Bubble Gum Mala || Last One
Dear Diary,
Dia, yang membuatku jatuh cinta. Dia mampu membuatku tersenyum saat aku mulai rapuh. Dia, mampu membuatku tertawa saat air mata turun melalui pipiku. Dia, adalah yang terakhir untukku.
Saat dia menyatakan cinta padaku, aku harap itu memang pernyataan yang tulus dari hatinya. Aku harap, ini nyata dan bukan khayalanku saja. Aku harap, dia benar-benar melakukan ini karena hatinya.
Kim Rezal Stevano.
Dialah yang membuatku bisa menulis sepanjang ini di buku harianku. Laki-laki yang tidak pernah aku sadari selama satu tahun di sekolah ini. Dia, mencintaiku diam-diam. Dia mencintaiku, saat pertama aku pergi ke kelasnya. Itu terlihat, sangat klasik bukan? Jatuh cinta pandangan pertama dan diam-diam.
Aku menutup diriku karena laki-laki yang kini aku benci, sehingga aku tidak pernah tahu ada orang yang telah menungguku dengan hati yang tulus. Tetapi, kini aku mengecewakannya. Aku menggantung cintanya hanya karena aku harus mempertimbangkan ini benar atau hanya main-main saja.
Aku, bodoh.
Sangat bodoh.
-
-
-
-
-
Malam ini, acara prom night kelulusan kelas 12 diselenggarakan di sekolah. Semua siswa menghadiri acara tersebut, dari kelas 10 sampai 12. Termasuk Mala yang datang bersama Refan.
Dengan sackdress hitam yang membalut setengah tubuhnya, membuatnya nampak anggun. Rambutnya yang tergerai, bergerak sana sini seiring dia berjalan.
"Hy Mala."
Mala melihat seseorang yang memanggilnya. Melihat laki-laki itu memakai setelan jas hitam dan kemeja putih, membuatnya semakin tampan. Tersadar, Mala tersenyum pada laki-laki di depannya. "Kak Rezal, hy juga."
Rezal menyimpan kedua tangannya pada saku celannya. "Malam ini, kamu sangat cantik."
"Beda yah sama hari-hari biasanya?" Mala tertawa, dia mengambil segelas sirup dan meminumnya.
"Ya, begitulah."
Mala meletakkan gelas itu di meja. Dia sepenuhnya menatap wajah Rezal yang tampan. "Kak Rezal juga ganteng."
Dia tertawa, membuat Mala menunduk malu. "Sudah kudengar kata-kata itu dari orang lain."
"Gue, telat dong?"
Rezal mengangguk. Sedetik kemudian, mereka berdua diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Membuat Mala dalam keadaan canggung.
"Kita ke halaman belakang, mau 'kan?" kata Rezal setelah keheningan. Mala mengangguk, dan merasakan tangannya di genggam oleh Rezal. Mengalirkan kehangatan untuk malam yang dingin ini.
Seiring berjalan, Mala hanya terdiam merasakan kehangatan tangan Rezal. Belum pernah dia merasakan hangatnya tangan seseorang. Hingga sampai di halaman belakang sekolah, Mala masih tetap diam. Dia menikmati momen ini.
"Mala? Kamu diam saja dari tadi." Rezal tersenyum, dia masih menggenggam tangan Mala.
Mala mengerjap, dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ah, iya maaf gue bengong kak."
"Tidak apa-apa."
"Canggung, kenapa harus bahasanya seformal itu?"
"Aku, sudah terbiasa diajarkan oleh kedua orang tuaku, Mal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bubble Gum Mala
ChickLit[Completed] Dalam Revisi Aku telah salah mencintai dia. Salah karena dia mencintaiku atas dasar balas dendam. Tetapi, aku adalah gadis yang bodoh. Tidak menyadari orang yang telah mencintaiku dengan tulus menungguku agar dapat melihatnya. Inilah kis...