Lose Memory (2)

588 40 2
                                    

Tepat 2 minggu dari kejadian tersebut dan Jihoon sudah diperbolehkan untuk pulang, sebenarnya 3 hari setelah kejadian Jihoon sudah diperbolehkan untuk pulang. Namun karena terapi rutin yang diwajibkan setiap hari, Jihoon memilih untuk tetap di rawat di rumah sakit.

Saat ini jadwal terapi hanya 2x dalam seminggu sehingga Jihoon mau untuk kembali kerumahnya.
Jihoon memintaku untuk tinggal dirumahnya sampai dia sudah bisa berjalan sendiri, karena sampai saat ini dia masih harus menggunakan tonggkat untuk menopang kakinya.


Sesampainya di rumah Jihoon, aku bisa melihat seorang wanita cantik layaknya seorang model sedang duduk di sofa ruang tamu. Wanita tersebut menatapku dengan tatapan kebencian.

"Siapa wanita ini? Kenapa kau melarangku menjengkmu..." teriak wanita itu saat aku dan Jihoon sampai di ruang tamu


"Kau mengenalnya?" tanya Jihoon kepadaku tanpa menatap wanita tersebut

"Aa-ti-dakk.." jawabku gugup


"Saya tidak mengenal anda, bisa anda meninggalkan rumah ini" pinta Jihoon dengan bahasa formal

"Yakk Lee Jihoon aku ini tunanganmu, mengapa kau mengatakan hal seperti itu" teriak wanita tersebut sambil menunjukkan cincin di jarinya


Aku terkejut mendengar perkataan wanita tersebut, pasalnya aku melihat cincin yang sama dengan kepunyaan Jihoon. Tapi waktu itu Jihoon mengatakan untuk membuang semua barang yang dia gunakan di hari saat kecelakaan, meskipun aku tidak benar benar membuangnya.

Aku melepaskan tanganku dari Jihoon, aku tahu benar bahwa wanita ini adalah benar benar tunangannya. Jihoon menatapku, dan kembali menaruh tanganku pada lengannya.


"Jung Hoo, kenapa kamu mengizinkan orang asing masuk. Bawa orang ini keluar" perintah Jihoon kepada asistennya

"Orang asing katamu!!!" teriak wanita itu lagi


"Jung Hoo kenapa kau diam saja" kata Jihoon dengan suara tinggi
Baru kali ini aku melihatnya sangat marah, membuatku semakin takut. Mungkin dia akan melakukan hal yang sama saat dia tahu bahwa aku bukanlah kekasihnya.

Jung Hoo dan beberapa penjaga rumah Jihoon berusaha membawa wanita tersebut keluar dari rumah, meskipun wanita tersebut masih berteriak teriak tidak jelas dan juga mengancam ku.


"Kamarku disana..." kata Jihoon bersemangat seperti tidak terjadi apapun
Aku membantunya untuk sampai di kamar dengan perasaan yang masih kacau.

Saat ini Jihoon sudah duduk diranjangnya dan menatap diriku yang masih penuh dengan ketakutan dan juga pikiran yang bercabang. Kemudian Jihoon menarik tangan ku untuk duduk disampingnya.


"Hei ada apa dengan mu?" tanya Jihoon lembut sambil mengusap rambutku

"Maafkan aku..." kataku dengan suara bergetar


"Kenapa kau meminta maaf? Kau tidak melakukan kesalahan apapaun..." kata Jihoon tenang

"Tidak... Tidakk.. ini semua salahku" jawabku cepat dan tanpa sadar airmataku sudah turun

"Ini bukan salahmu, percayalah..." katanya lembut dengan senyum

Jihoon mengusap airmataku, dan kemudian memelukku. Cukup lama Jihoon mengusap punggunggku untuk menenangkanku.

"Biarkan aku menikmati sentuhannya untuk terakhir kali, sebelum aku mengungkapkan semuanya" batinku dan membalas pelukan Jihoon

Setelah cukup tenang dan sudah berhasil mengumpulkan keberanianku, aku melepaskan pelukan Jihoon.

"Jihoonaaa..." kataku membuka pembicaraan
"Eumm" jawab Jihoon cukup tenang masih dengan senyum diwajahnya

Aku berusaha membuat jarak anatara aku dan Jihoon, dan mendapat tatapan bingung dari Jihoon.
"Ada sesuatu yang harus aku sampaikan" kataku berusaha yakin
"Katakanlah, tapi kenapa kau menjahuiku?" tanya Jihoon aneh

Woozi Imagine (one/two-shot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang