Period

370 16 0
                                    

"Chagiyaaaa" terdengar samar suara lembut masuk kedalam telingaku
Tak lupa usapan lembut di pucuk kepalaku, membuat aku terbangun dari tidurku yang belum genap 8 jam.

Pasalnya semalaman aku menahan rasa nyeri haid hari pertama, sungguh sanggat menyiksa. Aku baru bisa tertidur beberapa jam lalu.

"Tumben jam segini belum bangun" tanya Jihoon sambil mengecup keningku

"Semalam aku tidak bisa tidur" rengekku sambil memeluk pinggang Jihoon yang duduk di samping ranjangku

"Kamu sakit?" tanyanya sambil mengecek suhu tubuhku

"Aniyaa, red day" jawabku singkat dan Jihoon paham apa itu

"Aaahhhh... kau ingin jahe hangat?" tanyanya lagi sambil tanggannya mengusap punggungku

"Euumm" anggukku setuju namun masih memelukknya

"Yakk haha lepaskan dulu, bagaimana aku bisa membuatnya kalau kau terus memelukku" protes Jihoon

"Sirrooo..." rengekku tetap memeluknya

Jihoon tertawa kecil menghadapi tingkahku yang selalu seperti ini jika negara api menyerang, dengan sabar Jihoon mengusap punggungku agar aku merasa nyaman. Setelah merasa puas, ku lepaskan pelukan Jihoon.

"Masih sakit?" tanyanya dengan tatapan khawatir

"Dikit" jawabku sambil memasang wajah memelas

Cuuppp...
"Hhooooonnnn" protesku kaget karna Jihoon mengecup bibirku cepat

"Makanya jangan gitu bibirnya" protesnya balik

"Aaaaaaahhhhhh" rengekku malu dan menutup wajahku dengan bantal

Jihoon hanya tertawa dan keluar dari kamar tanpa berkata apapun lagi. Saat period mood ku menjadi tidak stabil, namun saat bersama Jihoon aku lebih cenderung menjadi gadis manja bukan pemarah. Karna Jihoon sangat mengerti bagaimana kondisi dan yang aku rasakan saat period, sehingga dia memperlakukanku dengan sangat baik.

Setelah 10 menit, Jihoon kembali dengan segelas jahe hangat. Dia meletakkan gelas diatas nakas, dan kemudian membantuku untuk duduk.

"Chaaaa... ayo diminum" katanya sambil menyodorkan gelas

Aku meminumnya sampai habis, Jihoon sangat ahli menakar air sehingga rasa hangatnya pas untuk bisa langsung diminum tanpa membuat lidahku terasa terbakar.

"Gomawooo"
"Eeummm, tak masalah..."

Aku baru sadar bahwa hari ini Jihoon berpakaian cukup rapih, biasanya dia akan datang ke apartmentku hanya dengan kaos oversize dan juga celana traning. Tapi hari ini dia mengenakan baju polo dan juga celana jeans.

"Apa kamu mau pergi kesuatu tempat?" tanyaku heran

"Tadinya seperti itu, tapi kamu sedang sakit" ucapnya kecewa

"Miaaaannn" jawabku menyesal

Pasalnya Jihoon jarang ingin pergi keluar, kami biasa menghabiskan waktu akhir pekan di apartment, baik di tempatku ataupun tempatnya. Jadi aku benar benar merasa bersalah, pasti moodnya sedang sangat baik dan bersemangat.

"Eiihhh, tidak masalah... sebagai gantinya... kita nonton netflix aja, gimana?"

"Aahhh jadi tadinya kamu mau ajak aku ke bioskop?"

"Ya begitulah, tapi dirumah lebih nyaman" ucapnya sambil tersenyum semangat namun membuatku semakin merasa bersalah

"Jinjaa minahae..."

"Itu bibirnya sengaja gitu ya" sindir Jihoon mengabaikan permintaan maafku, sengan cepat kututup mulutku sebelum Jihoon menyerangnya

"Hahaha, ya udah mandi dulu sana"

Woozi Imagine (one/two-shot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang