kejutan

18 4 0
                                    







Semua murid sibuk dengan tugasnya masing-masing. Setelah selesai berkunjung ke Candi Prambanan, mereka melanjutkan ke Taman Siswa. Di sana mereka diberi tugas untuk membuat resume.

Anggi yang fokus mengerjakan tugasnya, tak sadar jika dirinya hanya duduk sendiri. Setelah selesai dengan tugasnya, ia baru tersadar akan suatu hal.


" Eh del aku udah se.. " ucapku terpotong karena Adella tidak ada di sampingku.

Aku menjadi panik dan bingung. " Mereka kemana yah? " Aku menengok ke kanan dan kiri berusaha mencari.



Me
Del kamu dimana?

Adella
Bentar, lagi di toilet

Me
Oh yasudah jangan lama-lama

Adella
Iyah



" Ke toilet ga bilang-bilang " aku bergumam sedikit kesal.

Saat aku sedang berdiam diri melihat sekelilingku, samar-samar aku mendengar keributan dari belakangku. Karena penasaran, akhirnya aku menoleh dan melihat semua sahabatku sedang melingkar.

Aku yang semakin kepo akhirnya membuka suara. " Kalian ngapain? " Ucapku yang membuat semuanya menoleh dengan wajah terkejut.

Saat hendak menghampiri mereka, langkahku tertahan karena ada yang menutup mataku.

" Disini saja " bisik suara yang ku yakini itu suara Arkan.

Selang beberapa detik, saat mataku dibuka. Betapa terkejutnya aku melihat sebuah kue yang lengkap dengan lilinnya.

" Selamat ulang tahun " aku menoleh ke arah Arkan yang menatapku dengan pandangan yang sulit kujelaskan.

" Make a wish dulu dongg " seru Dila dengan antusiasnya

Aku memejamkan mataku dan mulai membuat harapan. " YaAllah, aku bersyukur sekali memiliki sahabat seperti mereka. Di umurku yang bertambah ini, aku berharap akan bersama dengan mereka sampai selamanya. " Setelah itu aku meniup lilin.

" Suapan pertama untuk yang terkasih nihh " goda Lilis yang membuatku salting

" Mau dong disuapinn " Seru Vazam saat melihatku menyuapkan potongan kue pertamanya pada Arkan.

" Makasih ya semuanya, aku ngga nyangka masih ada yang inget hari kelahiranku. Bahkan orang tuaku aja ngga inget " aku menatap kue itu dengan sedikit rasa sedih mengingat orang tuaku yang sama sekali tidak memperhatikanku.

" Jangan sedih, kita semua kan ada buat kamu nggi. Meskipun kita bukan keluarga, tapi kan rasanya udah kaya keluarga sendiri. Jadi jangan ngerasa sendiri. Masih banyak orang yang sayang sama kamu " ucap Lilis padaku.

" Iya bener banget. Kan masih ada aku yang sayang kamu " Arkan

" Pepet teross " teriak Vazam yang membuat semua tertawa

Saat makan kue bersama. Aku melihat Pak Bakron yang berjalan ke arah kami.

" Eh.. eh.. Pak Bakron kesini " panikku

" Udah selow aja " Arkan

" Nanti kita kena marah "

" Udah ada yang hendel, tenang aja " Dila tertawa

Tak lama kemudian...

" Loh.. loh.. loh.. enak sekali makan kue. Kalian ini ngga tau kalo ada tugas? Dikira kesini itu piknik hah?! " Baru dateng udah ngegas aja Pak Bakron.

" Tugas kita udah selesai semua kok pak. Bapak ngga usah marah-marah. Mending sini duduk sama kita. Nihh saya udah siapin kue buat Pak Bakron tersayang " Vazam menarik tangan Pak Bakron untuk duduk bersama dan menyodorkan sepotong kue padanya.

" Ini buat saya nih? "

" Iya lah pak, kan tadi saya udah bilang BUAT PAK BAKRON TERSAYANG " jelas Vazam yang masih berusaha merayu guru laki-laki berambut putih itu.

" Wah kalian baik sekali. Saya makan sekarang ya " girang Pak Bakron

" Iya pakk " sahut semuanya

Semuanya melihat Pak Bakron yang sedang memakan kuenya. Nampak sekali raut wajah mereka yang menahan tawa. Bagaimana tidak, guru itu makan dengan semangat sekali.

" Kuenya enak sekali anak-anak, kalau gitu bapak pergi dulu ya. Terima kasih " senyum beliau dengan lebar hingga giginya terlihat.

" HAHAHAHAHHAHA "

" Anjerr gabisa ngempet lagi gw " Vazam

" Pak, ada yang masih nempel tuh " Adella

" Lain kali kalau makan tuh jangan buru-buru pak, jadinya nyepres semua kan " ujarku sambil menyodorkan tisu

" Oh terima kasih anggi " ucap Pak Bakron dengan segera mengambil tisu yang ku berikan lalu pergi.

" Udah lama ngga nyoklat tuh Pak Bakron " Alvin masih ngakak

" Bapak lu gitu amat vin, capek ngakak gw " Vazam

" Bapak lu juga njir " balas Alvin

" Yang bener tuh BAPAK KITA SEMUA " final Arkan

Hanya canda tawa yang ada pada hari itu. Mereka tidak akan membiarkan Anggi bersedih lagi. Karena mereka bersama untuk berbahagia bukan untuk bersedih.












SIX DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang