Rangkaian 10

1K 114 21
                                    

Selamat siang pemirsah yang budiman!

Gimana kabar kalian? Minvan harap kalian always baik-baik aja.

Udah kangen sama si kembar?

Siapkan mental kalian sebelum lanjut, udah gitu aja.

Don't forget to comment, and let's go!

Don't forget to comment, and let's go!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

« 10 »

Samudra menatap satu per satu anak yang mengunjunginya, diantara mereka ia tak menemukan sosok yang dicari, kemudian ia tersenyum kecut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Samudra menatap satu per satu anak yang mengunjunginya, diantara mereka ia tak menemukan sosok yang dicari, kemudian ia tersenyum kecut.

"Baru tiga hari sakit aja, makin tirus aja lo Dra!" Henna menyahut, berusaha memecah suasana karena Samudra tidak terlihat begitu senang menjadi pusat perhatian anak-anak.

Samudra hanya mendesah, mengangkat bahu acuh. "Arel mana? Arda sama Cakra? Gue kan udah bilang ajak SEMUA!"

Henna menggigit bibir bawahnya, ia mendapatkan misi bahwa mereka diperbolehkan menjenguk asal Henna membawa semua anak dikelas tanpa terkecuali. "Arda nanti katanya nyusul, dia ada perlu. Cakra~"

"Lo ngapain sih nanyain anak itu Dra? Jelas-jelas lo sakit setelah kelahi sama dia!" Vera, gadis yang paling centil itu berujar.

Samudra menghela napas, menyandar penuh pada headboard ranjang kemudian berujar lirih, "Gue capek, Na. Bawa mereka pulang."

Anak-anak itu mendesah kecewa karena merasa di usir, tapi mereka berusaha paham. Samudra masih sakit, pikir mereka. Akhirnya mereka pamit pulang, masing-masing mendoakan semoga Samudra cepat pulih saat berpamitan hingga hanya tersisa Henna disana. "Sorry, Arel entahlah dia nggak mau ikut." Ujarnya menyesal, ia mengira Samudra sedih karena ketidakadaan gadis itu.

"Cakra kemana?"

Henna agak mengernyitkan keningnya saat menyadari keanehan Samudra, "Apa? Lo nanyain Cakra? Bukan Arel?"

Samudra mendecak, "Lupain, lo ikut pulang sana!"

Henna menatapnya dengan memicing, "Lo kenapa deh sama Cakra? Perasaan kemaren-kemaren lo sensi, terus di turnamen juga kalian bertengkar. Sekarang kenapa lo cari-cari dia?" Tanyanya menyelidik.

Samudra Dan CakrawalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang