◎ PROLOGUE ◎
Kicauan burung saling bersahutan, menyambut datangnya sang mentari yang siap memulai hari. Hilir mudik kendaraan mulai berlalu lalang memenuhi jalanan ibu kota. Trotoar pun mulai dipadati dengan pejalan kaki yang memulai hari mereka dipagi yang cerah itu. Tak terkecuali dengan seorang cowok yang memakai setelan seragam SMA yang masih terlihat begitu baru. Dengan semangat dia mengayuh sepeda gunungnya, jarak rumah ke sekolah yang cukup jauh tidak menyurutkan semangatnya untuk mencicipi hari pertama di bangku SMA.
Bentang Cakrawala, cowok berseragam putih abu-abu itu menghentikan laju sepedanya tidak jauh dari gerbang sekolahnya. Dia mengusap peluh yang membasahi wajahnya, kemudian tersenyum kecut tatkala melihat seseorang keluar dari sedan putih mewah, yang di ikuti oleh seorang wanita cantik kendati usianya sudah mendekati kepala empat.
Cakra, begitu ia disapa. Cowok itu menghirup sebanyak-banyaknya oksigen berpolusi disekitarnya, guna sedikit mengusir rasa sesak di dalam hati yang bercokol ketika kedua matanya menyaksikan pemandangan dua orang yang dirindu mati-matian.
Sejak ia tahu jika dia--cowok yang seumuran dengannya itu--berada di almamater sekolah menengah yang sama dengannya senang pun ia rasakan, namun perasaan lain yang tidak bisa dia deskripsikan juga ikut singgah dalam benaknya. Namun, dia selalu menanamkan dalam dirinya bahwa apa yang pernah terjadi tidak akan pernah terjadi kembali. Menarik napas dan memantapkan hatinya, Cakra kembali mengayuh sepedanya melewati kedua orang itu tanpa menoleh sedikit pun dan langsung masuk menuju pelataran parkir sekolahnya.
Dua anak lelaki berlarian dengan seragam putih merah, berebut satu batang permen rasa susu cokelat. Yang di kejar kemudian menubruk tubuh seseorang dan terjerembab ditepi trotoar. "Hei, hati-hati! Kamu tidak apa-apa?" Tanya seorang cowok, berseragam abu-abu putih.
Mendapati gelengan dari si bocah, cowok itu tersenyum manis kemudian menepuk beberapa bagian kotor dari seragam si bocah. "Hati-hati. Jangan berebut permen, ini kakak punya satu." Ujarnya, mengeluarkan satu batang permen yang sama dengan milik si bocah. Kedua anak Sekolah Dasar itu senang, mereka mengucap terimakasih lalu kembali berjalan dengen berangkulan akrab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra Dan Cakrawala
Teen Fiction"Kamu dan aku tidak akan pernah terpisahkan karena Aku Cakra dan kamu Mudra yang terus membuatku tetap bersinergi di kehidupan ini. Kita dua hal yang berbeda namun satu konsep yang sama, karena Samudra dan Cakrawala adalah bagian dari Semesta Raya."...