Chapter 9

1.8K 94 0
                                        


Jepang...

"Yah! Tuh kan! Gara-gara kau Kenji! Bonekanya jadi nyangkut diatas!" oceh salah seorang bocah perempuan usia enam tahun bernama Mayu.

"Maaf, aku kan tidak sengaja," kata Kenji, bocah laki-laki usia enam tahun juga.

"Takuuu... lalu bagaimana mengambilnya ya?" gerutu Mayu.

"Biar aku saja yang ambil," sahut Ai yang mendadak muncul.

"Eh?" semua melongo menatap Ai.

Dengan lincah dan cekatan, Ai memanjat pohon. Sama sekali tidak tampak kengerian di wajahnya. Ia mengambil boneka kelinci yang nyangkut di dahan pohon dan melemparnya ke bawah. Mayu menangkapnya, lalu Ai turun dari atas pohon tanpa kesulitan sama sekali.

"Kudo Ai!" panggil Shiho kesal seraya menghampiri putrinya.

Ai bergidik ketika menoleh pada ibunya, "Okasan!"

"Takuuu... Kau kemana saja? Okasan sedang mendaftarkan sekolahmu tapi kau malah menghilang," Shiho mengomeli gadis kecilnya sambil berkacak pinggang.

"Ai jalan-jalan Okasan, mau tahu sekolahnya ada perpustakaan atau tidak. Lalu tadi ada boneka nyangkut di pohon jadi Ai bantu mengambilkan," jelas Ai polos.

Shiho ingin sekali menjitaknya, anak ini memang perempuan persis seperti dirinya secara fisik sewaktu kecil, tapi kelakuannya benar-benar mirip Shinichi. Tampilannya feminine namun kelakuannya tomboy.

"Kalau kau mau ambil boneka di pohon, panggil sensei saja. Kau tahu itu sangat berbahaya? Nanti jatuh bagaimana?" gerutu Shiho.

"Gomene Okasan,"

"Shiho-Chan?" panggil sebuah suara wanita yang tak asing.

Shiho menoleh dan mengerjap, "Ran-San?"

"Kapan sampai di Jepang?" tanya Ran ramah.

"Baru beberapa hari lalu. Kau sekarang mengajar di sini?" Shiho bertanya balik.

"Uhm," Ran mengangguk, "Ini tahun keduaku mengajar di Teitan," lalu ia melihat Ai, "Jadi ini putrimu dengan Shinichi?"

"Eh," Shiho mengangguk sembari memandang putrinya, "Beri salam pada Sensei," pintanya pada Ai.

"Konichiwa Sensei," sapa Ai ramah pada Ran.

"Waaah... Kawaiii," Ran tersenyum memandang Ai yang menggemaskan, "Bahasa Jepangnya bagus sekali,"

"Eh, kami membiasakannya di rumah,"

"Sensei! Sensei!" mendadak ada anak kecil memanggil Ran.

"Ada apa Shiro-Chan?" tanya Ran pada bocah lelaki itu.

"Rui-Chan, asmanya kambuh,"

"Eh?"

Mereka semua akhirnya menghampiri halaman depan dimana terdapat anak perempuan bernama Rui yang sedang kesulitan bernapas. Ada bunyi 'ngik' setiap kali ia menarik napas.

"Apa Rui-Chan tidak bawa inhalernya?" tanya Ran pada anak-anak dan para guru.

"Sudah kuperiksa tasnya, tidak ada," kata salah seorang guru.

Shiho akhirnya turun tangan untuk memeriksa denyut nadi dan suhu tubuh anak itu, lalu ia memandang para guru, "Panggil ambulan,"

"Ha-hai," kata salah satu guru yang langsung mengambil telpon.

"Aku butuh air dingin, kain bersih dan kipas angin kecil," kata Shiho pada Ran.

"Eh? Baik," Ran langsung pergi mengambilkannya.

Married By AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang