09

2 1 0
                                    

  Tidak usah tanyakan apa yang terjadi pada hari Minggu, Kai sudah menjelaskannya. Dan untungnya secepat itu dia tidak perduli dengan Kecupan Agam.

Key? Dia juga sudah lupa rasa malu saat di kafe, dan memilih hang-out bareng teman temannya.

So... Kita langsung ke hari Senin.

Di sekolah

"Topi lo mana?" tanya Key segera setelah Kai baru aja datang dari markirin motor.

"Lupa" jawab Kai dengan santainya.

Key hanya menggelengkan kepala, tanda sudah tak heran lagi. Kai memang sudah biasa tidak lengkap saat mengikuti upacara, tapi hebatnya dia gak pernah di hukum. Keuntungan menjadi orang pendek, sekaligus orang yang gak pernah diperhatiin atau lebih tepatnya diabaikan ketua Osis:v. Lupa aja si Kai kalo sekarang dia udah di perhatiin sama si Ketos:').

***

Lapangan Upacara.

Saat siswa lain pada riweh ngatur barisannya masing masing, ada juga yang baru masuk lapangan. Kai malah asik ngedengerin musik melalui earphone sambil liatim mereka.

Tiba-tiba aja seseorang melepas earphone-nya secara paksa, btw earphonenya Kai ini earphone bluetooth gais, jadinya bisa langsung dikantongin sama Agam:v. Kai menoleh dengan wajah tanpa ekspresinya ke pelaku. Ya si pelaku adalah Agam, yang sekarang lagi senyum ke Kaila seperti biasa dia lakukan semenjak hari sabtu kemarin.

"Ini di sita yah. Gak boleh gunain ginian pas upacara." -Agam

"Tapi ini belum upacara" -Kai

"Tapi nanti pas upacara kamu pasti pake. Aku udah sering liat kok." -Agam

"Sering liat? Terus kenapa baru sekarang di permasalahin?" -Kai

"Tenang aja. Gak akan kulaporin ke BK. Bakal aku simpan sendiri:). Terus kamu juga gak lengkap lagi. Topimu mana? ckckck" -Agam

Kai cuman menatap Agam tanpa ekspresi lalu menghela nafas. "Sejak kapan jadi urusan lo?" tanya Kai.

"Hei. Jangan lupa, biarpun ketua osis baru sudah kepilih. Tapi aku masih berhak buat ngehukum siswa yang bandel kayak kamu." jawab Agam sambil kemudian mengangkup gemas wajah Kai, yang tentu saja langsung di lepas paksa sama Kai.

"Bukan itu masalahnya. Harusnya lo bersikap kayak biasanya, gak perduli sama gue." -Kai

Agam cuman menatap Kai sambil senyum lalu berucap "Kamu benar gak tau kenapa?"

"Udahlah gue gak peduli. Sana sana!" Kai mengusir Agam lalu merapikan barisannya karena upacara yang sudah mau di mulai.

Namun sebelum benar benar pergi, Agam melepas topinya lalu memakaikannya pada Kaila, setelah itu menangkap wajah Kaila dengan sayang sambil bilang "Biar gak kepapar matahari mukanya" setelah itu tersenyum lalu pergi. Kaila cuman kayak : barusan apa yang telah terjadi :v.

Setelah Upacara

Saat menuju ruang BK untuk mengambil earphone-nya yang disita tangan kai tiba tiba di Tarik oleh seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah Agam, cowok yang selalu mengganggunya beberapa hari ini.

"Apa?"-tanya Kai singkat.

"Earphone kamu gak mau di ambil?"-Agam

Kai lalu dengan malas menunjuk ruang BK di ujung koridor, yang berarti Kai sedang niat ambil earphone-nya, kok nanya. Untungnya Agam mengerti.

"Earphone kami gak kusetor ke BK kok" kata Agam dengan senyum ganteng di wajahnya.

Mendengar itu Kai langsung saja mengulurkan tangannya dengan ekspresi yang masih datar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BucinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang