Mala dan Nia keluar dari kelasnya. Jam ini adalah waktunya istirahat bagi semua murid. Mala membuka bungkus permen karet rasa apelnya itu. Lalu dia langsung menikmatinya.
"Mal, itu permen dari Kak Rey lagi?" tanya Nia yang sedari tadi memperhatikan Mala.
"Yaps, semalem dia kasih. Dia dateng looh!" kata Mala menutup matanya rapat-rapat sembari tersenyum.
"Gue boleh gak Mal, main ke rumah lo?" kata Nia yang sedikit berharap.
Mala menatap Nia yang sedang tersenyum. "Pasti lo mau ketemu abang gue ya? Ogah!" gertak Mala langsung berjalan cepat meninggalkan Nia.
Nia mengikuti gerakan Mala. "Ih Mala mah pelit ya, dasar!" Nia menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Bodooo." Mala menjulurkan lidahnya ke Nia yang cemberut.
Mala dan Nia memesan mie ayam buatan Bu Imah. Mala mengambil duduk di bangku sebelah saka kedua itu. Nia berada disamping Mala.
"Mala, ntar kita kan ada kerja kelompok. Di rumah lo aja ya...," kata Nia memasang cute eyesnya.
"Hmm..., ya udah deh. Iya," suara Mala seperti suara menyerah. Sedangkan Nia di hati bersorak gembira.
Mala dan Nia menikmati mie ayam hangat itu. Kemudian Mala menatap ponselnya yang terdapat sms dari Refan.
Refan: Dek, lo dimana?
Mala tahu, pasti Rey yang menanyakan Mala dimana.
Mala: Kantin, ada apa sih?
Mala tidak menerima balasan lagi dari Refan. Mala menaruh ponselnya lagi dan melanjutkan menikmati mie ayamnya yang mulai dingin.
"Hai Mala...," sapa seseorang yang mulai duduk disamping Mala.
Mala membulatkan matanya dan keadaan mulut yang masih menyumpit mie ayamnya. Mala segera menelannya dengan paksa, sampai hampir tersedak. Mala dibantu Rey mengambilkan minum untuk melarutkan makanan yang menyangkut di tenggorokan.
"Maaf Mal, aku membuatmu terkejut," kata Rey.
"Ehm. Nggak apa-apa kok." Mala tersenyum.
Refan yang melihat semua itu sedikit khawatir. "Makanya kalau makan itu nggak usah ngelamun!" hardik Refan.
"Idih. Abang nih," cibir Mala. Mala memperhatikan Nia yang sedari tadi menatap Refan. "Woy! Biasa aja kali, Yaaa." Nia sempat terkejut. Nia salting.
Setelah lama berbincang-bincang tentang pelajaran tadi, Mala dan Nia kembali ke kelas. Begitu juga dengan Refan dan Rey. Mala mengetahui sisi baik Rey, yaitu senang membantu. Baru itu saja.
--
Di setiap malam yang dingin, di mana berbagai bungkus permen karet berserakan di mana-mana. Siapa lagi kalau bukan ulah si putri buble gum di rumah ini. Mala. Sampai pembantu di rumah Mala kelelahan membersihkan bungkus-bungkus permen karetnya.
"Maaf ya bi," kata Mala sambil memungut kertas bungkus permen karet itu.
"Ndak apa-apa Mbak Mala," kata Bi Isah dengan polosnya.
Mala membuang bungkus permen karet itu di tong sampah depan rumah. Mala melihat bintang-bintang banyak sekali bertebaran di langit. "Pantesan dingin malam ini...." Mala memeluk dirinya sendiri karena merasa kedinginan.
"Mal, lo suka ya sama Rey?" tanya Refan tiba-tiba yang berdiri di teras depan rumah.
Mala menoleh, "Huu, kaget. Gak tau bang, memang kenapa?" Mala mendekati Refan.
"Jangan suka-sukaan duluan! Masih sekolah kan lo?" kata Refan sambil mengacak-acak rambut pirang Mala.
"Abaang!" teriak Mala mencoba merapikan rambutnya. "Iya-iya abaang. Malaa pasti nurut apa kata Papa kedua Malaa," sindir Mala lalu tertawa lepas.
"Papah kedua? Maksud lo gue? Enak aja!" Refan mengacak lagi rambut Mala, kali ini sangat tidak beraturan.
"Ish! Iya kalau gak ada Papa, kan ada lo bang." Mala menjulurkan lidahnya. Refan mendengus kesal.
"Serah. Masuk yuk, udara malam dingin kali ini," kata Refan sembari berjalan masuk.
"Iya bang gue juga masih bisa ngerasain kok." Mala masih saja meledek abangnya itu.
Mala mengikuti gerakan Refan. Mala sangat suka kehadiran Refan yang sangat menyayanginya selagi orang tua mereka berdua bekerja demi mereka.
"Bang. Lo ditaksir noh sama Nia," kata Mala. Refan yang mendengar langsung membulatkan matanya.
"What? Haha. Iya sih gue cakep," ucap Refan ke-GR-an.
Mala mendengus. "Idih. Sombong amat papa kedua gue!" Mala langsung berlari sembari tertawa lepas.
"Malaa!" teriak Refan yang berlari mengejar Mala.
--------
Jangan lupa kasih Vomments nya yah readers ({})
KAMU SEDANG MEMBACA
Bubble Gum Mala
ChickLit[Completed] Dalam Revisi Aku telah salah mencintai dia. Salah karena dia mencintaiku atas dasar balas dendam. Tetapi, aku adalah gadis yang bodoh. Tidak menyadari orang yang telah mencintaiku dengan tulus menungguku agar dapat melihatnya. Inilah kis...