Rangkaian 12

871 107 29
                                    

Haiiii, selamat malam kalian semua!!

Apa kabar hari ini? Mana semangatnya? Mimin doain kalian selalu dalam lindungan Tuhan. Aamiin.

Seharusnya kemarin Update tapi mimin ada rapat rahasia bersama para authornim yang terhormat. Kira-kira ada project baru nggak?

Okay, jangan lupa commentnya biar mimin semangat update, langsung saja kita skuyyy!!

Okay, jangan lupa commentnya biar mimin semangat update, langsung saja kita skuyyy!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

« 12 »

Cakra bangun dengan napas yang memburu, dilihatnya dia tidak berada ditempat terakhir kalinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cakra bangun dengan napas yang memburu, dilihatnya dia tidak berada ditempat terakhir kalinya. Sebuah perban melilit tangan kirinya, dan itu semakin membuatnya mengernyit bingung. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa dia berada di rumah sakit?

Dalam tidurnya Cakra bermimpi sedang berbincang dengan seseorang. Tapi, Cakra tidak mengingat siapa orang itu. Dia hanya ingat apa yang dikatakan orang itu.

Klek

Pintu berderit terbuka, Cakra menoleh menatap Samudra dan Aura yang masuk ke dalam ruangan itu. "Ma~" panggilnya lirih. Binar dimatanya nampak berbeda, seolah tak ada kegelapan yang membelenggu disana, Aura tidak bisa menahan air matanya.

"Sayang? Ada yang sakit?" Tanya Aura, ia berderap mendekat dan segera menangkup wajah salah satu putranya itu.

"Kenapa Cakra disini? Tangan Cakra kenapa?" tanya Cakra bingung. Samudra dan Aura saling pandang bingung, mendengar pertanyaan dari Cakra. Lantas mereka pun memilih bungkam. Aura menghubungi Fahraz dan menceritakan apa yang terjadi pada Cakra, Fahraz pun menjelaskan kalau hal itu mungkin saja terjadi. Cakra mengalami Amnesia Disosiatif, dimana dia melupakan poin-poin tertentu yang berhubungan dengan traumanya.

Aura sedikit tenang, karena kondisi Cakra yang berangsur membaik, tidak seperti seminggu sebelumnya yang jauh dari kata baik. Aura bahkan sudah menyiapkan segala keperluan Cakra untuk tinggal di rumahnya. Dia sudah memutuskan untuk membawa Cakra ikut tinggal bersama dengannya. Tak hanya Cakra yang perlahan pulih, tapi Samudra juga. Kedua anak itu banyak menghabiskan waktu bersama, dan berbincang banyak hal sewajarnya seorang remaja lelaki. Samudra juga dapat kembali melihat tawa sang kakak yang sudah lama tidak dia lihat.

Samudra Dan CakrawalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang