Sebuah Penantian (2)

389 29 0
                                    

Jihoon beranjak untuk masak dan aku kembali terlelap dalam tidurku, sampai Jihoon membangunkanku.

"Sayang ayo bangun..." kata Jihoon sambil mengusap kepalaku

"Jii kan udah aku bilang jangan panggil gitu..."protesku

"Dari tadi aku pangiil nama kamu, kamu gak mau bangun.. baru panggil sayang langsung bagun..." tutur Jihoon

"Oke sayang..." jawabku gemas seraya menyerah, dan sukses membuat Jihoon tertawa

Jihoon menyuapi ku bubur, sambil menceritakan hal hal lucu. Saat dirumah kami lebih sering membicarakan hal hal ringan dan berusaha tidak membahas pekerjaan.

"Akhirnya cerita kamu ada yang baru, biasanya cerita lucu itu itu lagi" ledekku

"Tadi sambil masak aku sambil cari cerita lucu..." jelasnya

"Ji, kamu tuh bucin banget sama aku ya?" ledekku lagi

"Iya lahhh..." jawabnya semangat

Jihoon adalah pria paling terbuka yang pernah aku kenal, dia selalu mengatakan apapun isi hatinya kepadaku. Sebelum kami resmi menikah Jihoon menjelaskan tentang prinsip pernikahan menurutnya, dia mengatakan bahwa keterbukaan dan komunikasi adalah penting.

Itu yang menyebabkan kami jarang dan hampir tidak pernah bertengkar. Saat aku memberikan marah karena kodeku tak bersambut, dia akan membujukku dan berusaha mencari clue secara terang terangan... mengingat ingat hal itu membuat aku gembira... Jihoon benar benar polos saat berurusah tentang cinta

"Kamu gak malu apa ji?" tanyaku heran

"Emang kamu malu kalau bucin sama aku?" tanyanya ringan

"Ya ngak lah, tapi kamu kan laki laki ji.. biasanya..."

"Mana ada laki laki biasa yang bisa dapetin kamu..." potong uji

"Ihhh apa sihhh...." Protesku geli

Jihoon hanya tertawa dan beranjak menaruh mangkuk bubur ke dapur.

Aku membaringkan diri lagi, sebenarnya aku khawatir bagaimana makan malam Jihoon tapi saat ini kepalaku masih sangat berat. Tak lama kemudian Jihoon masuk dan berbaring di sampingku.

"Loh ji kamu gak makan?"

"Aku udah makan tadi" jawabnya singkat dan memelukku

"Kamu makan apa? Kapan makannya? Jangan bohong..." protesku

"Ya ampun sakit aja masih cerewet ya..." ledek Jihoon

"Emang pernah aku bohong?" tanya Jihoon ringan

"Ya gak sih... tapi..."

"pas mau masak aku pesen makanan dulu.. aku tuh masak bubur cepet, kamu udah aku bangunin susah banget... jadi aku makan duluan... baru aku bangunin kamu lagi buat suruh kamu makan, baru deh kamu bangun.. laporan selesai..." kata Jihoon semangat

"Uuuuu kerja bagus sayangnya aku..." kataku gemas sambil mengelus kepalanya

"katanya gak mau pake sayang..." protes Jihoon

"Kalau aku yang pake boleh..." kataku tak mau kalah

Jihoon memasang wajah protes, namun aku tak mau kalah...

"Okee kamu memang..." kata Jihoon mengalah dan memelukku lagi

Kami berdua pun berbaring dalam diam, aku bisa merasakan detak jantung Jihoon berdetak dengan normal membuatku semakin nyaman. Aku rasa dia sudah masuk kedalam tidurnya, sementara aku masih terjaga mungkin karna sudah terlalu banyak tidur...

Woozi Imagine (one/two-shot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang