27. FITNAH

209 31 0
                                    

Setelah menghadiri acara pernikahan salah satu kerabat dekat di daerah Bekasi, Fahri dan Adel memilih untuk langsung pulang karena kebetulan hari sudah larut malam.

Di tengah perjalanan Adel mengatakan bahwa dirinya haus. Dia meminta dibelikan minuman dingin di minimarket pada sang suami.

Setelah mampir di beberapa minimarket yang berbeda, ternyata stok minuman dingin yang diinginkan Adel sedang habis. Jadilah Fahri kembali memutar kemudi untuk mencari minimarket lain.

"Minumannya yang rasa Strawberry ya Beb? Kamu tahulah minuman kesukaan aku," teriak Adel saat Fahri baru saja keluar dari mobil yang terparkir di depan sebuah minimarket di daerah pasar baru.

Fahri mengacungkan ibu jarinya mengisyaratkan kalau dia mengetahui apa yang diinginkan sang istri dan berharap stok minuman yang dia cari kali ini tersedia.

"Selamat malam, selamat datang di He-Mart, selamat berbelanja," kedatangan Fahri langsung disambut oleh kasir yang bertugas malam itu.

Fahri yang ramah jelas langsung melemparkan senyuman menawannya ke arah si kasir wanita berhijab itu.

Penyambutan yang baik. Gumam Fahri membatin terlebih saat dia memperhatikan sekeliling ruangan minimarket yang bersih dan barang-barang yang tertata rapi di etalase.

Fahri jelas bangga, salah satu cabang minimarketnya memiliki kinerja yang dinilainya sangat bagus.

Sesampainya di depan lemari pendingin di ujung ruangan, Fahri mendesah lega karena apa yang dia cari akhirnya ada, tersedia.

Setelah mengambil sekaligus lima botol minuman dingin favorit sang istri, Fahri pun melangkah ke kasir untuk membayar.

Walau pun minimarket ini miliknya, namun tak banyak karyawannya yang tahu siapa sebenarnya Fahri. Itulah sebabnya Fahri harus tetap menjalani perannya sebagai seorang pembeli yang baik.

Fahri masih mengantri di depan meja kasir untuk membayar ketika tiba-tiba sebuah suara barang yang dibanting keras hingga pecah terdengar dari arah gudang di dalam minimarket itu.

Sontak beberapa pengunjung minimarket pun terkejut dan jadi reflek menatap ke arah sebuah pintu yang mengarah ke gudang belakang. Tak terkecuali Fahri.

Dan seorang pramuniaga terlihat berlari tunggang langgang dari arah dalam dan berteriak di pintu masuk sambil memanggil-manggil seseorang di luar.

"Mang Ujang... Mang Ujang.... Tolongin dong itu, ada yang berantem!"

Seorang lelaki paruh baya bernama Ujang yang ternyata adalah tukang parkir di minimarket itu pun lekas mendekat dan mengikuti langkah si pramuniaga lelaki itu yang masuk dengan tergesa ke arah gudang.

Suara barang yang dibanting keras kembali terdengar. Para pengunjung minimarket ada beberapa yang memilih keluar dan terlihat ketakutan. Mereka tidak jadi berbelanja.

Merasa ada yang tidak beres, sebagai pemilik perusahaan Fahri jelas terpanggil untuk mengetahui apa yang sebenarnya tengah terjadi di dalam sana.

Lelaki berkemeja batik itu pun bergegas masuk tanpa permisi membuat si kasir minimarket terheran-heran.

"Udah-udah! BANI UDAH!"

Fahri mendengar teriakan Mang Ujang dari dalam gudang minimarket.

Dilihatnya lelaki tua itu sedang berusaha melerai dua orang lelaki yang berkelahi di dalam gudang. Mereka yang tak lain adalah pramuniaga lain di toko tersebut dengan sang kepala toko itu sendiri.

Dan yang membuat Fahri lebih terkejut adalah saat dirinya tahu bahwa si pramuniaga toko yang saat itu sedang memukuli wajah seseorang yang tertindih di bawah tubuh lelaki itu adalah Albani, suami Rindu.

SAUDADE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang