak mungkin mengatakan alasan dia tertawa. Alasan yang sangat konyol. Mendengar Alea yang mengatakan dirinya buncit, Btara tiba-tiba membayangkan sebuah keluarga kecil. Ada dia, Alea, dan calon anak mereka di perut buncit Alea. Astaga! Bisa-bisanya otak Btara sampai ke sana.

"Setiap hari kamu sarapan bubur?"

"Nggak setiap hari juga. Kadang kalau lagi mau ya masak."

"Masak? Kamu?"

"Bukan masakan yang susah. Paling sup, nasi goreng, atau orak-arik buncis."

Alea meringis. "Jadi inget kimbab buatan aku. Sorry, ya. Kalau waktu itu nggak pakai timun juga pasti aku cobain. Jadinya kamu nggak usah ngerasain kimbab yang kata Lily rasa air laut itu."

Btara tertawa.

"Tetap enak, kok. Orang belajar masak kan nggak mungkin langsung sempurna."

"Belajar?" Alea mendengus. "Enak aja! Gini-gini aku bisa masak, tahu. Aku waktu kuliah beberapa kali ikut kelas masak sama Chef Vindex Tengker."

Btara melebarkan mata tak percaya.

"Oh ya?"

Maksud Btara, siapa yang akan percaya setelah mencoba kimbab Alea kemarin.

"Iya banget. Cuma emang nggak pernah masak. Masaknya sih asyik, tapi motong bahan, ngupas bawang, nyuci panci, nggak, deh."

"Hemm.... Percaya nggak ya?"

Telunjuk Btara menggosok pelan dagunya seolah-olah sedang berpikir.

"Kemarin asin karena ketumpahan. Ya udah sih kalau nggak percaya juga nggak apa-apa."

Alea kembali memakan buburnya yang tinggal separuh.

"Jangan ngambek, dong. Lagian juga aku nggak pernah masalah sih mau cewek bisa masak atau nggak. Sama kayak kamu."

"Aku kenapa?"

"Kamu pasti juga mikir kalau masak hal yang basic. Mungkin kamu jadi orang pertama yang menentang pendapat cewek harus masak buat cowok."

Alea mengernyit, lalu meletakkan sendoknya.

"Sok tau. Emang kamu pernah nanya? Perasaan aku belum pernah jawab kayak gitu."

Accidentally SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang