Lima belas

107 15 18
                                    

[Jangan lupa streaming buat Lia, bentar lagi Lia ulang tahun looh 💙]

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Setelah bercerita, bergossip, bermain bersama sahabat dekatnya, Lia pulang cukup larut. Pukul 10 malam baru ia sampai di penthousenya. Tadi saat ia di lift ia mendapat ultimatum dari Jake yang menyuruhnya segera pulang. Lia tertawa saat melihat Jake dan Kai yamg kompak bersedekap dada memasang wajah garang padanya. Lia menunjukkan sekotak pizza yang langsung melunturkan wajah garang mereka. Mereka berua langsung mengambil kotak pizza itu dan segera membawa ke depan tv.

Lia masuk ke kamarnya dan membersihkan diri terlebih dahulu. Ia meletakkan tasnya diatas meja rias. Ponselnya yang mati belum sempat ia chas. Yang penting ia mandi dahulu. Berendam di bathup dengan lilin aromaterapi sekarang dilakukannya. Ia memejamkan matanya. Perasaan tenang mulai menyelimutinya. Rasa kantuk mulai menyergap, sampai sebuah ketukan pintu mengembalikan nyawanya.

Tok tok tok!

"Kak, dicari bamg Yeonjun"

Suara Jake terdengar di telinga Lia. Ia segera menyelesaikan proses pembersihannya dan memakai bathrobenya. Ia keluar dan memakai pakaian. Jake setelah melihat Lia keluar dari kamar mandi pun langsung keluar dari kamar Lia.

Lia segera menemui Yeonjun diluar yang tengah berbincang dengan Jake dan Kai.

"Eoh, Lia" sapa Yeonjun saat Lia duduk di sofa yang kosong.

"Iya kenapa bang? Gue mau istirahat nih ceritanya haha" canda Lia

Yeonjun tersenyum lebar sambil mengusap tengkuknya. "Gue mau ngerepotin elu sih niatnya. Titip Soobin ya?"

Lia tertegun. Ia bingung apa maksud Yeonjun. "Jadi, Papa nyuruh ponakan dia alias sepupu gue buat tinggal di pent gue. Sedangkan lu tau kan Soobin tinggal di pent gue.. Ga mungkin gue usir Soobin. Jadi, gue ingat kalau pent lu lebih gede dari gue. Ada 3 kamar kan disini? Gue mau nitipin Soobin disini boleh?" Jujurnya

Lia terkejut. Kai dan Jake juga terkejut, tapi mereka dapat menutup keterkejutan mereka. "Emang kenapa Bang Soobin harus disini?" Tanya Jake penasaran

Akhirnya Yeonjun menceritakan kembali alasan Soobin pindah ke pent dirinya. Jake mengangguk paham. Kai meskipun sedikit bingung namun ia tetap mengangguk. Semua mata tertuju pada Lia.

"Jadi gimana Li?" Tanya Yeonjun hati-hati

Lia mengangguk ragu, "Yaa gapapa sih bang. Tapi kamar satu lagi iti dibelakang dan agak kecil.. Gapapa Soobin disana?" Tanya Lia memastikan kembali

Yeonjun mengangguk. "Gapapa. Daripada di pent gue nanti berduaan sama sepupu gue. Mending disini, ada Jake sama Kai juga kan yang bakalan nemenin.."

Lia akhirmya mengangguk setuju. Tapi, jauh dilubuk hatinya, ia merasa senang. Seperti ada kupu-kupu yang terbang di perutnya dan menggelitiknya. Ia tersenyum tipis sampai akhirnya Yeonjun pamit kembali ke pent nya dan Lia juga masuk ke kamarnya beristirahat.

Tepat pada tengah malam, ada sebuah pesan masuk dari Soobin.

"Udah tidur?"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Yeonjun merealisasikan perkataannya. Pagi ini Soobin benar-benar pindah. Lia yang memang ada kelas sore membantu Soobin pindahan. Berkali-kali Lia meminta maaf karena Soobin harus tinggal di kamar yang kecil. Soobin hanya tertawa kecil sambil mengusap pelan kepala Lia. Lia sangat menggemaskan saat ia merasa bersalah seperti ini.

"Kalem Li, gue gapapa. Makasih ya udah mau nampung gue nih" canda nya

Lia ikut tertawa mendengar candaan Soobin. Lahi dan lagi, Lia harus tertegun melihat Soobin yang sangat manis saat tertawa.

"Bin" panggil Lia saat ia tengah membantu Soobin menyusun pakaian di lemari yang memang tersedia di setiap kamarnya.

"Makasih ya udah mau nolongin gue waktu itu.."

Soobin tersenyum tipis. Ia tak langsung menjawab. Ingatannya kembali dengan percakapannya bersama Yeonjun semalam, "Jangan jadiin Lia pelampiasan, dia anak baik"

"Bin?" Panggil Lia lagi

"Ah? Iya Li gapapa. Gue kasian aja liat Lu yang di pukulin kayak gitu" jawab Soobin

"Bin..." Panggil Lia lagi

"Kenapa Li?"

"Gapapa, ayo makan... Gue udah bikin sop ayam nih tadi pagi.." katanya sambil menutup lemari dan mengangkat box kosong isi baju Soobin tadi. Namun, karena box itu besarnya 2x badan Lia ia sedikit kesulitan mengangkatnya.

Soobin yang kebetulan menoleh dan mendapati Lia kesulitan mengangkat box miliknya segera berdiri dan menghampiri Lia. Ia mengambil alih box itu. Tangan Soobin menyentuh tangan Lia. Ia merasakan ada sengatan aneh saat tangannya bersentuhan dengan tangan Lia. Lia langsung melepas pelukannya pada box dan berusaha menutupi kegugupannya.

"Aah, a-anu Bin. G-gue keluar dulu ya? Itu apa namanya, anu, ah iya nyiapinakan" ujar Lia gugup dan buru-buru meninggalkan Soobin sendirian di kamarnya. Ketika sampai diluar, Lia lamgsung memegamg dada kirinya. Ia merasakan dengan jelas jantungnya yang berdegup dengan kencang.

"Bahaya deket Soobin terus. Bisa mati muda karena jantung bekerja ekstra" monolog Lia sambil menarik nafas agar ia tenang.

Dan Soobin di dalam sana tersenyum lebar melihat kegugupan Lia yang sangat tercermin dari wajahnya yang sempurna merah merona.

"Kenapa Lia manis banget sih?" Gumamnya sambil melanjutkan pekerjaannya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soon Blonde Lia 💙

My lovelya 💙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang