6. GARA-GARA ROK MINI

489 48 16
                                    

Rindu

Muhammad Albani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Muhammad Albani

Muhammad Albani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Kehadiran Rindu di kantor cabang baru itu mendapat sambutan hangat dari berbagai pihak yang kebanyakan berasal dari kubu kaum adam.

Kecantikan Rindu seolah mengguncang seluruh divisi bagian di dalam kantor untuk mencari tahu siapa karyawati baru yang beruntung karena bisa menempati posisi paling diminati berbagai pihak, yakni sebagai sekretaris dari Direktur utama mereka, yang konon katanya kini beralih tangan kepada anak si pemilik perusahaan.

Seorang lelaki tampan bergelar sarjana Master lulusan salah satu Universitas terkemuka di USA.

"Wah, kalau sekretarisnya model begitu sih, udah pasti jadi simpenannya Pak Hendrawan," celetuk salah satu karyawati di divisi perencanaan. Sesekali dia melirik Rindu yang sibuk di kubikel kerjanya.

"Sayangnya punya Pak Hendrawan udah meletoy kali, nggak bisa lurus dan tegak lagi," sahut karyawati lain yang disambut dengan cekikikan geli.

"Heh, kerja-kerja! Ngerumpi mulu!" sentak seorang lelaki yang tiba-tiba saja datang.

Beberapa karyawati yang sedang asik berghibah itu pun bubar dan langsung duduk manis di kubikel kerja masing-masing karena tak ingin terkena semprot sang manager.

Sultan, adalah manager di kantor cabang baru tersebut. Dia yang telah menempatkan Rindu pada posisi sekretaris saat pertama kali dia bersitatap dengan Rindu, beberapa minggu yang lalu ketika proses interview berlangsung.

Sultan yakin, pilihannya kali ini tepat.

Pasti, anak Pak Hendrawan akan memujinya karena dia pintar mencari sekretaris yang pastinya sesuai dengan selera kebanyakan bos-bos besar yang suka dengan barang bagus.

Rindu ini tambang emas bagi Sultan supaya posisinya bisa aman di kantor cabang baru ini, mengingat persaingan kerja di sini sangatlah ketat. Kalau tidak pintar-pintar cari muka, bisa-bisa jabatannya turun level.

"Rindu, apa ada kesulitan sejauh ini?" tanya Sultan pada Rindu yang sedang sibuk bekerja. Lelaki itu berdiri di sisi kubikel meja kerja Rindu yang berada tepat di depan pintu ruangan Sang CEO.

SAUDADE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang