Mala yang sedang asik dengan permen karetnya, dari jendela kamarnya dia melihat sebuah motor yang sangat asing terparkir di halaman rumahnya. Mala menyadari jika ada tamu yang datang ke rumah. Mala diam-diam mengintip di ruang tamu tapi tidak ada orang. Sepi.
Mala akhirnya balik ke kamar dan tanpa sengaja melihat pintu kamar Refan terbuka. Mala mengintip. Dia melihat seseorang yang sangat tidak asing baginya lagi.
"Kak Rey?!" panggil Mala setelah membuka lebar-lebar pintu kamar Refan.
Yang merasa mempunyai nama itu menoleh dan tersenyum. Refan hanya mendengus dan lumayan terkejut.
"Lo ngagetin gue aja!" hardik Refan. Mala hanya tertawa ringan.
Mala mendekati Rey yang sedang duduk dan memegang gitar. "Kak Rey kapan datang kesini?" kata Mala sambil memainkan permen karetnya.
Rey tersenyum. "Baru aja sampai....".
"Pergi lo sana! Ganggu gue aja.... Nggak usah caper deh," ketus Refan kepada adiknya itu.
Mala menyipitkan matanya. "Siapa yang caper? Idih lo tuh ya bang, gue tuh lagi mau deketin kak Rey, bukan lo!" Mala menjulurkan lidahnya.
"Nggak usah. Kita lagi sibuk buat pentas besok. Udah sana lo buatin minum kek, apa kek!" Refan menarik lengan Mala hingga terseret keluar.
"Idih. Abang jahat!" Mala langsung pergi ke kamar.
--
Mala selesai sarapan langsung menunggu Refan di depan rumah sambil membaca majalah. "Mana sih si abang. Lambat," sindir Mala. "Permen karetnya mana ya? Jangan-jangan lupa dibawa!" Mala mengutak-atik tasnya itu. Setelah menemukan apa yang dia cari dia langsung tersenyum lega.
"Yuk berangkat! Ntar terlambat," ucap seorang laki-laki yang sudah berada di motornya.
"Idih. Lo aja yang lambat!" hardik Mala langsung membonceng Refan.
Di sekolah, sedang diadakan pentas hut sekolah. Jadi hari ini hari bebas untuk semua murid disini. Mala memasuki kelasnya dan duduk di bangku tempatnya belajar.
Nia yang menyadari kehadiran sahabatnya tersebut menyapa. "Mala. Tumben telat." Nia terkekeh.
"Nia..., udah deh...." Mala mendengus kesal. Nia hanya terkekeh.
"Mal, ntar abang lo tampil ya?" kata Nia semangat.
"Idih, semangat abis lo. Iya ntar terus sama kak Rey..., ah kak Rey...." Mala membayangkan wajah tampan pemuda itu.
Nia tersenyum juga. "Abang lo keren juga ya Mal. Gue nge-fans deh Mal...," ucap Nia tersenyum.
"Jangan deh, Ya. Ntar lo jadi kakak Ipar gue. Kan nggak asik... tuaan juga gue." Mala asyik dengan permen karetnya.
Nia menampakkan mimik wajah menyesal. "Yaaah Malaaaa. Lo gitu ah!"
Mala menarik lengan Nia untuk segera pergi ke lapangan. Karena Rey akan segera tampil.
"Mala sakit woy!" rintih Nia yang merasa lengannya memerah.
Mala terkekeh. "Idih..., gue pengen liat dia pake gitar tau. Keren abis!!" ucap Mala semangat.
Sampai di lapangan Refan dan Rey sedang bersiap-siap untuk segera menyanyikan lagu. Mala dan Nia mengambil posisi di depan panggung.
"Mal, gue ijin liat abang lo yaaa...!" Nia sedikit terpesona. Mala mendengus.
"Ck, serah-serah." Mala bergantian menatap Rey dan abangnya itu.
"Kak Reeyyy...," sapa Mala kepada gitaris itu.
Pemegang gitar itu menoleh dan sedikit kebingungan. "Oh, hay Malaa," sapa balik Rey.
Acara itu dimulai. Mala tidak henti-hentinya menatap Rey yang sedang asyik memetik senar gitar itu menjadi sebuah alunan nada. Rasanya ingin sekali Mala menjadi gitar itu yang dielus-elus.... PLAK.
"Mala..., abang lo keren deh!" Nia menyenggol Mala yang sedang mengikuti suara abangnya itu.
"Apalagi adeknya, lebih keren!" Mala tertawa. Nia hanya mendengus kesal.
--
"Bagus bang. Suara lo sama gue hampir sama. Lo jiplak sih." Mala terkekeh.
"Idih. Ogah gue jiplak suara lo...." Refan mengusap keringatnya.
"Mala. Nih kesukaan lo lagi. Gue tadi sempetin buat beli," ucap Rey saat Mala sedang tertawa.
Mala terpukau dengan Rey. "Kak Rey..., makasih ya!" Mala tersenyum senang. "Kenapa sih selalu ngasih gue permen karet kak?" tanya Mala yang ikut duduk disamping Rey.
"Karena, gue suka permen karet juga...." Rey tersenyum lebar.
Deg.
Mala seperti ingin terbang begitu saja. Padahal hanya mendengar kata itu saja. "Kak Rey suka? Suka permen karet? Waaahh kak Reeeey kita samaan dong!" Mala tertawa. Rey hanya membalas tawa Mala.
--------
Jangan lupa vote dan komentarnya ya ;;)
Itu gambar Rey di mulmed :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Bubble Gum Mala
ChickLit[Completed] Dalam Revisi Aku telah salah mencintai dia. Salah karena dia mencintaiku atas dasar balas dendam. Tetapi, aku adalah gadis yang bodoh. Tidak menyadari orang yang telah mencintaiku dengan tulus menungguku agar dapat melihatnya. Inilah kis...