Aku terus menerus menatap jam dan hp ku secara bergantian, pasalnya Jihoon belum juga memberi kabar kalau dia sudah sampai rumah atau belum. 2 minggu ini dia sangat sibuk, selalu bekerja lembur padahal besok paginya dia tetap harus berangkat ke kantor dengan waktu yang sama.
Dia pasti akan marah jika aku terus menerus mengganggu nya, tapi aku sangat khawatir dengan kesehatannya. Sekaran sudah pukul 23:30, dan dia belum juga pulang.
Untuk melawan rasa kantuk, ku buka twitter. Semua berjalan baik baik saja, sampai akhirnya aku menemukan sebuah postingan. Ada foto Jihoon disana, disebuah restoran dengan sebuah caption "Makasih udah selalu ada buat aku" tidak lupa dengan emot 💕 diujungnya.
Jangan tanya bagaimana rasanya, tentu membuat seluruh darahku naik ke kepala tapi aku berusaha tenang. Aku mencoba menelfon Jihoon tapi dia tidak menjawab, akhirnya kuputuskan untuk mengirim pesan kepadanya.
Aku bertanya apakah dia masih di kantor, dia jawab iya. Aku menawarkan diri untuk menjemputnya namun dia menolak dan marah, mengatakan bahwa aku tidak percaya padanya.
Kata kata itu justru membuatku semakin curiga, aku tidak percaya bahawa dia sedang membohongiku saat ini.
Ku kirimkan postingan twitter yang aku lihat sebelumnya, dan mengatakan 'sejak kapan kantor kamu pindah ke tempat makan?'. Awalnya dia hanya membaca pesan ku, tak berapa lama dia mengatakan akan menjelaskn semuanya dan datang ke apartement ku.
Sudah menjadi perjanjian dalam hubungn kami bahwa aku tidak akan pernah mentoleransi kebohongan dalam bentuk apapun. Aku sangat kecewa dan hancur. Saat itu juga ku blokir nomornya, dan aku mengganti pin apartment ku.
Air mataku terus mengalir tanpa perintah, aku tak bisa menahannya. Terasa sangat menyakitkan dan sesak di dadaku, mengingat perjalanan hubunganku selama 4 tahun akan berakhir seperti ini.
Aku tidak tau lagi sudah berapa lama aku menangis dalam selimutku, hingga aku lelah dan tertidur. Namun seseorang membangunkanku, dari suaranya aku tau itu Jihoon tapi aku tidak ingin keluar dari selimutku.
"Yumii~aaaa...yumii-aaa..." ucapnya lembut sambil mengusap kepalaku
Aku tetap diam dan menahan agar suaraku tidak terdengar...
"Sayang bangun dulu sebentar, yuk..." ucap Jihoon lagi lembut
Itu bukan membuatku luluh, tapi membuatku semakin kesal. Bagaimana bisa dengan apa yang sudah dilakukannya dia bertindak seolan olah tidak terjadi sesuatu?
Kuhempaskan selimutku kasar dan menatap Jihoon geram dengan mata sembab ku, namun aku sangat terkejut. Saat ini di dalam kamarku bukan hanya ada Jihoon namun ada para sahabatku dan juga sahabat Jihoon.
Mereka berdiri disamping ranjangku menggunakan topi pesta sambil menyanyikan lagu selamat ulamg tahun, dan hoshi yang paling bersemangat sambil memegang kue ulang tahun.
Aku mengerjapkan mataku berulang kali, menatap mereka semua bingung. Tapi mereka semua termasuk Jihoon tertawa bahagia melihat wajahku yang sudah tidak karuan.
"Selamat ulang tahun ya sayang" kata Jihoon mengecup keningku lalu membawaku masuk dalam pelukannya membuat sahabat kami berteriak dengan semangat.
Sampai disini aku masih belum bisa mencerna situasi yang ada... "Emang gue ulang tahun?" tanyaku polos membuat mereka semua tertawa
"Mi, lo kalau mau marah, marah sama ka Jeonghan ya... dia yang idein semua ini" laporan dk tiba tiba
"Maksudnya?" tanyaku belum paham
"Itu postingan yang tadi kamu kirim, itu ka han yang buat" jelas Jihoon yang langsung mendapat pukulan sayang dariku dengan keras tentunya karna aku benar benar kesal
"Adduuhhhh sakit" keluhnya dan refleks ku usap cepat, membuat Jihoon tersenyum hangat
"Sumpahhhh gak lucu banget, ngeselin... gue aja gak inget gue ultah..." keluhku kesal
"Ji buruan kasih kadonya..." kata ka Han sambil tersenyum jahil kepadaku
"Gak usah senyum senyum ka, males gue sama luuu" cibirku kesal
Tiba tiba Jihoon turun dari ranjangku, mengambil sesuatu dari saku hoodienya. Posenya saat ini membuat hatiku berdebar, pasalnya ini sama seperti adegan romantis... aku yakin kalian sudah bisa membayangkannya bukan.
Yaaappppp, Jihoon mengeluarkan sebuah kotak kecil dan membukanya didepanku. Tak ada kata kata romantis atau pembukaan panjang lebar, dia hanya mengatkan
"Ambil, dan kita menikah bulan depan"
Semua orang bersorak, aku tidak bisa mengartikan sorakan tersebut. Pasalnya aku masih butuh waktu memproses kata kata Jihoon, ini tidak terdengar seperti sebuah lamaran namun sebuah perintah.
Aku menahan tawa, karna melihat wajah ka han yang kecewa dengan kata kata Jihoon. Aku yakin dia sudah membriefing Jihoon dengan kata kata romantis, namun Jihoon hanya menjadi dirinya sendiri saat ini, dan aku sangat senang akan hal itu. Karna ini akan menjadi lamaran yang sangat aneh bagiku jika Jihoon mengucapkan kata kata romantis hahahaha
Bukan berarti dia tidak romantis, namun Jihoon punya caranya sendiri untuk mengungkapkan rasa sayangnya dan menurutku itu sangat romantis dan juga seksi.
"Apa yang kau pikirkan, cepat ambil" ledek Jihoon lagi
"Yaaakkk Jihoonnaaaa, kenapa kau merusaknya dengan kata kata seperti itu" rajuk ka Han kesal mendapat respon tawa dari yang lain
"Makanya udah stop ngajarin uji yang gak gak ya ka, ini baru Jihoonnya aku" belaku sambil mendekap kedua pipinya.
Ku ambil cincinnya, dan kuserahkan kepada Jihoon. Wajah bahagia dan juga lega bisa aku lihat dari wajah Jihoon yang tentu saja berusaha ditutupinya, dia sangat menggemaskan dengan cara yang sexy. Jihoon memasangkan cincin tersebut di jariku, lalu menarikku masuk dalam pelukannya.
"Selamat ulang tahun, dan makasih udah terima aku" ucapnya lembut
"Makasih juga untuk semuanya ya hoon, aku sayang kamu..."
"Aku sayang kamu juga..."
"Tapi kamu tetap harus bayar kebonongan kamu yang tadi" ancamku dalam bisik dan membuat Jihoon tertawa lalu mengangguk setuju.
Fin ~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Woozi Imagine (one/two-shot)
FanfictionKumpulan oneshot/twoshot AU Woozi Seventeen a.k.a Lee Jihoon. Semua yang di update di sini akan di update ke twitter terlebih dahulu. Jika kamu suka dengan ceritanya, boleh klik vote nya ya. Jika ada masukan, saran, ataupun suara hati setelah membac...