Semenjak Mala melihat Rey yang begitu tampannya. Mala sangat suka dengan Rey. Mala yang akhirnya berbalik suka pada Rey. Senyumnya, putihnya, tingginya dan ketampanannya. Mala sih belum tau kalau Rey itu baik atau tidak. Tapi Mala berdoa agar pemuda tampan itu baik.
Tok.. Tok Tok.. Tok
Mala mendengar ketukan pintu kamarnya yang terdengar seperti ketukan Refan. Memang, ketukan Refan seperti nada yang sangat tidak indah~
"Ya ada apa bang?" ucap Mala setelah membuka pintu kamar.
Refan menyodorkan sebuah bungkusan kado yang indah. "Nih." Refan mengacungkan itu kepada Mala.
Alis Mala terpaut hampir saja menjadi satu. "Haha. Bang gue belum ulang tahun. Lo pikun ya?" Mala terkekeh.
Refan mendengus. "Ck..., ini terima aja deh. Bawel lo," ucap Refan setelah menaruh bungkusan kado mungil itu ditangan Mala. Refan berlalu meninggalkan Mala.
Mala menutup pintu kamarnya. Lalu membuka kertas kado itu pelan-pelan. Kan sayang kalau salah buka, nanti robek. Pikirnya. "Waaaah.... Permen karet!" Mata Mala berbinar-binar. Lalu memutar permen karet itu. "Rasa Anggur. Yummy!" Mala langsung membukanya dan memakan Permen karet itu.
Mala tersadar jika ada sepucuk surat didalam kado itu. "Dari... Rey? Waa Rey ternyata suka ngasih aku permen Karet deh! Romantisnya Rey...." Mala semakin mengunyah permen karet itu. "Mulai sekarang aku panggil dia Kak Rey! Kan gak pantas adik kelas manggil hanya nama aja." Mala semakin riang.
--
"Fan, Udah lo kasih belum?" ucap pemuda yang berdiri tegap di depan meja Refan.
"Udah tenang aja bro. Kalo mau kasih dia langsung aja. Jangan ke gue. Dianya juga nerima," ucap Refan tersenyum.
"Gue malu aja kalo sama adik lo. Mendingan besok aja deh ngasih lagi. Emangnya lo nggak suka permen karet?" tanya pemuda itu.
Refan tertawa geli. "Ogah. Enakan juga nasi emak gue. Adik gue itu kelainan lidah kali. Sukanya yang manis-manis," lanjut Refan tertawa.
--
Mala sedang asik makan permen karet anggurnya itu. Semalam belum habis dimakan. Jadi akan dia habiskan siang ini juga. Mala dan Nia menuju ke kantin.
"Mal, lidah lo gak cape apa?" tanya Nia yang sedari tadi melihat Mala memainkan permen karetnya dengan membuat gelembung.
Mala tetap serius dengan permen karetnya itu. "Ha? Apa lo bilang? Ya nggak lah, Ya." Mala tersenyum.
"Mala-Nia!!" Panggil suara dari belakang mereka berdua. Sontak Mala dan Nia menoleh kebelakang.
"Vino..., ada apa?" tanya Nia. Terlihat Vino mendekati Mala dan Nia.
Terdengar nafas yang memburu. "Huh gue cari-cari lo berdua ternyata di kantin," ucap Vino tersengal-sengal.
"Haha. Tumben," sindir Mala.
Vino hanya menaikkan bahunya lalu memesan makanan. Ketiga orang ini kini berkumpul. Mala membuang permen karetnya itu yang sudah hambar. Lalu menyantap mie ayam di depannya itu.
Mala melihat Rey dan Refan mendekatinya. "De... kita gabung ya?" kata Refan. Mala meng-iyakan saja.
"Masih ada permen karetnya Mal?" tanya Rey yang memperhatikan permen karet tergeletak di meja dekat mangkuk mie ayam Mala.
Mala mengunyah lalu menelan mie itu. "Iya, hehe. Semalem Abang ngasihnya kemalaman, jadi gue ketiduran baru sempet makan satu." Mala terkekeh.
Mala merasakan lengannya disenggol oleh Nia. "Ada apa Ya?" tanya Mala.
"Itu siapa?" tanya Nia penasaran. Mala tersenyum.
"Nia, ini Kak Rey. Dia yang ngasih gue permen karet ini. Dan Kak Rey, ini Nia. Temen gue," kenal Mala kepada Nia dan Rey. Nia tersenyum. Tanpa sadar ada seseorang yang terbatuk-batuk disana.
"Oh, ini satu lagi. Makhluk astral. Vino kak." Mala terkekeh melihat tingkah Vino.
Beep Beep Beep!
"Mala yuk balik. Udah masuk nih, ntar lo dihukum lagi mau?" Nia menarik-narik lengan Mala.
Mala tersenyum kepada Rey. "Kak Rey balik kelas dulu ya. Bang..., sonoh ke kelas!" kata Mala yang sudah mulai menjauhi Refan dan Rey.
"Tuh Rey, ya gitu kelakuan adik gue," cletuk Refan. Mereka kini juga meninggalkan kantin.
-----------
Vote+komentarnya<3
Dimulmed Refan :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bubble Gum Mala
ChickLit[Completed] Dalam Revisi Aku telah salah mencintai dia. Salah karena dia mencintaiku atas dasar balas dendam. Tetapi, aku adalah gadis yang bodoh. Tidak menyadari orang yang telah mencintaiku dengan tulus menungguku agar dapat melihatnya. Inilah kis...