cinta sejati

9 2 0
                                    





" WELCOME DIENG " teriak Leha bersemangat

Setelah perjalanan jauh dari Jakarta-Yogyakarta, akhirnya rombongan sekolah mereka sampai di puncak Dieng.

" Fin habis ini ngapain? " Tanya Anggi

" Pengarahan dulu, habis itu pembagian tenda. Jam 1 nanti baru mulai kegiatan " jelas sang ketua osis

" Yaudah yuk kumpul dulu " Ajak Adella

Mereka berkumpul sesuai regu masing-masing sambil membawa tongkat. Setelah itu mereka menuju tenda masing-masing. Kebetulan tenda mereka saling bersebelahan.

Setelah jam 1, mereka mulai diberikan berbagai tugas. Mulai dari semaphore, sandi, tandu, dan juga membuat jargon.

Hari sudah mulai malam. Mereka diberikan waktu istirahat untuk mandi, lalu makan bersama. Malam harinya akan diadakan lomba yel-yel per kelas. Tapi sebelum itu mereka membaca dasa darma secara bersama dengan melingkari api unggun.

Malam ini sebagai acara terakhir, diadakan acara jurit malam. Mereka harus menemukan bendera putih sebanyak 6 buah, dan setelah itu baru mereka bisa dapat hadiah untuk satu regu.

" Dil aku takut nih " ucap Lilis

" Del kamu paling belakang yah jaga anak-anak, biar aku yang cari jalan di depan " tutur Dila sebagai ketua regu.

" Kira-kira ada setannya gak yah? " Tanya Anggi

" Ntar gw gibeng tuh setan " ucap Leha dengan soknya

" Udah ayok jalan, semua harus fokus! " Perintah Dila

Mereka pergi ketengah hutan dengan berbekal 6 senter untuk masing-masing anggota dan 2 lampu yang di bagian depan dan belakang yang dibawa Dila dan Adella.

Sesekali Lilis, Ardelia, dan Anggi berteriak ketakutan karena disana memang di takut-takuti oleh beberapa pembina yang jadi hantu.

Sementara Dila, Leha dan Adella masih fokus mencari bendera putih yang tinggal 1 lagi harus mereka dapatkan supaya mendapat hadiah.

" Akhirnya ketemu juga " ujar Adella yang mulai frustasi

" Okesip, kerja bagus! Sekarang kita kembali ke pendopo buat setor. Hati-hati kepleset soalnya licin. Tetap perhatikan jalan dengan baik dan jangan berpencar! " Ujar Dila memberitahu.

Semua murid sudah terlelap dalam tidurnya. Dan pagi ini mereka harus melakukan senam pagi lalu pergi menjelajah menyusuri sungai dan hutan untuk menjalankan misi yang ada di setiap pos.

Medannya sangat terjal, jadi mereka harus saling berpegangan. Setelah berjalan lama, akhirnya mereka tiba di pos 1. Untuk lanjut ke pos 2 mereka harus melewati ladang teh. Lalu di pos 3 melewati sungai berbatu. Dan yang terakhir mereka harus melewatu jalan berlumpur yang membuat mereka kesulitan berjalan.

Tidak terasa sudah jam 1 siang. Saat ini adalah waktunya istirahat. Dila sedang duduk di kursi yang menghadap pemandangan Dieng. Tak lama setelahnya Akmal tiba-tiba duduk di samping Dila.

" Kenapa murung gitu? " Tanya Akmal

" Gapapa, cuma ga semangat aja soalnya perasaanku gaenak banget. Pengen cepet-cepet pulang "

" Sama seperti yang aku rasain " Akmal tersenyum sendu

" Kayaknya aku masih berduka sama kematian mas Aris "

" Jangan terlalu dipikir Dil, nanti kamu jadi sakit "

" Entahlah... Rasanya aku jadi hampa gitu mal. Kaya, ngga bersemangat gitu "

Akmal tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh Dila. Lalu ia mengambil suatu kotak berwarna hitam.

" Tolong berikan ini pada Lilis " ucap Akmal

" Hadiah? Kenapa ngga kasih sendiri aja ke Lilis, besok dia kan ulang tahun " ujar Dila menatap Akmal

" Ngga papa, kamu aja. Aku takut ngga bisa ngasih " Akmal tersenyum

" Kamu masih cinta ya sama Lilis? " Tanya Dila

" Nyatanya, meskipun aku berusaha sekeras apapun, aku tetep ngga bisa hilangin rasa cintaku ke dia " ucap Akmal menerawang melihat pemandangan di depan mereka.

" Kamu pasti nemuin yang lebih baik mal " Dila menepuk pundak Akmal

" Yaudah aku pergi dulu, makasih udah mau bantu aku ngasihin itu " Akmal berdiri lalu bersalaman pada Dila.

" Sama-sama "

Saat ini Lilis sedang menikmati keindahan Dien dari atas tebing. Ia sangat senang menghirup udara segar dari atas sana. Hingga ia lupa akan suatu hal yang sangat penting.

" AAAAAAA.... TOLONGGGGGG, TOLONG AKU SIAPAPUN ITUUU " ucap lilis histeris

Ia terpeleset dan jatuh dari tebing terjal itu. Namun, saat ini ia masih bergelantungan karena ia berhasil berpegangan pada batu. Lilis lupa membersihkan sepatunya yang berlumuran lumpur sehabis acara jelajah tadi.

" TOLONG AKUUU " teriak Lilis sekeras mungkin

" BERTAHANLAH "

" Akmalll, tolong aku kumohon " Lilis menatap Akmal penuh harap

" Iya, kamu tenang dulu, jangan banyak gerak dan jangan lihat bawah " pelan tapi pasti, Akmal menuruni tebing itu. Ia pernah ikut ekstra panjat tebing, oleh karena itu Akmal sangat tenang.

" Ulurkan tanganmu " pinta Akmal

" Aku ta..takut mal "

" Jangan takut, sekarang dengarkan aku! Kamu bayangin aja lagi manjat pager. Pegang celah-celah batu itu dengan kuat lalu sekuat tenaga, kamu naik ke atas " perintahnya

" Aku ngga bisa, aku terlalu takut "

" Lilis! Kamu mau selamat apa engga? Kamu harus percaya sama omonganku. Ayo coba. Jangan lihat bawah "

Dengan perlahan Lilis memanjat tebing sesuai dengan perintah Akmal. Dan akhirnya ia berhasil sampai di atas dengan selamat.

" Aku berhasil malll " girang Lilis yang membuat Akmal tersenyum.

" Ayo sekarang kamu naik " Lilis menyodorkan tangannya

Akmal mulai memanjat dengan hati hati. Tinggal beberapa langkah lagi ia bisa mencapai tangan Lilis. Namun ia melakukan kesalahan. Ia memegang ranting pohon yang kecil. Dan hal itu berhasil membuat Akmal terjatuh dari atas tebing itu.

" Akmal... " Gumam Lilis menatap Akmal yang juga sedang menatapnya.

" AKMALLLLL " Teriak Lilis dengan sangat keras hingga semua orang menghampirinya.

" Ada apa Lis?!!! " Tanya Anggi dengan  panik

Bukannya menjawab, Lilis malah menangis histeris yang membuat Dila khawatir.

" Kenapa Lis?!! " Tanya Dila dengan sorot mata tajam.

" Ak.. ak..mal " ucap lilis terbata

" Akmal kenapa?! " Tanya Dila menatap lekat Lilis

" Akmal jatuh " lilis pingsan setelahnya

Semua orang terkejut dan para pembina segera turun kebawah mencari Akmal.

Sementara Dila masih mematung sambil memandang tangannya. Ia baru beberapa menit yang lalu berjabat tangan dan mengobrol dengan Akmal.

Dan sekarang apa??

Temannya itu meninggalkannya?

" Dil kamu kenapa? " Ucap Vazam saat melihat Dila mulai hilang kesadaran












Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SIX DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang