"Uhm," Shiho bergumam ketika ia mulai mendapatkan kesadarannya. Ia memandang berkeliling, langit-langit diatasnya putih, kasur dan spreinya juga berwarna putih. Ia mengenakan piyama berwarna pink. Ia juga dapat membaui aroma khas obat steril. Tangannya diinfus. Ia berada di rumah sakit.
"Ara... Kau sudah sadar Shiho-Chan?" tanya Yukiko riang seraya menghampiri ranjang Shiho dan duduk di tepinya.
"Yukiko-San..." Shiho bangun duduk, Yukiko membantunya bersandar.
"Bagaimana perasaanmu Shiho-Chan? Masih ingin muntah?"
"Hanya mual tapi tidak ingin muntah. Tapi apa aku ada muntah?"
"Ah ya. Untunglah Shin-Chan cepat membawamu ke rumah sakit waktu kau pingsan dan mengalami pendarahan. Kau dan bayimu jadi terselamatkan. Sudah tiga hari kau tidak sadarkan diri dan selama waktu itu kau ada muntah beberapa kali,"
Shiho mengerjap, "Tiga hari?"
"Eh. Aku bergantian jaga dengan Shin-Chan. Dia jaga di saat malam dan aku di siang hari,"
"Maaf merepotkanmu Yukiko-San,"
Yukiko menggeleng seraya tersenyum, "Sama sekali tidak. Aku malah senang," ia meraih tangan Shiho, "Karena Shiho-Chan akan memberi keluarga Kudo bayi kecil,"
Shiho terdiam, menunduk murung.
"Kenapa?" tanya Yukiko menyadari air muka Shiho.
"Kau tidak marah padaku Yukiko-San?"
"Kenapa aku harus marah?"
"Aku sudah menghancurkan impian putramu..."
"Eh?"
"Dulu karena racun ciptaanku, tubuhnya mengecil. Kau tidak bisa mengakuinya sebagai anak demi keselamatannya, ia juga berpisah dengan kekasihnya. Dan sekarang, aku kembali menghancurkan mimpinya untuk menikahi Ran-San..."
Yukiko menatapnya lembut, "Shiho-Chan, segala sesuatu yang terjadi pasti ada penyebabnya dan juga ada pelajarannya,"
Shiho menatapnya, "Nani?"
"Sebelum ia terkena racun, Shin-Chan adalah anak SMA yang suka show off, kemampuan deduksinya memang hebat, tapi itu membuatnya jadi sombong. Setelah tubuhnya mengecil dan melalui banyak rintangan, ia akhirnya berubah menjadi lebih rendah hati, peka dan dewasa. Itu adalah pelajaran yang sangat berharga Shiho-Chan. Aku justru harus berterima kasih padamu. Tanpa melalui semua itu, aku tidak tahu sudah sebesar apa kepala Shin-Chan sekarang," jelas Yukiko.
Shiho terpana menatapnya, "Yukiko-San..."
"Yusaku pun menyepakati hal itu, dengan begini kemampuan deduksi Shinichi juga lebih berkembang. Ia lebih hati-hati dan tidak terpancing emosi,"
"Tapi... Ran-San..."
"Mengenai Ran-Chan. Ya memang mereka teman sejak kecil, dia cinta pertama Shin-Chan. Tapi cinta pertama tidak selalu menjadi cinta terakhir kan? Dengan kepandaian dan kecantikan Shiho-Chan, aku yakin suatu hari Shin-Chan akan menyukaimu. Lagipula sejauh ini Shin-Chan sangat menghormatimu dan mengandalkanmu,
"Aku memang tidak pernah melarang Shin-Chan berkencan dengan siapapun termasuk Ran-Chan. Tapi aku pribadi kadang berpikir apakah Shin-Chan benar-benar cocok dengan Ran-Chan? Kogoro-San begitu sebal pada Shin-Chan karena menganggap Shin-Chan mengambil semua klien dan kasus-kasusnya. Eri-Chan sendiri juga tidak tenang jika mereka berkencan, dia selalu merasa Shin-Chan dapat membahayakan Ran-Chan dengan kasus-kasusnya. Dia lebih suka jika Ran-Chan dengan Araide-Sensei," Yukiko bertopang dagu seraya berpikir saat melanjutkan kata-katanya, "Ran-Chan juga suka marah-marah kalau Shin-Chan dapat panggilan kasus dadakan. Tapi Shiho-Chan, sejak kau masih Haibara Ai, kau selalu mendukung Shin-Chan hingga sekarang. Pada akhirnya seorang pria akan tunduk pada wanita yang benar-benar ia butuhkan, bukan pada wanita yang ia kira ia cintai,"
"Apa kau sedang berusaha membujukku Yukiko-San?"
"Eh?" Yukiko mengerjap.
"Percuma saja, apapun yang kau katakan, aku takkan pernah menikahi Kudo-Kun,"
"Tapi Shiho-Chan!"
"Aku janji aku takkan melakukan aborsi. Aku akan melahirkan anak ini dan membiarkan kalian bertemu dengannya. Tapi aku tak bisa menikah dengan Kudo-Kun,"
"Kenapa? Bukankah kau juga menyukai Shin-Chan?"
Shiho memalingkan wajahnya, matanya berkaca-kaca.
Yukiko merasa iba, "Kau tidak bisa menutupinya, aku tahu kau sudah menyukainya sejak tubuh kalian masih mengecil,"
"Sekarang permasalahannya bukan cinta atau tidak tapi aku... Aku tidak memiliki masa depan Yukiko-San..."
"Eh?"
"Ayahku Atsushi Miyano terkenal sebagai ilmuwan gila. Sebagai putrinya yang juga ilmuwan, aku juga dianggap ilmuwan gila. Tidak ada yang berani mensponsori penelitianku. Perkumpulan ilmuwan Jepang juga berusaha menyingkirkanku. Publik Jepang memandangku sebelah mata karena aku mantan anggota organisasi hitam. Kolega dan teman-teman Kudo-Kun bersikap waspada dan menjaga jarak. Sekarang ini Kudo-Kun sedang membangun karir melalui agensinya. Jika aku menikah dengannya, ia akan terkucilkan oleh public Jepang. Aku tidak mau menghancurkan karir yang tengah ia bangun,"
"Shiho-Chan. Aku dan Yusaku sendiri sudah jatuh bangun berhadapan dengan public Jepang. Kau kira hal itu akan membuat kami terutama Shin-Chan terintimidasi? Kemampuan deduksi Shin-Chan luar biasa. Pihak kepolisian membutuhkan analisisnya. Mana bisa mereka memojokkan Shin-Chan dalam waktu yang lama?"
Shiho bergeming, berusaha mencerna.
Yukiko menepuk lunak tangan Shiho, "Percayalah semuanya akan baik-baik saja. Semua ini akan segera berlalu. Atau anggaplah Jepang tidak menerima Shin-Chan lagi. FBI di Amerika selalu terbuka untuk menyambutnya. Kau juga bisa mencoba mencari sponsor untuk penelitianmu di Amerika. Semua pasti ada jalan keluarnya,"
Shiho menggeleng, "Bagiku tetap pernikahan bukan jalan keluarnya. Kami tidak saling mencintai, pada akhirnya nanti Kudo-Kun akan mengabaikan aku dan anak ini. Seorang anak yang melihat kedua orang tuanya tidak saling mencintai, itu juga bukan hal baik,"
"Tidak Shiho-Chan!" Yukiko menggeleng membantah hal tersebut, "Aku yakin Shin-Chan tidak akan mengabaikanmu. Sejak kau masih Haibara Ai, keselamatanmu sangat dia utamakan, apalagi kini kau sedang mengandung bayinya. Dia tidak mungkin mengabaikanmu. Apa kau tahu? Selama tiga hari ini kau tidak sadarkan diri dan sesekali muntah-muntah, Shin-Chan sangat khawatir luar biasa. Tidak selera makan dan tidur. Tapi dia juga sangat bersemangat karena akan menjadi seorang ayah. Dia seringkali bertanya pada Yusaku bagaimana caranya menjadi ayah yang baik. Shin-Chan pasti akan membahagiakanmu Shiho-Chan. Kalau dia sampai berani macam-macam, aku Yukiko yang akan turun tangan untuk mengomelinya,"
"Yukiko-San..." Shiho tercekat, "Kenapa kau begitu baik padaku?"
"Aku sudah menganggapmu seperti putriku sendiri Shiho-Chan,"
"Kau tahu? Betapa aku seringkali iri pada Kudo-Kun,"
"Eh?"
"Aku tidak pernah mengenal ibuku. Ketika melihatmu, aku bertanya-tanya apakah Okasan begitu menyenangkan seperti dirimu? Aku iri betapa Kudo-Kun sangat beruntung memiliki ibu seperti dirimu Yukiko-San,"
"Shiho-Chan..." Yukiko yang merasa terharu memeluk Shiho, "Aku yakin ibumu juga merupakan seorang wanita yang hebat karena telah melahirkan putri seperti dirimu,"
Okasan... panggil Shiho dalam hati seraya membalas pelukannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Married By Accident
FanfictionFanfic ShinShi/CoAi versi ini yang paling menguras airmata Pipi Tembam dalam proses penulisannya. Monggo disiapkan tisunya. Mengandung bawang apalagi kalo bacanya sambil denger lagu sedih. Detective Conan milik Aoyama Gosho! Selamat membaca n baper!