1. PROLOG DAN CAST

1.6K 102 22
                                    

"Permisi Pak Fahri, ada telepon dari Nyonya Heni," ucap seorang perempuan yang saat itu melongokkan tubuhnya sedikit dibalik pintu ruang kerja sang direktur.

"Baik, saya angkat dari sini," jawab Fahri datar. Lelaki itu meraih gagang telepon di atas meja kerja dan mengangkat telepon sang Ibunda.

"Halo? Fahri? Adel mau melahirkan, tadi sudah pecah ketuban di rumah. Mami sudah di rumah sakit sekarang. Rumah sakit Bersalin," beritahu sang Mami di seberang.

Degup jantung lelaki berumur 29 tahun itu kian berdebar lebih cepat mendengar kabar sepenting itu.

Sesuatu yang sejak lama dia nanti-nantikan akan tiba setelah 2 tahun usia pernikahannya dengan Adelia Kartika Wibowo, dimana dirinya akan menjadi seorang Ayah.

Sungguh menjadi berita yang begitu membahagiakan sekaligus mengkhawatirkan bagi seorang Fahri, sang CEO sukses yang kini mulai merintis bisnis ritelnya ke luar negeri.

Fahri dan Adelia adalah pasangan yang nyaris sempurna dalam setiap sisi kehidupan yang mereka miliki.

Dari segi fisik, Fahri dan Adelia jelas sangat-sangat serasi karena sama-sama tampan dan cantik.

Latar belakang keluarga mereka pun sama-sama berasal dari keluarga terpandang dan terhormat. Rumah tangga mereka harmonis dan sangat bahagia. Kehadiran buah hati jelas-jelas menjadi prioritas utama mereka saat ini, dan itulah impian terbesar seorang Fahri Hendrawan.

"Baik Mih, Fahri segera ke sana, tolong jaga Adel Mih," ucap Fahri sebelum akhirnya, lelaki itu beranjak dari kursi kebesarannya.

Sungguh, Fahri sangat tidak sabar untuk segera menemui sang istri tercinta di rumah sakit.

*****

"Al... Albani!" Teriak salah satu petugas minimarket yang tampak berlari ke gudang, di mana seorang lelaki bernama Albani si karyawan minimarket sedang membereskan tumpukan barang-barang yang baru saja dikirim dari kantor pusat.

"Ada apaan sih?" tanya Albani sambil menyeka keningnya yang berkeringat.

"Ini, HP lo bunyi terus dari tadi,"

Albani meraih ponsel di tangan rekan kerjanya tersebut dan langsung kaget begitu tahu bahwa nomor istrinya yang memanggil.

Lelaki bertubuh jangkung itu pun langsung menghubungi balik nomor istrinya. Raut wajahnya terlihat cemas.

Untungnya telepon itu lekas diangkat.

"Halo, Ndu? Ada apa?" tanya Albani cepat.

"Ha-halo Mas? Aku mau melahirkan Mas. Aku sudah di rumah sakit diantar Bu Risma. Ketubanku sudah pecah di kontrakan. Cepat ke sini Mas... Aku sendirian, aduh... Sakit Mas..." terdengar suara terengah-engah dari seorang wanita di seberang.

"Kamu tenang dulu ya sayang. Mas pasti segera datang. Di Rumah Sakit Bersalin kan, Ndu?"

"Iya Mas,"

Tanpa memutus sambungan teleponnya dengan sang istri, Albani langsung meminta izin pulang pada sang kepala toko di minimarket tempatnya bekerja.

Setelah mendapat izin, saking panik Albani memacu kendaraan roda duanya secara gila-gilaan.

Sampai di sebuah tikungan hendak masuk ke jalan besar dua arah, motor yang dikendarai Albani mengalami kecelakaan.

Sebuah mobil dari arah kanan melaju dengan kecepatan penuh menabrak motor matic yang dikendarai Albani hingga tubuh lelaki berumur 27 tahun itu terlempar ke udara dan mendarat keras di aspal jalanan yang penuh dengan lalu lalang kendaraan.

Tragisnya, kesialan Albani tak berhenti sampai di situ.

Tubuh Albani yang saat itu terkapar tak berdaya di tengah lalu lalang kendaraan tergilas lagi oleh sebuah mobil yang juga sedang melaju cepat setelah melewati lampu merah hingga tak sempat mengerem ketika tubuh Albani tiba-tiba mendarat di jalur yang hendak dilaluinya.

SAUDADE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang