"Aku pernah bilang kan. Kau hebat kalau pura-pura menangis, tapi kau tidak bisa pura-pura tidur," kata Shinichi pada Shiho yang tidur menyamping memunggunginya. Ia kini bergantian jaga dengan Yukiko.
Shiho membuka matanya, "Bagaimana kau bisa tahu?"
"Uhm?"
"Mengenai kehamilanku,"
Shinichi menghela napas kemudian berjalan mengelilingi ranjang untuk duduk di kursi tepat di hadapan Shiho, "Setelah hal itu terjadi, tentu saja aku jadi lebih mengamatimu. Selera makanmu berubah, kau tidak lagi menyukai sandwich blueberry-kacang. Kau mual mencium aroma okonomiyaki dan takoyaki, padahal biasanya kau selalu minta aku membelikanmu jajanan itu kalau aku sedang memerlukan bantuanmu,"
Shiho mengubah posisi tubuhnya menjadi lurus menghadap ke atas, "Yah... Bagaimanapun juga kau adalah detektif,"
"Aku berjaga-jaga, takut kau berpikiran pendek. Dan ternyata dugaanku benar..."
"Kau kecewa?" tanya Shiho seraya menatap langit-langit.
"Nani?"
"Kau tentunya lebih mengharapkan gejala kehamilan itu tidak pernah ada,"
Shinichi memikirkan sejenak sebelum berkata, "Entahlah,"
Shiho meliriknya.
"Terjadi kehamilan atau tidak, cepat atau lambat aku juga akan mengaku sendiri pada Ran. Aku tidak bisa terus-menerus menutupi hal yang terjadi diantara kita,"
"Walau kau akan kehilangannya?"
Shinichi tersenyum pahit, "Tidak ada gunanya hidup dengan kebohongan," ia beranjak dari kursi dan beralih merebahkan diri di sofa dekat jendela sambil menumpangkan tangannya di kepala, "Dulu aku berbohong dan menutupi jati diriku sebagai Edogawa Conan demi keselamatannya. Tapi jika menutupi kejadian diantara kita demi keselamatan atas kecerobohanku, itu tidak adil untukmu Shiho dan tidak adil juga untuk Ran,"
"Meski kebenaran itu akan menyakitkan?"
"Ah dan tanggapan Ran membuatku lebih merasa tidak enak hati,"
"Uhm?" Shiho berbaring miring lagi untuk memandang Shinichi.
"Dia benar-benar khawatir ketika kau pingsan. Dia mengomeliku dan bersikeras agar aku menjagamu dan tidak mengecewakanmu, meski dalam hatinya sendiri ia merasa kecewa,"
Mendengar itu, Shiho semakin merasa bersalah pada Ran.
"Dia bilang dia memang marah akibat perbuatanku. Tapi dia bisa menerima karena wanita itu dirimu. Jika wanita lain, dia akan lebih kecewa. Dia juga berterima kasih karena kau membuatku sempat kembali padanya dengan penawar APTX. Itu sudah lebih dari cukup,"
"Kudo-Kun..."
"Uhm?" Shinichi menatap Shiho.
"Kembalilah pada Ran-San, aku yakin jika kau memohon padanya, dia masih bersedia menerimamu lagi. Sementara aku akan pergi ke Inggris,"
"Eh? Inggris?"
"Ah, jika Jepang sudah tidak dapat menerimaku, aku akan mencoba Inggris, tempat kelahiran ibuku. Disana tidak ada yang mengenalku,"
Shinichi bangkit duduk, "Mana bisa aku membiarkanmu sendirian di sana Shiho?"
"Ran-San wanita yang baik, tidak seharusnya kau menyerah,"
Shinichi tersenyum pahit lagi, "Tapi dia sudah menyerah padaku,"
"Nani?"
"Dia sudah pergi,"

KAMU SEDANG MEMBACA
Married By Accident
Fiksi PenggemarFanfic ShinShi/CoAi versi ini yang paling menguras airmata Pipi Tembam dalam proses penulisannya. Monggo disiapkan tisunya. Mengandung bawang apalagi kalo bacanya sambil denger lagu sedih. Detective Conan milik Aoyama Gosho! Selamat membaca n baper!