Seperti hari-hari biasanya. Aku disini masih setia menemani Alfin yang sedang menjalankan kegiatan malamnya di masjid. Semenjak bersama dengan Alfin, aku menjadi sering mengikuti acara islami di masjid.
Padahal dulu aku jarang sekali pergi ke masjid. Sholat saja aku lebih sering di rumah, karena masjid di daerahku jaraknya lumayan jauh.
Senang sekali rasanya melihat Alfin yang sedang mengaji di dekat mimbar. Sedangkan aku disini mengajari anak-anak kecil untuk mengaji Iqra. Lucu sekali melihat mereka semua.
Kadang, kalau tidak banyak anak-anak yang mengaji, setelahnya aku membantu bersih-bersih masjid. Meskipun lelah tapi aku tetap senang.
Belum lagi kalau ada acara berbagi makanan kepada fakir miskin. Aku juga bergabung dengan para remaja masjid lainnya. Menurutku, melihat orang bahagia itu ada kepuasan tersendiri. Aku jadi bahagia lahir dan batin.
" Kaka aya ini bacanya apa? " Tanya seorang anak perempuan lucu padaku.
" Ini bacanya Alif dek "
" Makaci kaka cantik "
" Sama-sama juga adek imutt "
Setelah semua anak selesai mengaji, aku memutuskan untuk menghampiri pak Amir yang bekerja sebagai marbot masjid.
" Assalamualaikum pak Amir "
" Waalaikum salam mbak Ardelia "
" Ada yang bisa saya bantu pak? "
" Oh nggausah mbak, nanti capek " tolak pak Amir
" Ngga papa pak Amir, saya bantu ngepel saja, nanti bapak yang nyapu "
" Terimakasih mbak Ardelia, saya sangat terbantu hari ini. Kebetulan juga saya kurang enak badan " cerita pak Amir padaku
" Kalo gitu biar saya saja pak yang nyapu sama ngepel, bapak istirahat saja "
" Ohh engga mbak, jangan. Ini sudah jadi tugas saya "
" Yasudah ayo pak, biar cepat selesai "
Aku dan pak Amir mulai membersihkan lantai. Tak jarang juga pak Amir bercerita padaku tentang pengalamannya bekerja disini.
" Bapak sudah berapa lama disini? " Tanyaku sambil mulai mengepel
" Saya sudah 4 tahun disini "
" Suka dukanya apa saja pak kalau boleh tau "
" Ya sukanya itu sering ada orang bantu-bantu mbak. Tapi saya paling jengkel kalau ada anak-anak muda yang tidak bisa menjaga sikapnya " curhat pak Amir
" Anak muda sekarang meresahkan ya pak " aku tertawa
" Iya mbak, apalagi pas jumatan itu. Saya jadi ngga bisa fokus soalnya mereka guyon terus "
" Kenapa ngga bapak omeli aja? Biar ngerti "
" Sudah.. sudah pernah saya marahi. Tapi memang bocahnya ndablek mbak. Angel tuturane "
Mendengar penuturan pak Amir aku jadi ngakak. Ternyata ini keluhan pak Amir yang terpendam selama bertahun-tahun.
20 menit sudah berlalu, saat ini aku sedang makan nasi goreng bersama pak Amir di depan masjid. Tak lama Alfin juga datang dan memesan mi goreng.
" Wahh dinner ga ngajak-ngajak " omel Alfin sambil tertawa.
" Ini aja saya di bayari sama mbak Ardelia mas "
" Wah aku ngga dibayari juga nih? "
" Iya nanti sekalian bayar " ucapku sambil makan
" Bercanda doang gess " ujarnya tertawa
Kami bertiga makan bersama di depan masjid dengan nikmat. Aku merasa bahagia meskipun hanya saling bercerita saja.
" Mas ini bertiga jadinya berapa? " Tanya Alfin pada mas penjualnya
" Loh biar aku aja yang bayar " protesku
" Aku aja, sekali-sekali berbagi. Ya kan pak Amir "
" Saya mah nurut saja "
" Totalnya 36.000 mas " ucap penjualnya
Setelah itu kami berpamitan pada pak Amir dan Alfin mengantarku untuk pulang.
" Makasih ya udah ngajak aku kesana " ucapku
" Sama-sama. Ngga kapok kan? "
" Ya engga lah, justru malah pengen lagi. Aku seneng bisa ngajarin anak-anak lucu "
" Ya inilah indahnya berbagi. Berbagi kan ngga hanya soal materi, tapi juga bisa dalam hal ilmu dan juga tenaga " tutur Alfin sambil fokus menyetir.
" Alhamdulillah aku jadi punya pengalaman baru "
" Habis ini langsung istirahat, pasti kamu capek habis ngepel lantai masjid "
" Iya pasti. Kamu juga istirahat "
Tak lama kami sudah sampai di rumahku. Dan kebetulan ada Ayahku yang baru saja pulang kerja.
" Habis kencan darimana anak ayah ini " goda pak Agus yang merupakan Ayah Ardelia
" Habis dari Masjid om, ngajarin anak-anak ngaji "
" Alhamdulillah anak saya ketemu sama orang yang tepat. Om senang sekali kamu ngajak Aya melakukan hal positif. Sering-sering ya "
" Iya om siyap. Kalo gitu saya pamit pulang dulu, Assalamualaikum "
" Waalaikum salam "
KAMU SEDANG MEMBACA
SIX DESTINY
HumorUntuk yang berminat aja! 《This is not real story!!!》 Kata orang, masa putih abu-abu itu sangat menyenangkan. Tapi, tidak dengan 6 orang ini. Banyak peristiwa yang bahkan diluar pikiran mereka.