Setiap orang pasti menantikan hari sabtu, dimana kita bisa menikmati waktu sendiri dengan melakukan hal hal yang disukai. Aku pun begitu, pagi ini aku bangun dengan perasaan bahagia, aku sudah merencanakan banyak hal. Tapi tiba tiba sebuah panggilan tak terduga masuk, dan ini adalah awal dari perubahan dunia ku.
"Eumm ji, kenapa?"
"Gue mau ke rumah lo"
"Sejak kapan lo mau kesini pake bilang, biasanya juga masuk kamar gue aja gak pake ngetok... kesambet lo?"
"Sama nyokap bokap"
"Hah? Tumben... mau ngapain?"
"Dah buruan mandi, pake baju yang bagus"
"Apaan sih... anjir gue udah niat gak mandi pagi ini ya jiiiiii"rengekku kesal
"Jorok lo... mandi sana"
"Berisik, bodo"protesku lalu mematikan sambungan telfon
Aku terduduk di pinggir ranjangku menatap keluar jendela dan berpikir, apa yang membuat Jihoon datang kerumahku bersama dengan orang tuanya.
Fyi, aku dan Jihoon sudah bersahabat sejak kecil, kalau kalian bilang tak ada persahabatan yang murni diantara laki laki dan perempuan, kalian salah. Kami adalah saksi hidup bahwa hal itu tidak benar hahaha
Kami bertetangga sejak kecil, namun 3 tahun lalu aku dan keluargaku pindah karena ada masalah dengan bangunan rumah kami yang sudah sulit untuk di perbaiki. Tapi meskipun begitu tak membuat aku dan Jihoon menjauh, Pasalnya Jihoon selalu menjemput ku untuk pergi ke kampus bersama, atau kadang kami gantian.
Orang tua kami tentu sudah saling mengenal dengan baik, bahkan aku sering pergi bersama bunda Jihoon untuk belanja. Di sisi lain Jihoon sering pergi main baseball bersama appa ku. Kami punya hubungan yang sangat sangat baik, sudah seperti keluarga kalau aku rasa.
Meskipun sangat malas, tapi tetap ku langkahkan kakiku menuju kamar mandi. Untuk menghargai tamu yang akan datang, kalau Jihoon saja aku tak peduli. Namun yang masih menjadi beban pikiranku, untuk apa ayah dan bunda Jihoon datang di hari sabtu pagi seperti ini.
Setelah selesai mandi dan bersiap, kulangkahkan kakiku menuju ruang keluarga. Disana appa dan eomma sedang menonton tv bersama.
"Wihhh tumben anak appa sabtu pagi udah cantik, biasanya membusuk di kamar" ledek appa mendapat sambutan tawa dari eomma
"Loh appa sama eomma gak tau?"tanyaku bingung
"Gak tau apa?" tanya eomma tak kalah bingung
"Tadi uji bilang dia mau kesini sama ayah bundanya, aku kira udah janjian sama appa eomma?"
"Hah? Gaaakk, gak ada ngomong apa apa?" jawab eomma panik sambil menuju ke kamar, sedangkan appa langsung mengambil telfonnya untuk menghubungi orang tua Jihoon.
Seketika keadaan menjadi sedikit panik, orang tuaku bersiap siap seperti ingin menyambut tamu penting. Tak lama kemudian Jihoon dan orangtuanya sampai dirumahku.
Aku menyambut mereka dengan hangat kecuali Jihoon, pasalnya saat ini dia tidak menggunakan pakaian rapih sama sekali. Dia hanya menggunakan kaos oversize kebanggaannya dan celana sepahanya tak ketinggalan jaket hitamnya. Setelah mempersilahkan ayah dan bundanya untuk duduk, aku menarik Jihoon dan berbisik kepadanya.
"Lo bilang pake baju bagus ya, kenapa lo santai banget anjir" protesku membuat Jihoon tertawa bahagia
Kucubit pinggangnya, namun dengan senyum seolah olah tak terjadi apapun"Ihhh sakit sakitt... hahahahahaa" keluh Jihoon
"Wahhh anak bunda makin hari makin cantik aja ya" puji bunda Jihoon
KAMU SEDANG MEMBACA
Woozi Imagine (one/two-shot)
FanfictionKumpulan oneshot/twoshot AU Woozi Seventeen a.k.a Lee Jihoon. Semua yang di update di sini akan di update ke twitter terlebih dahulu. Jika kamu suka dengan ceritanya, boleh klik vote nya ya. Jika ada masukan, saran, ataupun suara hati setelah membac...