Hari ini Rindu puas diajak berkeliling kota Jakarta oleh Albani.
Mereka mengunjungi beberapa tempat wisata seperti Monas dan Kota Tua, terakhir Rindu memutuskan untuk mengajak Albani menikmati waktu senja di tepi pantai.
Saat itu, pantai Ancol lah yang akhirnya terpilih menjadi destinasi penutup kunjungan mereka.
Usai memarkirkan motornya, Albani dan Rindu mulai berjalan menyusuri jalan di sepanjang tepian pantai Ancol yang cukup ramai sore itu.
Rata-rata pengunjung adalah keluarga yang sudah memiliki anak. Bocah-bocah itu asik berlarian bebas sambil bermain air dan membuat istana pasir.
"Ih lucunya," seru Rindu sambil tersenyum ke arah seorang balita perempuan yang sedang bermain pasir bersama seorang bocah kecil laki-laki di tepi pantai.
"Mamanya mana?" Tanya Rindu ketika tak mendapati ada orang dewasa yang mengawasi dua bocah kecil itu.
"Mama lagi ke toilet," jawab bocah lelaki yang lebih besar. Perkiraan usianya mungkin di atas delapan tahun.
"Oh gitu," sahut Rindu sambil mangut-mangut. Rindu berjongkok mendekat ke arah si balita perempuan tadi yang menarik perhatiannya. Sementara Albani berdiri tak jauh dari mereka. "Kamu namanya siapa?" Tanya Rindu pada si balita.
"Nama aku Lindu, Tante."
"Namanya Rindu, dia cadel," ralat si bocah laki-laki yang ternyata adalah kakak dari si balita mungil nan menggemaskan bernama Rindu itu.
"Wah, nama kita sama dong kalau begitu. Nama Tante juga Rindu," pekik Rindu dengan senyum lebar.
Rindu sempat ikutan bermain pasir dengan dua bocah tadi dan kedatangan orang tua dari dua bocah itu membuat Rindu akhirnya menyingkir.
Rindu dan Albani pun melanjutkan jalan-jalan santai mereka.
Sambil berpegangan tangan mereka berjalan menyusuri tepian pantai Ancol.
"Gemes banget sama anak tadi," celoteh Rindu saat lagi dan lagi kepalanya menoleh ke belakang hanya demi melihat balita mungil tadi.
"Sabar, sebentar lagi juga kita punya sendiri," sahut Albani.
Rindu tercengir lebar seraya mengusap perutnya yang masih rata. "Kira-kira anak kita nanti cewek apa cowok ya Mas?"
"Mau cewek atau cowok yang penting dia normal dan sehat."
"Gimana kalo kembar?" Terka Rindu dengan kedua bola matanya yang membola.
"Wah Alhamdulillah kalo gitu, apalagi kalo langsung dapet sepasang, lengkap sudah keluarga kecil kita,"
Keduanya saling melempar senyum bahagia.
Sore itu, bukan hanya senja di angkasa yang cerah dan merona indah, tapi perasaan dari sepasang suami istri itu pun sama indahnya dengan langit.
Rindu dan Albani baru saja selesai menyantap makanan di sebuah restoran cepat saji dan hendak berjalan kembali ke arah pantai ketika tatapan Rindu tertuju pada seorang wanita berhijab yang sedang asik duduk di atas ayunan di tepi pantai.
"Kayaknya enak ya duduk di ayunan sambil makan es krim, Mas," ucap Rindu kemudian.
Albani yang tanggap pun mengerti apa yang diinginkan sang istri. "Kamu mau duduk di situ?" Tanya Albani menawarkan.
"Kita tunggu di sini dulu deh. Siapa tau sebentar lagi cewek itu pergi."
Merasa tak mau menunggu, tanpa perlu meminta izin pada Rindu, Albani langsung berjalan mendekati ayunan dan si perempuan berhijab yang duduk di atasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAUDADE (End)
RomanceDi saat semesta berkonspirasi. Fahri dan Albani, sama-sama seorang suami yang sedang berada dalam perjalanan menuju rumah sakit dikarenakan sang istri hendak melahirkan. Di tengah perjalanan, keduanya terlibat dalam sebuah kecelakaan hingga menyebab...