Mulai rutin nih aku update nyaa. hihiiii
Yuk malam mingguan sama Prince Suga.
Vote dan Komennya ditunggu loh yaaaaa
Jangan lupa!!!
.
.
Nara, kau baik-baik saja kan?
Jika bisa aku ingin sekali menepuk punggungnya dan menariknya ke dalam pelukanku. Tapi itu tidak mungkin terjadi.
.
.
Ruang kerjaku adalah tempat ternyaman di semesta ini. Aku bisa menghabiskan seharian bahkan berhari-hari untuk ada di sini menyelesaikan pekerjaan atau sekadar membaca. Tapi sebetulnya aku tidak cukup sering membaca, aku lebih senang mendengar audiobooks. Sejak semalam aku berada di sini menghabiskan waktuku untuk mendengarkan audiobooks yang sudah ratusan kali aku dengarkan. Bagaimana menariknya sebuah audiobooks terletak dari kecakapan naratornya. Ketika pandai memainkan intonasi suara maka telinga ini pasti betah berlama-lama mendengarkan.
Kulihat di luar mulai terang walaupun tidak terik. Di balik gunung begini matahari hanya berfungsi sebagai pertanda pagi. Suasana temaram tetap mendominasi Klan Sweat. Aku berangsut keluar dari ruanganku, berpindah ke kamar bersiap untuk kerja. Di meja makan sudah tersaji sarapan seperti biasa dan hanya satu kursi terisi.
"Di mana Haana?" tanyaku pada Hope.
"Haana sudah pergi pagi-pagi sekali," ujarnya masih mengunyah apel.
"Pergi ke mana?"
"Lari pagi, dia bilang akan pulang siang karena mau keliling di pasar bunga," jawabnya, "ada undangan untukmu," kata Hope menunjuk selembar kertas dekat piringku.
Sebuah undangan pertemuan Klan Sweat di Tromso. Pertemuan yang selalu diadakan setiap enam bulan untuk membahas kehidupan Klan Sweat yang ada di Bumi dan menelaah kota mana saja yang tahun ini bisa menjadi destinasi aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Suga
Fanfiction"Hentikan, Suga!" kepala ini sudah tidak bisa ingat bahwa penting membubuhi kata 'Prince' sebelum namanya. "Kau sudah berani memanggil namaku, Nara?" tanyanya dengan napas pelan menyapu wajahku. Aku mendorong tubuhnya tapi dia justru menarikku, me...