19. BLUE & GREY

841 108 9
                                    

UUUWWWOOOOWWWWW

ANYOOONG GENGS

🌚🌚🌚

🌚🌚🌚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

"Jika berat menanggungnya sendiri, bagi denganku," tuturku. "Jika ini tentang kita berdua, maka aku juga harus tau..."

Suga justru semakin tenggelam dalam pelukan. 

Saat ini aku tau, ada hal yang di luar kendalinya.

.

.

Ada yang berbeda dari percintaan kami sekali ini. Suga bukan lagi meruntuhkan pertahananku melainkan membuatku menjadi kepingan-kepingan yang pecah berhamburan di hadapannya berkali-kali. Awalnya aku menikmati dan terhanyut, tetapi dia menjadi berbeda ketika menginginkannya lagi. Kupikir kami akan sampai dengan sangat indah seperti biasanya, namun yang terjadi dia cukup berbuat semaunya. Suga seperti mengejar sesuatu yang tidak bisa kuraba. Aku bahkan nyaris tidak mampu mengatasinya malam ini. Dia membuat mengerang dan menjambak rambutnya berkali-kali namun tak mengehentikannya sama sekali.

Rasanya kakiku sudah sangat lemas dan tubuhku perih di beberapa sisi akibat gigitan-gigitannya yang membekas. Kurasa dia pun juga akan merasa perih akibat cakaranku namun dia mengacuhkan semua itu. Dia benar-benar bisa untuk dibilang bangsat malam ini. Tetapi aku berusaha bertahan sampai dia mencapai yang dia inginkan, sampai dia mampu menuntaskan dan melampiaskan segala yang membuatnya sampai harus melakukan ini padaku.

Suga masih berada di atasku, rambutnya jatuh menyentuh dahiku seraya menaap mataku yang memerah menahan tangis. Dia menggigit bibirnya saat penuntasannya benar-benar membanjiriku. Aku sampai berpikir konyol saat ini, dia tidak mungkin sedang berusaha membuatku hamil kan?

Meski dia melakukannya dengan sangat bebeda dan membuatku ingin menangis, Suga tetap mengakhirinya dengan manis. Dia mengecup mataku lalu mengganti posisi dengan memelukku dan membawaku berada di atas tubuhnya ini. Aku meringis, jelas karena pergerakan yang dia lakukan tiba-tiba. Suga lalu menarik selimut membalut tubuh kami dan aku tidak lagi peduli harus tidur telanjang seperti ini sebab sudah tak ada lagi tenaga untuk sekadar menyambar baju tidurku di ujung ranjang.

Suga masih mengatur napasnya yang tersengal dan aku hanya diam kehabisan tenaga untuk bicara. Bodohnya aku masih tetap nyaman dalam pelukan lelaki ini meski dia membuat tubuhku sakit semuanya.

"Besok istirahat, gak usah kemana-mana," katanya lurus.

Tanpa perlu disuruh aku memang tidak mau melakukan apapun besok. Aku hanya ingin mengembalikan kekuatan tubuhku.

"Besok aku libur."

Ah! Sial!

Dia mengecup puncak kepalaku, "dan aku cuma mau seperti ini seharian denganmu."

Prince SugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang